Mohon tunggu...
Nur IndahSyarafah
Nur IndahSyarafah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ilmu Komunikasi Umsida Berhasil Mengepakkan Sayap di Kancah Asia Melalui Program ICEMSS, Berikut Rangkaian Acaranya

25 Mei 2024   11:33 Diperbarui: 25 Mei 2024   11:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa ini juga merupakan tujuan wisata populer karena menawarkan pengalaman autentik budaya Bali, termasuk upacara adat, kerajinan tangan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. 

Desa Panglipuran di Bali melibatkan berbagai aktor dan pihak yang berperan dalam menjaga dan mempromosikan desa tersebut. Diantaranya penduduk lokal, pemerintah desa, pemerintah kabupaten bangli, lembaga adat, pelaku pariwisata, wisatawan, dll. Dengan kolaborasi semua pihak tersebut, Desa Panglipuran dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata yang tetap mempertahankan keaslian budaya dan tradisinya. Berdasarkan cerita penduduk, Desa Penglipuran telah ada sejak lebih dari 700 tahun silam atau tepatnya pada masa Kerajaan Bangli. Dimana dahulu Desa Penglipuran ini menjadi sebuah tempat peristirahatan bagi para raja-raja Bali yang ingin mendapati suasana tenang dan damai. Memang cocok sekali dengan namanya "Penglipuran" yang memiliki arti penghibur. Serta jika dilihat dari asal muasal namanya, "Pengeling Pura" adalah tempat suci untuk mengenang para leluhur. Oleh sebab itu, Desa Penglipuran menjadi satu dari sejumlah desa adat di Pulau Bali yang masih memegang teguh adat dan budaya Bali. Hal tersebut dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari para penduduknya yang hingga saat ini masih kuat menjaga tradisi, ritual adat, dan berbagai kearifan lokal lainnya. Karena kekhasan dan keunikan yang dimilikinya, Desa Penglipuran menjadi salah satu desa wisata primadona bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Desa adat seluas 112 hektar ini merupakan kawasan pedesaan yang memiliki tata ruang dan arsitektur yang ramah lingkungan. Suasana di dalam desa terada sangat sejuk dan asri, hal ini dikarenakan tidak ada kendaraan bermotor yang boleh melewati jalan desa. 

Konsep tata ruang pemukiman adat di Desa Penglipuran menganut prinsip trimandala. Konsep tersebut secara fungsi dan tingkat kesuciannya terbagi ke dalam tiga ruang yang berbeda yakni ruang utama, madya, dan nista. Letak ketiga ruang ini membujur dari sisi utara yang melambangkan elemen gunung hingga ke sisi selatan yang melambangkan elemen laut. Di tengah-tengahnya terbentang jalan desa yang lurus berundak sebagai poros tengah yang membelah ruang madya.

Krisna Oleh-Oleh Bali merupakan pusat oleh-oleh Bali terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Kepopulerannya ini tentunya tidak terlepas dari sejarahnya yang panjang. Pusat oleh-oleh ini merupakan bagian dari Krisna Holding Company. Krisna Oleh-Oleh berdiri pada tanggal 16 Mei 2007 di Denpasar. Berdirinya toko ini karena terinspirasi dari banyaknya peminat pada pernak-pernik Bali yang dijual di konveksinya. Lalu, usahanya berkembang pesat bahkan melebihi target yang diharapkan. Alhasil, pemilik pun mulai mendirikan outlet berikutnya di setiap daerah yang ada di Bali salah satunya Kuta. Krisna Oleh-Oleh ini menawarkan berbagai macam produk yang bisa dijadikan buah tangan, seperti kacang disko, pie susu, bakpia, kopi, busana khas Bali, tas anyaman, dan masih banyak lagi. Tidak hanya dinilai lengkap saja, pusat oleh-oleh ini juga punya fasilitas yang cukup memadai. Beberapa di antaranya, seperti food court, lahan parkir, musala, toilet, dan sebagainya. Krisna Oleh-Oleh ini punya tujuh outlet yang ada di Sunset Road, Tuban, Singaraja, Gianyar, Bypass Ngurah Rai, Nusa Indah, dan Nusa Kambangan. Selain itu, ada satu mini outlet bernama Krisna Samasta yang berlokasi di Jimbaran.

Program ini sebenarnya merupakan program yang sudah dirancang jauh hari sebelum adanya pandemi. Namun hanya mampu berjalan satu kali saja, karena saat akan dilanjutkan ke tahun kedua malah terkendala adanya pandemi Covid-19. Sehingga terfikir kanlah bahwa tahun ini merupakan tahun yang tepat untuk melanjutkan program tersebut. 

Terlebih lagi Umsida mendapatkan sambutan yang baik dari pihak mitra yakni dari UTAR yang sebelumnya bekerjasama dalam program ICT dan Burafa Universiti yang sudah melakukan program Culture Exchange selama 2 tahun belakang ini, ditambah lagi Ikom Umsida mendapatkan mitra baru yakni asal India yang sebelumnya sudah bekerja sama dalam acara ISVC 2023. Sehingga membuat program ini semakin melebarkan sayap di kancah Asia. Maka dari itu program kali ini bertaraf internasional dari yang awalnya hanya nasional dengan segala rangkaian acara yang hanya berfokus di Bali saja. 

Bahkan pihak Thailand yang saking excited nya sampai harus melakukan seleksi 3 tahap agar tergabung dalam program ini, yang awalnya terdiri dari 60 mahasiswa yang tertarik untuk ikut hingga tersisa 10 orang saja termasuk dosen pendamping yang mampu diberangkatkan ke Indonesia untuk mengikuti program ini. Dengan begitu Umsida sudah memiliki image yang bagus bagi negara mitra, sehingga banyak sekali mahasiswa asing yang tertarik. Dan mungkin saja mitra tersebut bisa bertambah di tahun selanjutnya. 

Program ISE sendiri terbagi menjadi berbagi menjadi beberapa kegiatan, yakni seminar, culture visit, company visit, dan visiting hospitality. Dan keempat kegiatan tersebut merupakan cerminan mata kuliah Ilmu Komunikasi Umsida. Sehingga segala kegiatan yang dilakukan selama program ini berlangsung sudah disesuaikan dengan mata kuliah yang telah dirancang oleh pihak travel, termasuk misi yang diberikan oleh Mr. Jack. 

Sedangkan pembeda dari program tahun ini dengan tahun lalu adalah terletak pada tujuannya. Di mana pada tahun lalu luaran kegiatannya hanyalah seminar nasional yang terpacu pada teman satu angkatan saja. Sedangkan tahun ini adalah artikel ilmiah internasional yang tentu saja memiliki impact yang lebih besar. Dengan begitu, luaran yang didapatkan oleh para mahasiswa dalam program ini sangatlah banyak, mulai dari penyelesaian TA, sehingga membuka peluang yang besar dalam menyelesaikan kuliah lebih cepat yakni dalam kurun waktu 3,5 tahun saja. Dengan begitu meminimalisir terjadinya penambahan semester. Dengan begitu tujuan dari progran ini sangatlah banyak, mulai dari mampu manggait kerjasama dan hubungan yang baik antar negara, publikasi internasional, dan juga lulus lebih cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun