Mohon tunggu...
Nden Mas Bei
Nden Mas Bei Mohon Tunggu... Insinyur - Pranata Humas Ahli Madya

ASN Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akibat Kepemimpinan Wasit yang Bobrok Merusak Citra Sepakbola Indonesia Dimata Dunia

16 September 2024   11:19 Diperbarui: 16 September 2024   13:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan sepak bola putra antara Sulawesi Tengah dan Aceh pada PON 2024 baru-baru ini menjadi sorotan publik. Laga yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, pada 14 September 2024, berakhir dengan kericuhan yang melibatkan pemain, pelatih, dan ofisial tim Sulawesi Tengah. Pertandingan ini berakhir dengan skor 1-1, namun kontroversi yang terjadi di lapangan membuat pertandingan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dan berbagai platform berita.

Kronologi Pertandingan

Pertandingan dimulai dengan tensi tinggi, dan Sulawesi Tengah berhasil unggul lebih dulu dengan skor 1-0. Namun, situasi berubah drastis ketika wasit Eko Agus Sugiharto memberikan hadiah penalti kepada Aceh pada menit ke-97. Keputusan ini dianggap kontroversial karena dalam tayangan ulang terlihat bahwa pemain Aceh melakukan diving. Keputusan ini memicu kemarahan dari pemain dan ofisial Sulawesi Tengah, yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit.

Puncak dari kericuhan terjadi ketika pemain Sulawesi Tengah, Muhammad Rizki, melayangkan pukulan ke wajah wasit Eko Agus Sugiharto. Wasit sempat mendapat perawatan sebelum akhirnya dibawa keluar lapangan dengan ambulance. Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan dipimpin oleh wasit cadangan, Fadli Nurdian. Meskipun Aceh kembali mendapat penalti dan berhasil menyamakan kedudukan, Sulawesi Tengah memilih untuk mengundurkan diri dari pertandingan.

Reaksi dan Tanggapan

Pelatih Sulawesi Tengah, Zulkifli Syukur, menyampaikan permintaan maaf atas tindakan pemainnya yang memukul wasit. Ia mengakui bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, namun ia juga menyoroti bagaimana keputusan kontroversial wasit telah merusak mental para pemainnya. Zulkifli juga menyatakan bahwa emosi para pemain memuncak akibat keputusan wasit yang dianggap tidak adil.

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, juga turut memberikan tanggapan terkait insiden ini. Ia menilai kepemimpinan wasit dalam pertandingan tersebut sangat buruk dan tidak adil. Hadianto mengajak masyarakat Sulawesi Tengah untuk menyatakan kekecewaannya melalui media sosial dan menyatakan bahwa Asprov Sulteng akan melayangkan protes resmi kepada PSSI.

Dampak dan Implikasi

Insiden ini menyoroti pentingnya kepemimpinan wasit yang adil dan profesional dalam pertandingan sepak bola. Keputusan wasit yang kontroversial tidak hanya mempengaruhi hasil pertandingan, tetapi juga dapat memicu kericuhan dan merusak mental para pemain. PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk memastikan bahwa wasit yang memimpin pertandingan memiliki integritas dan profesionalisme yang tinggi.

Selain itu, insiden ini juga menjadi pelajaran bagi para pemain dan ofisial tim untuk tetap menjaga sportivitas dan emosi di lapangan. Tindakan kekerasan terhadap wasit atau pemain lain tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apapun dan harus dihindari untuk menjaga citra positif olahraga sepak bola.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun