Mohon tunggu...
Widyawati
Widyawati Mohon Tunggu... Editor - Read and Eat

Hebat dimulai ketika kamu memutuskan untuk menjadi dirimu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Urgensi Bulu Mata dan Antrean SIM

26 Agustus 2019   13:04 Diperbarui: 26 Agustus 2019   13:14 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulu mata dan perpanjangan atau pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) memang dua hal berbeda tapi mampu menyejukkan hati saat antrean membludak di Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) Colombo,Surabaya. Bagaimana tidak? Selasa (20/8/2919) tiba di lokasi pukul 08.20, nomor antrean sudah mencapai 181 orang untuk perpanjangan SIM saja. Belum termasuk pembuatan SIM baru yang sudah mencapai angka 200 orang.

Yup..seperti santer diberitakan media massa maupun media sosial, sejak sekitar lima hari lalu dengan alasan kehabisan material SIM, Satlantas Polrestabes Surabaya menutup sementara layanan SIM keliling dan SIM Corner. Pengurusan SIM kembali dipusatkan di Satpas Colombo. Bisa dibayangkan hiruk pikuknya saat warga Surabaya yang membutuhkan SIM baru atau perpanjangan tumplek blek di satu lokasi. Padahal sebelumnya terbagi di sekitar 5 layanan SIM Keliling dan SIM Corner.

Karena tak mungkin bisa dipending, mau tidak mau, suka tidak suka, bahagia atau grundel, masyarakat yang berkepentingan dengan SIM hadir di Colombo. Setelah selama ini dimajakan dengan SIM keliling dan SIM corner, kondisi saat ini menjadi 'kado' kurang menyenangkan bagi warga. Selain antrean makin panjang, fisik atau kartu SIM tidak langsung jadi, karena harus diambil 3 minggu dari pengurusan. Sebagai gantinya, pemohon SIM mendapat surat keterangan sementara (Suket).

Beberapa warga yang biasanya datang ke Taman Bungkul atau Bratang sambil lalu ke kantor atau menunggui anak sekolah, sekarang harus mengunjungi sudut bagian Utara Surabaya. Warga yang sebelumnya bisa memperpanjang SIM sambil jalan-jalan dan belanja di mall, harus mau antre duduk berjajar, bahkan banyak yang berdiri dan klesetan di depan toilet, menunggu nomor antrean dipanggil.

Sebagai salah satu pengantre, yang baru kali pertama memiliki pengalaman memperpanjang SIM di Colombo--baru sekali ke Colombo saat pembuatan SIM--lelah, letih, lesu campur aduk jadi satu. Lelah karena sempat melakukan 'stand up'--sayangnya bukan comedy--satu jam lebih karena tempat duduk penuh. Letih mata ini melihat layar monitor yang menunjukkan angka antrean sangacukup kecil--TV LCD sekitar 15 inc. 'Lesu' dalam bahasa Pantura yang artinya lapar, karena belum sempat sarapan dari pagi. Padahal untuk keluar masuk lokasi tidak boleh sembarangan. Selain dilengkapi tanda pengenal dan hanya individu yang mengurus SIM yang boleh masuk. Pengantar dipersilakan menunggu di tenda luar yang telah dilengkapi dengan kursi. Dan bila sudah di dalam ruangan, bila ada perlu ke luar, misal fotokopi, maka Anda harus berputar lewat pintu belakang. Dilarang potong kompas, melalui pintu masuk. Ribet? iyes. Tertib? of course.

Di tengah lemah, letih, lesu tadi beberapa hal di sekitar kita bisa memicu senyum atau bahkan elusan dada. Untuk menghibur diri, saya lebih suka memperhatikan hal-hal yang membuat hati riang. Salah satu yang menarik mata dan bibir adalah kaum kekinian dan sosialita yang hadir di Colombo benar-benar tampil cetar. Tak hanya pipi merona merah jambu dan hells 10 cm, tapi bulu mata lentik.

Pada awalnya saya berfikir, masih sempat ya mereka bersiap-siap se-prima itu. Pertanyaan selanjutnya di hati, mereka tahu kan SIM Corner kali ini bukan di pusat perbelanjaan, tapi di daerah deket Pelabuhan Tanjung Perak yang 'hot potato's'. Bahkan, saat saya mampir ke toilet ada deretan para gadis yang membenarkan bulu mata palsu. Mereka yang berkacamata pun rela bulu mata palsunya 'bertabrakan' dengan lensa. Beberapa memoles kembali bedak dan gincu setelah mendapat nomor registrasi foto.

Bagai tersiram air di musim kering, ternyata oh ternyata, saya mendapat jawabannya saat masuk ruang foto. Petugas telah menunggu dengan kamera DSLR canggih. setelah scan sidik jari dan tandatangan, petugas meminta kita melepas kacamata dan 'jepret' foto pun langsung terpampang nyata.

Setelah melalui antrean panjang hampir 4 jam, bagi yang tidak sempat melakukan touch up make up atau bahkan tidak mengenakan kosmetik waterproff, dipastikan wajah yang terlihat di layar komputer akan memperjelas perjuangan Anda sebagai warga negara yang baik untuk mendapatkan SIM. Tapi bagi yang sudah bersiap tampil cantik, selamat...SIM Anda layak untuk ditaruh bagian depan dompet.

Walhasil, urgen mana bulu mata palsu atau kembalinya layanan SIM Corner dan Keliling? Saya pribadi memilih kembalinya bapak dan ibu ptugas ke Tunjungan Plaza, Taman Bungkul dan fasilitas umum lainnya. Dengan membagi layanan di banyak titik, tentunya efektivitas akan terbentuk.

Dan satu lagi yang tak kalah penting bagi saya, di manapun lokasinya, saya tidak akan lupa untuk berdandan secantik mungkin. Biar SIM-nya tampak cetar, jadi bila ada operasi Zebra tidak mengeluh, karena minimal bisa pamer wajah ala artis Korea. (Bersambung ya, karena setelah antre seharian, saya harus menunggu 21 hari lagi untuk melihat hasil cetakan alias fisik SIM-nya. Sabar...)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun