Mohon tunggu...
Berita Nduga
Berita Nduga Mohon Tunggu... Relawan - Pemandangan senjah nduga

artikel berdasarkan fakta

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pejabat di Jakarta Menganggap Pelanggaran HAM di Papua Biasa-biasa Saja

30 Desember 2019   16:10 Diperbarui: 30 Desember 2019   16:13 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan hal itu menurut seorang pembela ham mengatakan kalau kita lihat dari sisi kemanusiaan  tidak salah, karena dia sebagai seorang pemimpin yang dipilih oleh Rayat, siap menyatakan mundur dari jabatannya karena demi  rayatnya yang sedang mengalami krisis kemanusiaan yang luar biasa, hingga sampai nasip warga penduduknya tidak jelas dan tergantung di kabupaten lain.

Dari kaca mata  kemanusiaan kita layak untuk memberikan aspresiasi yang sangat tinggi kepada beliau, karena beliau mundur bukan karena kepentingan jabatan Politik praktis, tetapi berani meletakan jabatan sebagai wakil Bupati hanya demi kepentingan kemanusiaaan terhadap masyarakat Nduga dan Papua pada umumnya.

Menurut Theo Hesegem siapapun pemimpin yang mencintai rayatnya pasti ia akan meletakan jabatannya,  karena demi kepentingan rayatnya, dan dia adalah pemimpin yang hebat, pemimpin yang sejati dan pemimpin yang bijak, dan pemimpin yang luar biasa, dari sisi kemanusiaan.

Menurut pembela ham itu, Wakil Bupati Nduga adalah merakyat,  paklawan kemanusiaan yang sejati, dan dihargai  dan di hormati oleh semua orang, karena dia   berani dan  siap meletakan dan  mengorbankan dirinya untuk demi kepentingan masyarakat Nduga.

PANDANGAN YANG BERBEDAH

Pandangan yang berbeda terjadi di kalangan elit Politik di jakarta, bahwa pengunduran diri yang dilakukan saudara Wakil Bupati Kabupaten Nduga, seolah-olah berkaitan dengan isu Politik Papua merdeka dan mendukung kelompok Organisasi Papua Merdeka, OPM atau TPNPB Tentara pembebasan Nasional Papua Barat.

Pada tanggal 23 Desember 2019, saat wakil Bupati menyatakan lepas dari jabatannya, waktu itu saya ada disana bersama  Danrem 172 Papua, saya melihat dan menyaksikan sendiri, bagimana kesan pesan yang disampaikan oleh Wakil Bupati segaligus berani untuk melepaskan jabatan bukan karena isu politik praktis atau papua merdeka, menurut saya  tidak. Ia menyatakan sikap lepas  dari Jabatan demi masyarakatnya,  yang telah  meninggal dan itu disampaikan di Depan Danrem masa pendemo dan depan Danrem 172 Papua, Binsar Panjaitan serta didepan masa yang hadir pada saat itu.

Waktu itu Danrem 172 sampaikan bahwa sikap saudara Bupati mengundurkan diri adalah demi kepentingan rayatnya dan saya sangat mengerti, sikap yang disampaikan saudara wakil Bupati

Waktu itu juga Bupati Kabupaten Nduga Yairus Gwijangge, sampaikan bahwa, dirinya juga telah menyetujui dan merekomendasikan, kepada pihak TNI/POLRI bahwa silakan perang dengan OPM atau TPNPB dan silakan tentukan tempat dimana  kalian mau perang terbuka. Sehingga perang bisa dilakukan dilapangan terbuka.

Menurut Bupati dirinya sudah pesan kepada kedua belah pihak, kalau perang dilancarkan diharapkan agar masyarakat sipil tidak mengalami korban jiwa. Namun saya mendengar  banyak masyarakat sipil yang tidak tau apa-apa  jadi korban jiwa.

Tetapi kenyataan dilapangan sangat berbeda dengan apa yang saya sampaikan.
Kami sudah datangi ke jakarta menawarkan kepada pemerintah Pusat untuk minta melakukan penarikan pasukan, namun hal itu tidak ditanggapi serius dan dianggap biasa-biasa oleh pemerintah Pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun