Mohon tunggu...
ndarikhaa
ndarikhaa Mohon Tunggu... Administrasi - menulis untuk bercerita

Peace Lover

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Life of Pi" : Seorang Remaja yang Melawan Batas Logika

22 Februari 2019   09:59 Diperbarui: 22 Februari 2019   10:25 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(adegan Peter Parker di Pulau Kanibal pada malam hari)

Bagian terindah dari visualisasi dan animasi yang sangat sempurna menurut saya adalah saat Pi melihat plankton biru di tengah lautan dengan paus besar yang melintas di depannya, adegan Peter Parker di atas perahu yang dikelilingi pulau kanibal, dan adegan badai saat Pi bermonolog dengan Tuhan, meskipun masih banyak adegan lain yang tidak kalah menarik.

Life of Pi tidak hanya menyajikan gambar animasi yang mengagumkan, akan tetapi dialog di dalamnya kaya akan makna, pesan moral, dan keyakinan yang paling yakin pada diri seseorang atas pengalaman hidup yang telah dilalui oleh seorang Pi. Seperti dalam adegan dimana Pi yang telah terombang ambing ratusan hari di lautan, justeru mendapatkan bantuan dari Tuhan ketika dirinya sudah benar-benar berpasrah dan ikhlas atas apa yang telah dia usahakan selama terapung-apung di lautan luas.

(adegan saat Pi bermonolog dengan Tuhan)
(adegan saat Pi bermonolog dengan Tuhan)
Saya jadi teringat kisah Aldi, seorang remaja Indonesia berusia 18 tahun berasal dari Majene, pada pertengahan tahun 2018 lalu. Dimana Aldi yang bekerja sebagai penjaga tambak di atas rakit, yang tidak sadar jika tali rakitnya putus ketika dia tertidur di atas rakit. Ketika ia terbangun dia sudah berada di lautan lepas dan terombang ambing. 

Aldi hanyut hingga ke perairan Jepang selama 49 hari dimana selama itu ia bertahan dengan apapun yang ada di atas rakit, bertahan dengan memancing ikan di sekitarnya, sempat bertemu kawanan hiu. Kisah lengkapnya dapat klik di sini. 

Ya! Ternyata dalam Life of Pi kita menemukan adegan serupa yang memang dapat ditemui dalam kehidupan nyata. Pi yang terombang ambing selama 227 hari tersebut harus bertahan hidup memakan ikan walaupun dia seorang vegetarian. 

Pi yang terombang ambing dari lautan Filipina hingga akhirnya terdampar ditemukan di Teluk Meksiko dengan ditemani seekor harimau benggala, meskipun bukan definisi "teman" yang sesungguhnya. Pi yang belajar manaklukan harimau agar dapat bekerja sama dengannya. Hingga Pi yang terus berusaha berjuang dan yakin akan pertolongan Tuhan dalam setiap aktifitas survivalnya selama di laut lepas.

Film ini dapat ditonton semua umur, tentunya dengan pendampingan dari orang tua terlebih jika ditonton oleh anak kecil karena ada beberapa adegan berinteraksi dengan binatang buas. 

Dengan penilaian pribadi saya 8,5 dari 10, saya sangat merekomendasikan film ini ditonton jika Anda masih belum bersyukur dan dalam keadaan demotivasi. Sebab, film ini mampu membuat kita menyadari bagaimana caranya bersyukur kepada Tuhan dan bagaimana seharusnya kita tidak mudah menyerah. Sebab, apa yang akan terjadi maka terjadilah dengan mudah apabila Tuhan berkehendak, meskipun semua itu di luar batas nalar logika. Selamat menonton!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun