Mohon tunggu...
Djumiko
Djumiko Mohon Tunggu... Guru - kepala SMK Negeri 1 Songgom

Pemulung Pengatahuan yang terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Smart School, Sebuah Konsep Transformasi Pembelajaran Era Digital

20 Januari 2021   15:02 Diperbarui: 20 Januari 2021   15:08 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah Covid-19 yang melanda dunia telah berlangsung kurang lebih 1 tahun sejak diumumkan oleh WHO sebagai pandemi. Wabah ini telah banyak mengubah kehidupan sosial masyarakat , dengan tagline : bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Interaksi sosial yang sebelumnya dilakukan secara langsung, perlahan-lahan dibatasi dan beralih ke interaksi virtual. Interaksi virtual inilah yang memaksa masyarakat harus menguasai teknologi digital.

Sebelum pandemi ini terjadi, kita juga telah banyak membaca dan mendengar dari berbagai portal berita, tentang tatanan sosial masyarakat pada revolusi industry 4.0, atau era digital. Pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya melibatkan  banyak manusia, kini akan tergantikan dengan mesin dan robot. Akan terjadi dimana profesi tertentu hilang, karena digantikan dengan mesin. Mengutip apa yang disampaikan oleh Ricard Riley, US Secretary of Education, menyatakan : “We are Curerently preparing student for jobs that don’t yet exist, using technologies that haven’t been invented, in order to solve “ problem we don’t even know are problem yet”. Artinya kurang lebih : Saat ini kami menyiapkan siswa-siswa untuk memperoleh pekerjaan yang belum tercipta, dengan menggunakan teknologi yang belum ditemukan untuk memecahkan persoalan  yang juga belum kita ketahui. Bercermin dari pernyataan tersebut, sekolah harus segera berbenah, mereview ulang kurikulum, merevitalisasi sarana dan prasarana sekolah serta meningkatkan kualitas kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu keniscayaan, pandemi covid-19 hanya trigger yang mempercepat implementasi PJJ. Maka sisi positif dari pandemi ini adalah sekolah dan warga sekolah “dipaksa” untuk melakukan transformasi pembelajaran. Memindahkan ruang-ruang kelas fisik, ke ruang-ruang kelas virtual yang tidak mengenal skat-skat dinding pembatas. Mengganti coretan-coretan di whiteboard dengan coretan-coretan materi saat tatap muka virtual dengan canvas virtual. Mengumpulkan portofolio hasil belajar yang sebelumnya berlembar-lembar kertas, kini semua portofolio cukup dengan rekaman hasil belajar siswa berupa foto-foto dan dokumen-dokumen softcopy, yang bisa dibuka dan di review kapan saja dan dimana saja.

Platform PJJ telah banyak ditawarkan oleh penyedia layanan PJJ, baik yang berbayar maupun yang gratis. Sekolah juga dapat mengembangkan leaning management system (LMS) sendiri melalui aplikasi open source yang telah tersedia. Bagi beberapa sekolah yang tidak memiliki sumberdaya cukup terkait dengan pengelolaan LMS mandiri, maka solusinya memilih platform PJJ portable yang bisa mendukung ketercapaian kualitas layanan pembelajaran.

Salah satu platform layanan PJJ yang digunakan oleh SMK Negeri 1 Songgom sejak pertama kali kebijakan Belajar dari rumah dicanangkan oleh pemerintah adalah Microsoft 365. SMK Negeri 1 Songgom tidak membuat LMS mandiri, karena tidak mau menyiptakan sampah teknologi dengan banyaknya platform penunjang PJJ yang saat ini banyak di temui, terutama yang dijalankan melalui android. Dengan satu platform, seluruh kebutuhan layanan pembelajaran era digital sudah bisa terpenuhi. Misalnya untuk melakukan tatap muka virtual dan pengelolaan kelas virtual, dari mulai interaksi asyncrounous, pemberian tugas, pengumpulan tugas-tugas, penilaian serta pengumpulan portofolio pembelajaran, bisa menggunakan Microsoft teams. Untuk keperluan evaluasi hasil belajar peserta didik, SMK Negeri 1 Songgom menggunakan mobile exam pro juga masih dari layanan office 365 atau Microsoft 365.

Penggunaan mobile exam pro, tidak hanya untuk keperluan evaluasi hasil belajar, tetapi untuk presensi kehadiran peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik melakukan presensi harian dengan foto selfi menggunakan aplikasi mobile exam pro, dan datanya secara realtime akan direkam pada admin sekolah.

Setiap pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, misalnya saat tatap muka virtual, peserta didik tidak memakai seragam sekolah, rambut bagi siswa laki-laki yang tidak sesuai ketentuan, dan lain sebagainya, akan tercatat oleh aplikasi ini. Guru mata pelajaran atau wali kelas, yang mendapati peserta didik melanggar tata tertib sekolah, maka akan meng-input bentuk pelanggaran tersebut sesuai nama peserta didik yang melakukan pelanggaran. Data tersebut akan terekap dalam akun peserta didik masing-masing.

Orang tua/wali peserta didik dapat memantau perkembangan belajar putra/putrinya secara langsung melalui smartphone dengan login terlebih dahulu menggunakan akun siswa pada opsi orang tua. Hasil pantuan tersebut antara lain kehadiran peserta didik dalam pembelajaran, rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik dan hasil nilai mata pelajaran yang dihimpun oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang disajikan dan terpantau oleh orang tua secara realtime, artinya setiap perubahan input data oleh admin sekolah mengenai perkembangan belajar peserta didik, akan terekam otomatis dan tersaji secara langsung.

Evaluasi hasil belajar peserta didik dengan menggunakan mobile exam pro memungkinkan adanya penguatan pendidikan karakter, terutama karakter integritas. Sebab, saat peserta didik login untuk mengikuti tes evaluasi hasil belajar, baik harian, tengah semester maupun akhir semester, peserta didik tidak bisa melakukan screnshoot, sehingga tidak bisa berbagi soal dengan peserta didik lain yang belum mengikuti evaluasi.

Peserta didik juga tidak bisa keluar dari halaman evaluasi setelah melakukan login, sehingga tidak mungkin untuk browsing jawaban melalui internet atas soal yang sedang dikerjakan. Peserta didik hanya bisa keluar dari halaman evaluasi setelah batas waktu mengerjakan soal telah habis, atau peserta didik melakukan logout dari halaman evaluasi, dan dianggap telah menyelesaikan tes evaluasi hasil belajar. Hasil atau nilai yang diperoleh peserta didik juga akan langsung diketahui. Peserta didik akan tahu skor yang diperoleh dalam evaluasi tersebut, soal mana yang dijawab betul dan soal mana yang dijawab salah.

Penggunaan mobile exam pro untuk penunjang kegiatan evaluasi hasil belajar dan pelaporan perkembangan peserta didik berbasis paperless, juga dapat digunakan tanpa jaringan internet, tetapi dalam 1 radius tertentu yang bisa dijangkau oleh perangkat jaringan nirkabel. Artinya ketika pandemi usai, dan kegiatan pembelajaran berjalan normal kembali, konsep pembelajaran berbasis paperless bisa diterapkan, mulai dari pengumpulan portofolio hasil belajar peserta didik, presensi kehadiran, pelaporan perkembangan belajar peserta didik, serta pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik. Inilah konsep sekolah cerdas atau smart school.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun