Disinilah kepolosan dan keluguan seorang Mei Li sangat tergambar. Sedih, sesak, menangis. Mei Li memeluk tetangganya Plern. Adegan yang sangat penulis suka dimana Mei Li berkata "Andai saja ini cerita di sebuah film, maka aku pasti dapat menentukan ending ceritanya". Sangat menyentuh. Lalu bagaimanakah kisah kelanjutannya setelah Mei Li ditinggal Loong selama dua tahun? Beberapa sajian tidak terduga di akhir film, menjadi ending manis dari film ini.
Bangkok Trafic Love Story disutradai oleh Adisorn Tresikasem dan ditulis oleh Navapol Thamrongruttanarit sukses menjadi film terlaris di Thailand dalam penghargaan 18th Bangkok Critics Assembly Awards.Â
Berbagai penghargaan lainnya pun diraih oleh film tersebut. Prestasi yang didapat diantaranya berhasil memenangkan sebanyak 15 penghargaan dari 34 nominasi dalam 9 ajang penghargaan di Thailand. Bahkan pada Top Awards 2009, hampir menyapu bersih nominasi pada best picture, best director, best actor, favourite breakout movie actress , kecuali nominasi best actress yang belom dimenangkan oleh Chris Howang.
Akan tetapi justeru Chris Howang yang paling sering mengantungi penghargaan dalam acara lainnya yakni pada People's Choice Awards 2009, 7th Come Chad Luek Awards, 7th Starpics Thai Film Awards, 3rd Chalerm Thai Awards, 18th Bangkok Critics Assembly Awards, dan 7 Hamburger Award menyabet nominasi best actress. Hal ini sangat wajar, karena dalam film tersebut Chris Howang berhasil memerankan karakter Mei Li sebagai gadis biasa yang lugu, polos, lucu, tidak terlalu cantik namun menarik, dengan sangat natural.
Hal ini sangat mendukung judul film tersebut seperti gambaran jalan raya Bangkok yang padat, jalur kereta BTS, stasiun BTS di Bangkok yang modern, festival songkran dengan setting di jalan raya, hingga lima jenis transportasi yang ditempuh Mei Li untuk sampai kantor setiap harinya yang menjadi daya tarik di film BTLS.
Rating yang diberikan penulis adalah 7,8 dari 10 secara keseluruhan yang sangat menghibur untuk melepas penat. Penulis menyarankan agar tidak mengajak adik-adik, anak, maupun keponakannya yang belum dewasa untuk menonton film ini, karena film ini merupakan komedi cinta untuk katagori dewasa.
Kamu penasaran dengan ending ceritanya? Supaya tidak spoiler bisa ditonton sendiri ya.... Karena lebih terasa visualisasi gambar yang tersaji dan dapet banget ekspresi pemainnya. Sebagai pemuda ibukota yang sedang mencari nafkah, film ini merupakan cerminan, gambaran bahkan terdapat nasihat yang dapat diambil hikmah positifnya. Sangat direkomendasikan! Mungkin aja ceritanya mirip dengan kisah cintamu lho...! #eh! Selamat menonton! #sayitwithfilm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H