Mohon tunggu...
N DEFA ALWIYYAH IDRUS
N DEFA ALWIYYAH IDRUS Mohon Tunggu... Freelancer - Defa

semua enak kalo kita bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanaman Nilai Agama dan Moral pada AUD Berdasarkan Perspektif Al-Ghazali

21 Juni 2022   18:47 Diperbarui: 21 Juni 2022   18:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode ini sebenarnya berhubungan dengan pujian dan penghargaan. Dalam memberikan hukuman sebaiknya Jangan menyakiti secara fisik, misalnya menampar

mukanya atau menarik kerah bajunya. Pemberian hukuman ini Bertujuan mengubah perilakunya yang kurang/tidak

baik. Kita menghukum karena anak/peserta didik berperilaku tidak baik.

Metode ganjaran dan hukuman merupakan metode yang paling akhir dipergunakan dalam menyampaikan pendidikan akhlak, karena adanya ganjaran dan hukuman merupakan akibat dari adanya sebab baik, sedang hukuman adalah akibat dari adanya sebab buruk. Imam al-Ghazali mengatakan:“tidak setuju dengan cepat-cepat menghukum seorang anak yang salah, melainkan berilah kesempatan untuk perbaiki sendiri kesalahannya, sehingga ia menghormati dirinya dan merasakan akibat perbuatannya. Sanjung dan pujilah pula bila ia melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji yang harus mendapat ganjaran pujian

dan dorongan”

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan Pendidikan agama dan moral anak yang baik bagi anak dengan perspektif Al-Ghazali ialah

  •  peran orang tua 
  • menurut Al Ghazali anak itu  dilahirkan dalam keadaan seimbang dan dengan fitrah yang baik. Ayah ibunyalah yang mewariskan agama yang mereka anut kepadanya, apakah  ia akan bertingkah laku terpuji atau tercela. Al Ghazali  menasehati orang tua agar selalu mendidik anak dan menjauhkan anak dari lingkungan kurang baik, anak dibiasakan untuk menghormati dan rendah hati. orang tua adalah pendidik masa awal keberhasilan pendidikan masa awal apabila orang tua gagal dalam mendidik anak, anak akan tumbuh tidak terarah dan tidak mengenal disiplin.

    • Seimbangkan antara perintah dengan keteladanan
  • Al Ghazali mengatakan bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini, sebab anak-anak dalam usia ini siap untuk menerima akidah agama melalui keimanannya kepadanya. Al Ghazali mengatakan bahwa, agama selayaknya disajikan kepada anak pada masa awal pertumbuhannya agar dihafalkan dengan baik

    • Gunakan metode pengajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya (kecerdasan jamak)
  • Al Ghazali menasehatkan agar guru mencari metode pendidikan yang sesuai dengan usia, minat, dan bakat anak. Guru harus kreatif mempelajari dan mencari cara mana yang bisa diterima atau ditolak murid sesuai dengan bentuk kepribadiannya.

    • Berikan waktu anak untuk bermain
  • Al Ghazali juga mengingatkan baik kepada orang tua maupun kepada guru akan perlunya permainan bagi anak-anak. Al Ghazali tidak menganggap permainan semata-mata sebagai kegiatan bersama yang dilakukan oleh anak. Permainan mempunyai tiga tugas pokok, yang sangat dibutuhkan baik untuk pertumbuhan jasmani maupun intelektualnya. Pertama, permainan membantu untuk menggerakkan tubuh anak serta menguatkan otot-ototnya yang akan membawa pertumbuhan jasmaninya tumbuh dengan sehat. Kedua, permainan membuat hati anak senang dan segar yang merupakan pendorong kebahagiaan yang sangat dibutuhkan. Ketiga, permainan  
  • dan dorongan”

    Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan Pendidikan agama dan moral anak yang baik bagi anak dengan perspektif Al-Ghazali ialah

    •  peran orang tua                                                                                                                                                                                                                               menurut Al Ghazali anak itu  dilahirkan dalam keadaan seimbang dan dengan fitrah yang baik. Ayah ibunyalah yang mewariskan agama yang mereka anut kepadanya, apakah  ia akan bertingkah laku terpuji atau tercela. Al Ghazali  menasehati orang tua agar selalu mendidik anak dan menjauhkan anak dari lingkungan kurang baik, anak dibiasakan untuk menghormati dan rendah hati. orang tua adalah pendidik masa awal keberhasilan pendidikan masa awal apabila orang tua gagal dalam mendidik anak, anak akan tumbuh tidak terarah dan tidak mengenal disiplin.
    • Seimbangkan antara perintah dengan keteladanan                                                                                                                                                    Al Ghazali mengatakan bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini, sebab anak-anak dalam usia ini siap untuk menerima akidah agama melalui keimanannya kepadanya. Al Ghazali mengatakan bahwa, agama selayaknya disajikan kepada anak pada masa awal pertumbuhannya agar dihafalkan dengan baik
    • Gunakan metode pengajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya (kecerdasan jamak)                                                                   Al Ghazali menasehatkan agar guru mencari metode pendidikan yang sesuai dengan usia, minat, dan bakat anak. Guru harus kreatif mempelajari dan mencari cara mana yang bisa diterima atau ditolak murid sesuai dengan bentuk kepribadiannya.
    • Berikan waktu anak untuk bermain                                                                                                                                                                                    Al Ghazali juga mengingatkan baik kepada orang tua maupun kepada guru akan perlunya permainan bagi anak-anak. Al Ghazali tidak menganggap permainan semata-mata sebagai kegiatan bersama yang dilakukan oleh anak. Permainan mempunyai tiga tugas pokok, yang sangat dibutuhkan baik untuk pertumbuhan jasmani maupun intelektualnya. Pertama, permainan membantu untuk menggerakkan tubuh anak serta menguatkan otot-ototnya yang akan membawa pertumbuhan jasmaninya tumbuh dengan sehat. Kedua, permainan membuat hati anak senang dan segar yang merupakan pendorong kebahagiaan yang sangat dibutuhkan. Ketiga, permainan sebagai usaha menghilangkan keletihan belajar yang dilakukan anak dengan riang merupakan salah satu hal yang mempermudah Pendidikan.
    • Berikan kegiatan positif di waktu luangnya                                                                                                                                                             Menurut Al Ghazali, diantara cara-cara yang dapat digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pekerjaan-pekerjaan yang tak bermakna adalah membiasakannya banyak membaca khususnya membaca Al Qur`an, hadits, berbagai berita, hikayah atau cerita orang-orang yang baik serta keadaan mereka (seperti kisah-kisah nabi) agar tertanam rasa cinta kepada orang-orang baik di dalam hatinya.
    • Reward and Punishment                                                                                                                                                                                                         Al Ghazali memandang wajib tentang masalah penghargaan dan pujian kepada anak bila ia melakukan perbuatan-perbuatan yang baik atau berperilaku dengan penuh etika. Anak harus juga diberi imbalan yang baik sedapat mungkin atas segala kebaikan yang dilakukannya, bila perlu pujilah anak dihadapan orang-orang penting dan berkedudukan tinggi guna memberikan semangat kepadanya. Sebaliknya, bila anak melakukan perbuatan yang tidak terpuji, terutama jika tampak ia merasa malu dan berupaya menutupinya, sebaiknya kita berpura-pura seakan tidak mengetahuinya. Maksudnya adalah ketika pada kesempatan pertama anak melakukan kesalahan, kita tidak langsung menegurnya, tapi memberikan kesempatan kepada anak untuk menyadari kesalahannya itu terlebih dahulu. Karena menampakkan kesalahan pada kesempatan pertama kepadanya bahwa kita mengetahui perbuatan itu kadangkala justru membuat dia semakin menentang dan berani, tak gentar mengulangi tindakan yang tak terpuji dan mungkin juga bisa membuat dia mengulangi perbuatan itu berkali-kali sehingga menjadi kebiasaannya.
      D. Evaluasi Pendidikan Islam
      Evaluasi pendidikan Al Ghazali ini pada prinsipnya diarahkan sepenuhnya untuk  mengetahui kondisi murid berkaitan dengan penilikan sejauh mana muridtelah dapat meresap ilmu pengetahuan yang didapat dalam pembelajaran danperkembangan kepribadian murid. Teknik evaluasi pendidikan digunakan dalam rangka penilaian dalam proses belajar, maupun dalam kepentingan perbaikan situasi, proses serta kegiatan belajar mengajar. Adapun teknik penilaian itu ada dua, yaitu:
      Pertama, Teknik tes: yaitu penilaian yang menggunakan tes yang telah ditentukan
      terlebih dahulu. Metode ini bertujuan untuk mengukur dan memberikan suatu penilaian
      terhadap hasil belajar yang dicapai oleh murid. Meliputi: kesanggupan mental penguasaan akan hasil belajarnya, keterampilan, koordinasi, motorik, dan bakat. Kedua, Teknik non tes: yaitu penilaian yang tidak menggunakan soal-soal tes. Yaitu dalam bentuk laporan dari pribadi mereka sendiri (self report). Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan sifat kepribadian murid yang berhubungan dengan kiat belajar atau pendidikan. Objek penilaian non tes ini meliputi: perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, keadaan tingkah laku, dan riwayat hidup.Dalam pendidikan perlu adanya evaluasi. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan yang telah tercapai, dan untuk dapat
       
      SIMPULAN 
      Konsep Pendidikan menurut Al-Ghozali ialah menekankan kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak. Berdasarkan hasil uraian peneliti, dapat disimpulkan bahwa, metode Pendidikan menurut Al-Ghazali diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Pertama metode Pendidikan agama mencakup metode hafalan, metode pemahaman, metode keyakinan, metode pembenaran, dan penegakkan dalil-dalil. Kedua metode Pendidikan Khlak mencakup metode keteladanan, metode Latihan, dan metode pembiasaan. Beberapa hal yang menunjang keberhasilan dalam menanamkan nilai agama dan moral pada anak antara lain pentingnya peran orang tua dan pendidikan akhlak bagi anak usia dini, seimbangkan antara perintah dengan keteladanan, menggunakan metode yang sesuai dengan minat dan bakat, memberikan waktu bermain dan kegiatan yang positif diwaktu luangnya dan memeberi reward dan punishment pada anak.Pendidikan agama dan moral anak. Melalui penanaman nilai agama dan moral perspektif Al-Ghozali tentu saja akan memudahkan anak dalam pembentukan nilai agama dan moral tersebut. Karena metode-metode yang di rekomendasikan sangat cocok dengan perkembangan anak.
      SARAN
      Pendidikan akhlak sangat berperan penting untuk meningkatkan kualitas anak menjadi pribadi yang berakhlakul karimah yang nantinya akan menjadikan seorang anak menjadin insan paripurna yang akan membuatnya hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Guru dan orangtua mempunyai peranan pending dalam mengupayakan penerapan nilai agama dan moral bagi anak. Oleh karena itu, karena guru adalah panutan maka guru hendaknya mampu mengamalkan ilmunya, karena anak akan mengikuti apa yang dilakukan seorang panutannya. Begitu juga peranan seorang Orang tua yang harus selalu  menasehati anaknya, melarang mereka untuk berbuat perbuatan yang tercela dan selalu menasehati agar mencari ilmu yang bermanfaat dan belajar yang mendekatkan diri kepada Allah.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun