Mohon tunggu...
Nda Nya Nindya
Nda Nya Nindya Mohon Tunggu... lainnya -

salam jreng jreng anti galaw

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sequel 7: Meruntut Kembali Penyelidikan Misteri Titin dan dr Anung

19 November 2011   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bukti demi bukti telah dikumpulkan oleh Ari Conan juga polisi, namun sampai saat ini belum juga menemukan titik terang mengenai motif dibalik terbunuhnya dr Anung dan Titin. Dugaan sementara bahwa kejadian ini adalah murni tindakan bunuh diri, namun Conan tidak mempercayainya. Dia yakin bahwa adanya keterlibatan pihak lain dalam peristiwa ini.

Sebagai  seorang IT yang juga blogger dan pemerhati media sosial di dunia  maya. Ari Conan diminta bantuannya oleh polisi untuk memperoleh bukti-bukti lain, sehingga mempercepat mengungkapan kasus yang semakin heboh di dunia maya belakangan ini.

Setelah menelusuri keberadaan Dewi Manis Wulansari di Jakarta, dan menemukan bukti dan fakta baru. Conan kembali merunut data dan informasi yang didapatnya sejak awal. Conan perlu melakukan hal ini, agar mendapat gambaran jelas sehingga penyelidikannya tidak melebar kemana-mana.

Diawal kasus ini, sudah ditemukan fakta bahwa Dokter Anung bukan dokter biasa. Dia dokter yang juga blogger. Hobi menulis ini disalurkannya di "Koplakiana", sebuah blog keroyokan terkemuka, dr Anung menggunakan identitas seorang perempuan. Dia mengaku bernama Titin, seorang fisioterapis.

Si "Titin" alias dr Anung yang sering menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di rumah sakit. Pada akhirnya harus malu karena diketahui bahwa berita yang pernah ditulisnya ternyata kedapatan sebagai berita bohong.  Apalagi identitasnya dibongkar oleh Dewi Manis.

Dari penyelidikan awal Polisi,  diduga dr Anung menggunakan pistol untuk membunuh Titin dan kemudian membunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri.

Hal ini yang diragukan oleh Conan, dia tidak percaya dr Anung begitu nekad mebunuh Titin apalagi membunuh diri. Dia yakin bahwa ada pihak ketiga yang bermain dan ikut bertanggung jawab.

Fatka berikutnya dia temukan dari pengakuan kerabat dekat dr. Anung, diketahui bahwa dr Anung dahulu seorang aktivis yang vokal di masanya kuliah. Seperti juga yang diungkapkan oleh Dewi manis. Semasa kuliah dahulu, dr Anung pernah mendemo universitas. Menurut kerabatnya, ini adalah kesalahan besar  karena  rektor yang diminta turun dari jabatan pada masanya itu, adalah ayah dari kekasihnya dr Anung semasa kuliah.

Bukti mengenai fakta ini diperkuat setelah Conan menelusuri keberadaan Dewi Manis belum lama ini di Jakarta. Diketahui bahwa dr. Anung memang vokal, karena tergabung dalam sebuah gank mahasiswa yang bernama Pena Pengukir Nasib (PPN). Gank ini sering membuat tulisan-tulisan propaganda yang mendiskreditkan kampus-kampus yang memiliki jurusan kedokteran. Tentu saja ini fakta aktual dan relefan. Apalagi diperkuat dengan informasi yang disampaikan Sonny, bahwa gank ini memiliki tattoo khusus sebagai tanda keanggotaan.

Mengenai Dewi Manis, sebenarnya Ari Conan sudah menemukan titik terang waktu mengujungi sebuah rumah sakit terkenal. Ketika itu dia bertemu dengan dokter kepala yang cantik, yang kemudian diketahui bernama Dr. Ratih.  Dalam pertemuan tersebut, Conan sempat melihat laptop Dr. Ratih laptop yang masih terbuka dan aktif, ada sebuah weblog bertuliskan Koplakiana, dengan nama akun Dewi Manis.

Dalam pertemuan ini, Conan telah yakin bahwa Dr. Ratih adalah pacar lama dr. Anung, setelah Dr. Ratih menceritakan semua masa lalu mereka. Informasi ini sangat relefan dan memperkuat data yang sudah dia peroleh sebelumnya. Hanya saja,  dalam pembicaran tersebut. Dr. Ratih menyebutkan seseorang wanita lain yang bernama Putri. Dia juga adalah seorang penulis di media sosial Koplakiana. Menurutnya, wanita ini sempat bermasalah dengan dr. Anung.

Seharusnya dalam pertemuan dengan Dr. Ratih, Conan dapat bertanya apakah identitas yang dia lihat di laptop Dr. Ratih adalah memang dia. Namun untuk menjaga penyelidikanya, ia membiarkan Dr. Ratih bercerita apa saja tentang dr. Anung.

Dengan munculnya nama putri, conan mempunyai dua dugaan tentang Dewi Manis.  Bisa saja Dr. Ratih sendiri atau Putri.

***

Hari itu Conan kembali lagi membuka laptopnya, dan membaca lagi beberapa catatan dari fakta-fakta yang telah berhasil dia kumpulkan.

"Kalau benar Dewi Manis pembunuhnya atau paling tidak orang yang mendesak dr. Anung membunuh Titin dan dirinya, dugaan kuat saat ini adalah Dr. Ratih. Karena dia adalah orang yang membuka tabir dr. Anung melalui media sosial, Koplakiana. Apalagi Dr. Ratih sangat kenal dengan pribadi dr. Anung. Tapi apakah senekad itu dr. Anung melakukan tindakan bodoh itu ? Ah.. ini pasti ada hal lain yang lebih besar !" Gumannya didalam hati.

Conan mencari recorder dari jaketnya dan kembali mendengar rekaman pembicaraanya bersama Sonny di Jakarta. Dia menjadi penasaran dengan gank Pena Pengukir Nasib (PPN).

Beberapa saat kemudian dia berpikir, "Kalau saja permasalahan itu sudah lama terjadi, semasa kuliahnya dr. Anung dahulu, mengapa si pelaku baru memulai aksinya saat ini ? Kelihatannya kurang relefan. Kalaupun ada, apa untungnya ? Yang dituliskan dr. Anung toh tidak mendeskritkan siapa-siapa. Dia hanya menulis beberapa pemberitaan yang berindikasi tidak benar alias bohong. Ah kelihatannya fakta ini kurang kuat kalau kematian dr. Anung dan Titin dihubungkan dengan gank ini"

Sambil mengisap sebatang rokok dalam-dalam, dan kemudian menghembuskan asapnya mengepul di ruang kerjanya. Conan berpikir keras. Ada satu kejanggalan dari semua fakta yang ia kumpulkan selama ini. Dia merasa hanya memfokuskan penyelidikan pada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan secara fisik untuk melakukan tindakan pembunuhan. Kalau secara tekanan mental, dia berkesimpulan bahwa dr. Anung adalah orang yang tahan banting, karena perilaku di media sosial seperti ini sudah sering dilakukan dr. Anung.

"Hmm, apa mungkin ya.. ini permainan pengelola media sosial, blog keroyokan Koplakiana ?  Jangan-jangan karena nama baik mereka, dr. Anung ditekan secara mental maupun fisik untuk menghilangkan dirinya. Hmm..bisa saja terjadi, media ini kan sudah memiliki nama besar. Ahh aku harus melakukan penyelidikan berikutnya yang mengarah pada pengelola media sosial ini" Pikirnya sambil membuat catatan dan rencana penyelidikan berikutnya

***

Bagaimana kelanjutan kisah ini ? kita tunggu saja Sequel berikutnya

Bersambung.........

Sequel 1 oleh : Niken Satyawati Sequel 2 oleh : Aulia Gurdi Sequel 3 oleh : Valentino Sequel 4 oleh : Bubup Prameshwara Sequel 5 oleh : Fitri.y Yeye Sequel 6 oleh : Ajeng Leodita Anggarani Sequel 7 oleh : Nda nya Nindya

Sumber gambar : di sni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun