Februari 2022, Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa ada kurang lebih 40 juta penduduk di Indonesia yang bekerja di sektor pertanian (serta kehutanan dan perikanan). Sementara pada Agustus 2022 jumlah tersebut turun menjadi sekira 38 juta.
Menelaah lebih jauh laporan dari BPS tersebut, pada Agustus 2022, rupanya terdapat penurunan jumlah penduduk Indonesia (berusia 15 tahun ke atas) yang bekerja, dari berbagai sektor. Untuk sektor pertanian telah berkurang sebanyak 1,93 juta orang.
Belum lagi kita kalau berbicara mengenai petani muda, kabar yang dalam beberapa waktu terakhir mencuat.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), persentase pemuda usia 16-30 tahun yang bekerja di sektor pertanian terus turun, dari 20,79 persen pada tahun 2017 menjadi 18 persen pada tahun 2022.
Di sisi lain, persentase pemuda yang bekerja di sektor jasa terus naik, yakni dari 52,86 persen pada 2017 menjadi 56,82 persen pada 2022.
Melihat kondisi demikian persepsi bahwa dunia pertanian dan peternakan tidak bisa dijadikan harapan sebagai mata pencaharian kian tebal.
Namun sebagaimana goresan jalan hidup dan nasihat orangtua kita dulu, jalan terang akan selalu ada meski berada di lorong-lorong sunyi.
Adalah Rizki Hamdani yang bertekad meyakinkan generasi muda bahwa bertani adalah profesi yang baik juga menjanjikan. Selain bertani, Rizki juga mengajak generasi muda untuk berternak.
Di awali tekad tersebut, Rizki kemudian memulai program di Pondok Fathul Ulum karena pesantren itu tak punya pendidikan formal sebagaimana pondok modern lainnya.
Rizki pun menggagas dan mengembangkan Kelompok Santri Tani Milenial dan sistem pertanian terpadu/integrated farming system (IF). Ia membina para santri untuk bertani dan beternak.
Rizki kemudian mulai merintis kelompok wirausaha sosial yang diberi nama Kelompok Santri Tani Milenial.
Kelompok Santri Tani Milenial ini tak ubahnya sebagai wadah bagi sejumlah pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur, untuk memberdayakan perekonomian santrinya.
Pemberdayaan ekonomi tersebut dilakukan dalam kegiatan bertani, beternak, dan budidaya perikanan.
Berkat usaha Rizki, hingga Agustus lalu, sudah ada 30 kelompok santri tani yang tersebar di seluruh Jombang.
Dampaknya---ini yang setidaknya membuat secercah harapan terhadap petani muda mulai menemui jalan terang---kelompok tani sorgum mengalami peningkatan pendapatan sekitar 60 juta per bulan setelah diberi fasilitas pengolahan pasca-panen untuk menjual produk olahan sorgum di area peristirahatan di Tol Trans Jawa.
Berkat usaha tersebut rasanya tak salah bila Rizki diganjar Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards bidang lingkungan pada tahun 2020.
Selain itu Rizki juga telah menerima penghargaan oleh Kementerian Pertanian.
Adapun SATU Indonesia Awards sendiri merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H