Oleh : Ndr Ayu Nurdiana
Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) resmi dibuka oleh pemerintah bulan ini. Sejumlah formasi di berbagai lembaga dan kementrian telah diumumkan kepada masyarakat Indonesia.Â
Tak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, seleksi peneriman CPNS masih ramai diburu dan diminati banyak orang.Rupanya, profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi kebanggaan tersendiri bagi kebanyakan orang. Entah sebab seragam PNS yang dianggap bergengsi, atau karena label yang melekat bahwa pegawai di pemerintahan adalah posisi yang aman dan tak mudah diberhentikan.
Menurut Kemenpan RB, belum genap seminggu pendaftaran dibuka, sudah ada 2,3 juta orang membuat akun pelamar. Seleksi penerimaan CPNS ini dapat diikuti oleh angkatan kerja berusia mulai dari 18 tahun hingga 35 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak anak muda fresh graduate Indonesia yang mendaftar sebagai CPNS sebagai profesi pertama setelah lulus dari bangku perkuliahan. Namun, tak sedikit pula generasi millennial yang malah tidak tertarik dan lebih memilih pekerjaan lain daripada harus ikut berbondong-bondong mendaftar CPNS. Berikut alasannya:
PNS adalah profesi dengan waktu yang mengikat
Dengan segala kemudahan dan banyaknya jalan praktis di era sekarang, banyak anak muda millennial lebih memilih untuk menggeluti pekerjaan yang bebas waktu atau biasa disebut juga sebagai freelancer atau di perusahaan swasta, hal ini disebabkan karena PNS dianggap tidak fleksibel bagi mereka yang tidak terlalu mengutamakan efektifitas tepat waktu dalam bekerja.
Belum lagi para PNS yang durasi bekerjanya diatur, baik jadwal datang, hingga jadwal istirahat dan pulang kembali ke rumah. Konsekuensi datang pagi-pagi setiap hari dirasa cukup berat bagi sebagian anak muda. Saat kuliah dulu, mereka bisa memilih kelas dengan jam kuliah yang beragam sehingga tidak harus selalu pagi-pagi ke kampus seperti PNS yang jam kerjanya adalah senin-jum'at.Â
Alasan- alasan klasik lainnya semisal hambatan dalam perjalanan yang membuat mereka terlambat, seperti terjebak macet, perangkat kendaraan yang bermasalah, dan lainnya. Bisa-bisa keterlambatan itu harus siap mendapatkan konsekuensi pemotongan gaji dengan persentase tertentu.
Sudah saatnya membangun usaha sendiri
Jika banyak orang masih bercita-cita menjadi PNS karena gaji dan hidup yang dijanjikan terjamin, ternyata banyak pula kaum muda malah lebih banyak tertarik untuk mulai membangun usahanya sendiri.Â
Hal ini karena sebagian orang menganggap bahwa PNS adalah cita-cita yang sudah lama didambakan orang sejak zaman dahulu. Bahkan sudah menjadi cita cita kakek-nenek dan paman-bibi mereka. Dan zaman teknologi seperti ini sudah saatnya bagi generasi penerus untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Yah, hitung-hitung berbagi rezeki.
Kemungkinan lolos yang sangat kecil
Banyaknya pendaftar CPNS jika dilihat sangatlah tidak sebanding dengan jumlah posisi yang dibutuhkan di kementrian atau lembaga pemerintah. Oleh sebab itu, kemungkinan lolos dianggap sangat minim.Â
Belum lagi banyaknya dana dan waktu yang terkuras untuk menyiapkan segala macam persyaratan pendaftar yang lumayan melelahkan. Sangat tidak efektif jika terbuang begitu saja dibandingkan dengan profesi lain yang banyak digeluti anak muda zaman now yang cenderung tidak begitu susah diperebutkan.
Tak ingin hak birokrasi juga diatur
Menjadi PNS berarti siap pula menjadi bagian dari birokrasi pemerintah. Seperti halnya terkait kepegawaian, keuangan, koordinasi dengan mitra dari instansi pemerintah lain atau pihak swasta, penyusunan surat resmi berkop institusi, dan lain sebagainya.
Hal ini juga berarti para pegawai baru diharapkan pula untuk segera mengerti terhadap berbagai aturan tersebut agar tidak berdampak pada terjadinya masalah-masalah serius dalam pekerjaan, yang sudah jelas hal-hal seperti ini tidak pernah didapatkan anak muda di bangku kuliah. Bahkan dalam hal politik, PNS tidak boleh terpengaruh dari semua golongan dan tidak boleh terlibat dlam politik praktis.
Generasi muda lebih suka profesi yang membuat dirinya berkembang
Kreatifitas dan sifat generasi millennial yang cinta akan inovasi baru juga menjadi alasan mengapa lebih memilih untuk meninggalkan persaingan dalam ikut seleksi CPNS.Â
Mereka menganggap bahwa sebagai PNS maka harus siap menghadapi siklus pekerjaan yang itu-itu saja dan menimbulkan rasa cepat bosan bagi kebanyakan anak muda yang gemar akan tantangan dan perubahan.
Selain itu, pekerjaan seperti PNS membuat pemuda akan cekatan pada satu hal saja ketimbang profesi lain yang sedikit banyaknya membuat skill/keahlian bertambah.
Tidak dapat mengendalikan hidup sendiri
Salah satu poin yang mau tak mau yang dipertimbangkan kaum muda adalah kesiapan diri untuk dipindahkan dan ditugaskan dimana saja dan harus meninggalkan keluarga dan aktivitas terkait tempat yang biasa dilakukan. Banyaknya kewajiban dan tanggunng jawab sebagai abdi negara juga penting untuk dipikirkan secara matang. Inilah mengapa menjadi PNS bukan satu-satunya pilihan.
Bergantung pada negara dan gajinya yang cenderung datar
Memilih menjadi seorang PNS berarti siap menaati segala aturan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, mulai dari alokasi, waktu, seragam, dan lain sebagainya.Â
PNS juga wajib melaporkan harta kekayaannya setiap tahun dalam bentuk Laporan Hasil Kekayaan Aparat Sipil Negara (LHKASN) yang mana dari laporan ini akan dinilai hasil kekayaan maupun ada atau tidaknya hutang piutang seorang pegawai. Ini berbanding terbalik dengan banyak pekerjaan-pekerjaan yang dibangun oleh anak muda yang berkembang pesat tanpa adanya aturan-aturan seperti itu.
Selain itu, hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah gaji PNS yang tidak mudah untuk naik begitu saja. Apalagi jumlah gaji pertama yang tidak begitu memuaskan jika dibandingkan pegawai perusaan swasta atau pegawai BUMN.
Waktunya merubah pandangan masyarakat bahwa standar sukses tidak harus PNS
Banyak yang mengatakan bahwa PNS adalah menantu idaman, dapat membanggakan orang tua dan keluarga. Namun tidak lagi di zaman sekarang. Â sudah saatnya menunjukkan kesuksesan anak muda dan merupa pola stereotip seperti itu dari menciptakan label sukses sendiri.
Sungguh sangat disayangkan jika masyarakat Indonesia masih menganggap profesi PNS sebagai sesuatu yang benar harus diperebutkan hingga meremehkan pekerjaan lain yang padahal bisa saja prospek keberhasilan dan jaminan masa depannya lebih terjamin. Sudah banyak kita lihat buktinya, mulai dari membangun perusahaan tekstil dari yang hanya awalnya memanfaatkan lahan pemasaran online, produk makanan, agen tour, dan masih sangat banyak lagi.
Terlepas dari beberapa hal tersebut, setiap profesi dan pekerjaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan serta resiko masing-masing. Tergantung dari sudah seberapa bijakkah kita sebagai generasi muda harapan Indonesia menentukan nasib dan masa depan kita sendiri. Kemana arah, tujuan, dan cita-cita demi menggaoai sukses moriil dan materil.
Untuk yang berprofesi sebagai PNS, selamat bergabung dan semoga menjadi abdi negara yang amanah dan kompeten sehingga dapat melaksanakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya demi terwujudnya Indonesia maju dan berjaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H