Mohon tunggu...
Pendidikan

Perakitan Tanaman Tahan Serangga Hama Melalui Teknik Rekayasa Genetik

17 Desember 2018   09:35 Diperbarui: 17 Desember 2018   10:24 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manfaat lainnya yaitu manfaat penerapan rekayasa genetika tanaman ini dibenarkan oleh ISAAA (International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications) sebagai organisasi yang telah berkecimpung cukup lama menangani pengembangan bioteknologi. Pihaknya menyatakan sejak tahun 1996 hingga 2012 tanaman transgenik telah berkontribusi bagi ketahanan pangan, pemanfaatan secara berkelanjutan keanekaragaman hayati dan membantu mitigasi perubahan iklim dengan meningkatkan produksi panen, menyediakan lingkungan yang lebih baik dengan menghemat pestisida; mengurangi pencemaran lingkungan (untuk tahun 2012 sendiri telah berhasil mengurangi emisi karbondioksida (CO2) membantu konservasi kenekaragaman hayati dengan menjaga kelestarian lingkungannya dan mengurangi kemiskinan dengan membantu meningkatkan pendapatan petani kecil.

Beragam manfaat dari tanaman transgenik yang diklaim oleh pihak peneliti dan praktisi rekayasa genetika ternyata tidak mampu meredam suara-suara yang menentang penerapan teknologi ini sebagai alternatif baru komoditi pangan. Penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik ini karena dianggap dapat membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Dari segi kesehatan, tanaman transgenik disinyalir dapat menyebabkan keracunan bagi manusia. Tanaman transgenik tahan hama yang disisipi gen Bt ternyata tidak hanya bersifat racun terhadap serangga tetapi juga pada manusia. Penggunaan gen Bt pada tanaman jagung dan kapas dapat menyebabkan alergi pada manusia. 

Tidak hanya menimbulkan alergi, tanaman hasil rekayasa genetika juga diduga bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker, serta minim gizi karena kandungannya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghilangkan beberapa kandungan alami produk hasil olahannya dan masih banyak lainnya. 

Tidak hanya menimbulkan alergi, tanaman hasil rekayasa genetika juga diduga bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker, serta minim gizi karena kandungannya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghilangkan beberapa kandungan alami produk hasil olahannya.

Setelah mengetahui pro dan kontranya terhadap manfaat keuntungan dan kerugianya akan tanaman transgenik yang belakagan ini menjadi isu kekhawatiran karena dapat menggu dan merugikan terutama pada lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan memerhatikan kekhawatiran tersebut maka tanaman transgenick di Indonesia perlu di analisis resikonya, diatur dengan cermat dan harus memperhatikan pendekatan kehati-hatian sebelum di komersialisasikan. 

Selain itu , perlu adanya evaluasi pengkajian tanaman transgenik secara bertahap baik melalui studi literatur, evaluasi, dan engkajian dokumen keamanan hayati dan keamanan pangan maupun di pegujian di Fasilitas Uji Terbatas dan Lapangan Uji Terbatas,

Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di journal di bawah ini :

http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/agrobio_5_1_01-13.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun