Mohon tunggu...
Fani abidin
Fani abidin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mahasiswa IAIN JEMBER

Nikmati proses kan datang kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dirupsi Santri Milenial terhadap Penggunaan Gadget

20 Maret 2020   11:23 Diperbarui: 20 Maret 2020   11:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan bukanlah hal yang tak layak bagi kalangan generasi muda khususnya terhadap peran santri, namun seakan-akan hal yang menorehkan perkembangan jaman menjadi tolak ukur pada catatan sejarah yang pada era di mana santri di gembleng dengan adanya pengajian kitab kuning, seakan-seakan ilmu yang ia dapat di pesantren dapat di terapkan di masyarakat.

Di samping itu rasa keta'dhiman terhadap Kyai menjadi kebarokahan ilmu yang di dapatinya. Berbeda dengan perkembangan santri di era milenial ini banyak di singgung terhadap prioritas yang di terapkan, seakan-akan menjadi perubahan yang sangat drastis kepada perkembangan di masyarakat.

Tentu saja kita harus bangga menjadi santri di era milenial ini. Yang seakan" tau dengan adanya perkembangan yang membangun persatuan sejarah di nusantara ini.

Maka tak heran peran santri di era milenial ini. Bisa menciptakan hal-hal yang baru, termasuk dengan penggunaan teknologi canggih. akan tetapi rasa keta'dhimannya kepada kyai harus lah ada sebagaimana kita menimbrung ilmu di pesantren yang haqiqatnya harus di terapkan di masyarakat. Menjadi pran penting terhadap penerapan ilmu agama.

Aneka ragam, keunikan santri ke kreatifan, dalam menyikapi berbagai problematika ummat, yang senantiasa menjadi pedoman di kalangan umat milenial ini. Santri milenial ini haruslah bergerak seiring dengan perkembangan jaman artinya,,  kita harus bangga untuk mensyi'arkan agama islam dengan media-media dakwah secara berbeda-beda. Namun tujuannnya tetap sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun