Mohon tunggu...
Pandu Aji Wirawan
Pandu Aji Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Professional Jobless

Suka nulis di beberapa blog, diantaranya ada http://www.panduaji.net yang isinya cuma sekedar catatan perjalanan hidup. Selain itu juga mendokumentasikan tempat-tempat menarik Blitar di https://mblitar.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Nilai Tukar Dollar Terhadap Nasi Pecel

10 September 2015   09:02 Diperbarui: 10 September 2015   23:03 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi aku naik sepeda keliling Kota Blitar. Sebuah kota kecil yang lumayan terkenal gegara RI 1 menetap di sini untuk selamanya (semoga). Langit pagi ini tak begitu bershabat, berawan mendung. Hingga akhirnya aku enggak dapat gambar yang lumayan bagus. Memang, seringkali aku menikmati pagi hanya untuk mengabadikan sebuah moment yang sebenarnya bisa terulang setiap hari, istilah keren moment ini adalah sunrise. Matahari Terbit.

Setelah cukup lelah bersepeda keliling kota Blitar, akhinya kuputuskan untuk segera pulang karena perut sudah mulai protes sejak semalam belum kemasukan nasi. Akhirnya kuputuskan untuk belok ke warung nasi pecel di sekitar pangkalan tukang becak dengan pilihan lauk vegetarian.

Dollar Naik, Nasi Pecel Semakin Murah!

[caption caption="Nasi Pecel"][/caption]

Meskipun aku termasuk orang yang cukup berbahagia gegara dollar terus menguat, banyak orang yang takut akan hal ini. Toh, meski dollar naik, bumbu pecel di warung ini tetep aja pedes seperti beberapa waktu lalu. Sambil mencairkan suasana untuk membuka obrolan aku bertanya kepada ibu yang jualan nasi pecel :

Aku : "Buk, Lombok murah to? Kok panggah pedes ae pecel e ?" (Bu, apakah harga cabai murah? Kok tetap pedas nasi pecelnya)

Ibuknya : "Jane yo ora mas, regane lombok panggah larang, tapi wes kadung kulino ora iso ngelongi lombok e" (Sebenarnya ya enggak mas, harga cabai masih mahal, tapi karena sudah terbiasa enggak bisa mengurangi cabainya).

Bapaknya : "Kadang ngono wes dikurangi mas, tapi yo sek ditambahi maneh. Maleh rasido di kurangi lombok e" (Kadangkali sudah dikurangi mas (cabainya), tapi ya masih ditambah lagi. Sama saja enggak dikurangi cabenya).

Itulah dialog pembuka obrolan ringan tadi pagi dengan ibu penjual nasi pecel dan bapak yang juga sarapan bersamaku di warung tersebut.

Sarapanku tadi pagi cuma Nasi Pecel dengan lauk telor dadar dan rempeyek yang ditambah dengan segelas teh hangat. Total uang yang harus aku bayar cuma Rp. 5.000 . Itu pun makan sudah kekenyangan. Murah bukan?

Kalau beli pakai dollar, harga satu porsinya enggak sampai $ 0.5 lho. Itu kalau satu dollarnya dihargai sebesar 14000. Apabila nilai tukar dollar semakin kuat terhadap rupiah, maka bisa dibilang harga nasi pecel makin murah. Karena nasi pecel itu akan jarang banget naik. Naiknya harga nasi pecel dalam satu tahun mungkin hanya sekitar seribu rupiah. Itu pun biasanya mengambil moment lebaran sebagai titik kenaikan makanan semacam ini.

Kudunya para pecinta nasi pecel seperti aku ini semakin bahagia ketika dollar semakin menguat. Ini tandanya harga nasi pecel akan semakin murah. Karena orang yang jualan nasi pecel enggak pakai dollar, mereka cuma pakai rupiah. Sekarang malah banyak yang pada protes gegara dollar menguat.

Orang Kecil Jarang Mengenal Dollar

Boro-boro megang dollar, lihat secara live aja mungkin enggak pernah. Sayangnya banyak yang memprotes ketika dollar semakin naik, rakyat kecil semakin tercekik. Nyatanya Ibu penjual pecel pun enggak merasa dirugikan, padahal secara materiil nasi pecelnya harganya semakin murah di tengah naiknya harga bahan baku seperti cabe.

Oh iya, aku lupa nyebutin kalau ibuknya enggak pakai dollar sebagai alat tukarnya, Dia tetep pakai rupiah. Belanja ke pasar pakai rupiah, orang yang beli juga tetep pakai rupiah. Alhasil, dollar enggak pengaruh sama penghasilannya yang apabila dihitung pakai dollar semakin menurun.

Akupun jadi mikir, sebenarnya rakyat kecil bagian mana yang tercekik dengan nilai tukar dollar yang semakin menguat? Nyatanya sampai saat ini meski nilai dollar menguat harga BBM juga enggak naik. Atau ini sebuah pembenaran aja buat golongan menengah yang suka belanja dengan pricetag dollar. Mereka semakin tercekik gegara enggak bisa mendapatkan barang-barang branded dengan harga terjangkau bagi mereka.

Beli Pecel Enggak Pakai Dollar Kok

Menurutku enggak perlu terlalu takut sama nilai tukar dollar yang semakin menguat, karena nasi pecel akan semakin murah (alesan ini lagi) :D. Mungkin yang bikin kelihatan semakin mahal itu kebutuhan pokok yang masih aja impor. Seperti beras impor, kedelai impor dan sapi impor. Secara, mereka impornya bayar pakai dollar jadi bisa jadi ngaruh banget sama harga jualnya.

Kalau aja beras, kedelai dan sapi enggak perlu impor, nilai tukar dollar terhadap rupiah enggak mempengaruhi harga bahan pokok bukan? Darimana coba mempengaruhinya kalau aja beras nanem sendiri beli pukpuk, eh pupuk pakai rupiah, manen pakai rupiah, jual beras pakai rupiah dan belinya juga pakai rupiah. Masih ngaruh kah nilai dollar terhadap rupiah? Semoga swasambada di berbagai bidang bisa segera terwujud. 

Ketika pengguana dollar mikir di Indonesia segalanya tersedia dengan murah. Mereka bakal berbondong-bondong juga investasi (lagi) ke Indonesia karena menguntungkan. Masuk lagi deh para investor yang bakal nyuntik dana dollar ke Indonesia. Ntar lama-lama juga mata uang rupiah bakal nguat dengan sendirinya.

Kurangi aja beli barang barang dengan pricetag dollar kalau emang enggak mampu, daripada nyinyir semua kok yang di salahin dollar yang semakin kuat? Kalau nonton doraemon, masa iya Jayen selalu disalahkan gegara menindas Nobita? Atau malah nobita yang disalahkan gegara enggak bisa ngimbangin Jayen?

Catatan : Aku bukan seorang pakar ekonomi, apalagi pakar mantan dengan tulisan yang selalu menggelitik asyik dan seru. Aku cuma nulis apa yang aku pahami. Mungkin kalau ada salahnya emang aku nggak terlalu ngerti tentang ekonomi, meski dulu sering ikut ngoreksi pilihan ganda ulangan ekonomi anak SMA :D. Aku cuma pengen berbagi uneg-uneg dengan enggak membesar-besarkan nilai tukar rupiah yang semakin melemah. Itu aja sih.

Salam nasi pecel,

Pandu Aji Wirawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun