Mohon tunggu...
Nden Mas Bei
Nden Mas Bei Mohon Tunggu... Insinyur - Pranata Humas Ahli Madya

ASN Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenang Peristiwa G30S/PKI: Refleksi Kesaktian Pancasila dan Masa Depan Indonesia

30 September 2024   11:53 Diperbarui: 30 September 2024   11:55 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Pada tanggal 30 September 1965, Indonesia mengalami salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarahnya, yaitu Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Peristiwa ini melibatkan penculikan dan pembunuhan enam jenderal TNI AD oleh pasukan yang berafiliasi dengan PKI. Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keutuhan dan ideologi bangsa.
Latar Belakang dan Kronologi Peristiwa G30S/PKI

Gerakan 30 September 1965 dipicu oleh ketegangan politik antara PKI dan TNI, yang diperparah oleh kondisi kesehatan Presiden Soekarno yang menurun. Ketidakpastian mengenai suksesi kepemimpinan menciptakan kekhawatiran di kalangan PKI, yang merasa terancam oleh potensi dominasi TNI dalam transisi kekuasaan. Pada malam 30 September, pasukan Resimen Tjakrabirawa di bawah pimpinan Letkol Untung menculik dan membunuh enam jenderal TNI AD, termasuk Letjen Ahmad Yani dan Brigjen D.I. Panjaitan. Jenderal A.H. Nasution berhasil selamat, namun putrinya, Ade Irma Suryani, menjadi korban.

Kesaktian Pancasila

Setelah peristiwa G30S/PKI, Pancasila sebagai ideologi negara diuji ketahanannya. Pada 1 Oktober 1965, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, bangsa Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap Pancasila. Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, dibangun untuk mengenang para pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa tersebut.

Kesaktian Pancasila tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk bertahan dari ancaman ideologi lain, tetapi juga pada kemampuannya untuk menyatukan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan. Pancasila sebagai dasar negara telah terbukti mampu menjadi perekat yang kuat bagi keberagaman Indonesia, baik dari segi etnis, agama, maupun budaya.

Menuju Indonesia Emas

Indonesia saat ini sedang menuju visi Indonesia Emas 2045, yang diharapkan menjadi momentum kebangkitan bangsa dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Namun, untuk mencapai visi tersebut, bangsa Indonesia harus tetap waspada terhadap ancaman yang dapat merongrong keutuhan dan ideologi negara.

Peristiwa G30S/PKI menjadi pelajaran berharga bahwa ancaman terhadap Pancasila bisa datang dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memahami sejarah dan nilai-nilai Pancasila agar dapat menjaga keutuhan NKRI.

Akankah Peristiwa Serupa Terulang?

Meskipun ancaman terhadap Pancasila selalu ada, bangsa Indonesia telah belajar dari sejarah dan terus memperkuat sistem pertahanan ideologi negara. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa dengan cara meningkatkan pendidikan ideologi Pancasila, memperkuat sistem keamanan nasional, dan menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.

Pancasila sebagai ideologi negara telah terbukti sakti dalam menghadapi berbagai ancaman. Namun, kesaktian ini harus terus dijaga dan diperkuat melalui upaya bersama seluruh elemen bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

Penutup

Peristiwa G30S/PKI adalah pengingat akan pentingnya menjaga keutuhan dan ideologi bangsa. Pancasila sebagai dasar negara telah terbukti sakti dalam menghadapi berbagai ancaman. Menuju Indonesia Emas 2045, bangsa Indonesia harus tetap waspada dan terus memperkuat nilai-nilai Pancasila agar peristiwa kelam seperti G30S/PKI tidak terulang kembali. Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, Indonesia dapat mencapai masa depan yang gemilang dan sejahtera. (Heru Bramoro, ASN Kemenpora RI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun