Menjahit Kembali Apa yang Telah Robek
Jarum jahit tua itu menghela nafas saat melihat kain yang baru masuk ke meja reparasi. "Ini yang ketiga minggu ini," gumamnya pada Benang Merah yang setia menemaninya bertahun-tahun.
"Robek parah?" tanya si Benang.
"Worse. Ini bukan sobekan biasa. Ini... kepercayaan yang terkoyak."
Di atas meja reparasi, tergeletak sehelai kain kepercayaan yang compang-camping. Serat-seratnya tidak hanya robek, tapi juga kusut dan beberapa bagian hangus, tanda-tanda pengkhianatan yang menyakitkan.
Gunting Tua yang sudah pengalaman menggeleng-geleng. "Ini bakalan susah. Lihat pola sobekannya..classic case of betrayal. Dan lihat bagian yang hangus ini? Hasil dari kata-kata yang tak bisa ditarik kembali."
"Kita perlu rapat," kata Jarum, mengumpulkan seluruh peralatan jahit.
Dedal yang selalu protektif mengangkat suara pertama. "Kita harus hati-hati. Satu tusukan salah, bisa tambah parah."
"Tapi kalau terlalu lembut, jahitannya tidak akan kuat," protes Benang Nilon yang terkenal dengan kekuatannya.
Spul Mesin Jahit yang biasanya pendiam akhirnya berbicara. "Mungkin kita perlu kombinasi. Ada bagian yang perlu ketegasan, ada yang butuh kelembutan."