Mohon tunggu...
Neng Cucu Rosmini
Neng Cucu Rosmini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Jember

Mahasiswi yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Adaptasi Era Pandemi, Mahasiswi KKN BTV III UNEJ Optimalkan Media Digital untuk Bantu Atasi Permasalahan UMKM Peuyeum di Desa Cilame

27 Agustus 2021   23:25 Diperbarui: 28 Agustus 2021   10:30 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Produksi Peuyeum (Dokpri)

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dampak buruk akibat adanya pandemi Covid-19 dirasakan oleh semua sektor, salah satunya sektor ekonomi. Sebagai salah satu bagian dari sektor ekonomi, UMKM sangat merasakan dampak negatif dari adanya pandemi ini. Yang paling kentara adalah menurunnya pendapatan secara drastis karena daya beli masyarakat yang menurun. Selain sektor ekonomi, sektor pendidikan juga turut menerima dampak buruk dari adanya pandemi Covid-19 ini. Sekolah-sekolah dan kampus-kampus di seluruh Indonesia terpaksa harus melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring agar proses pembelajaran tidak terhenti. Adanya kebijakan ini juga membuat salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat menjadi terhambat. Berbagai macam inovasi telah dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Salah satu gagasan pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan kondisi pandemi ini adalah KKN Back to Village yang digagas oleh salah satu perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur yaitu Universitas Jember (https://unej.ac.id/).

            KKN Back to Village atau KKN Pulang Kampung merupakan bagian dari bentuk optimalisasi teknologi untuk adaptasi di tengah pandemi. Konsep KKN ini memanfaatkan posisi mahasiswa Universitas Jember (https://unej.ac.id/) yang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing sejak adanya pandemi Covid-19. Adanya KKN ini memberikan dampak yang positif dan menerima respon yang positif dari masyarakat. Hal ini dikarenakan konsep KKN yang semula hanya dilakukan di Jawa Timur dengan lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh universitas, menjadi konsep KKN yang dilakukan di lokasi kampung halaman masing-masing mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga dapat memperkenalkan Universitas Jember (https://unej.ac.id/) ke khalayak yang lebih luas lagi dan membuat setiap mahasiswa dapat memberikan kontribusi hasil belajarnya di kampung halaman masing-masing.

            Pada tahun ini, dilaksanakan KKN Back to Village yang ketiga atau KKN BTV III selama 30 hari. Terhitung sejak tanggal 11 Agustus sampai dengan tanggal 9 September 2021. Dalam KKN ini terdapat 5 topik yang akan menjadi tema dalam program kerja KKN setiap mahasiswa. Topik tersebut diantaranya, pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak Covid-19, program inovasi teknologi/informasi dalam penanganan Covid-19, program pemberdayaan Bumdes/jaringan pengaman desa penanganan Covid-19, program literasi desa pada masa pandemi Covid-19, serta program penanganan stunting dan Aki Akb.

            Saya, Neng Cucu Rosmini, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univerisitas Jember (https://unej.ac.id/) yang merupakan salah satu mahasiswa KKN BTV III, memilih melaksanakan KKN di kampung halamannya yaitu di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada desa tersebut terdapat salah satu UMKM yaitu produksi peuyeum milik Bapak Encang yang mengalami dampak buruk akibat adanya pandemi Covid-19. Melihat hal tersebut, maka saya memilih topik pemberdayaan UMKM masyarakat terdampak Pandemi Covid-19.

            Desa Cilame merupakan salah satu dari 11 desa yang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Desa Cilame memiliki kekayaan alam yang beragam yang dimanfaatkan oleh masyarakatnya sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu potensi alam yang dimanfaatkan oleh Bapak Encang adalah pertanian singkong. Dengan tangan kreatifnya, beliau mampu menyulap singkong menjadi peueyeum yang lembut dan manis serta dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Penjualan yang dilakukan merupakan penjualan konvensional dengan menjajakan produknya ke setiap rumah yang ada di Desa Cilame bahkan ke luar Desa Cilame. Adanya pandemi Covid-19 yang menetapkan kebijakan untuk tetap di rumah saja mengakibatkan Bapak Encang tidak bisa selalu berjualan sehingga menyebabkan pendapatannya menurun. Beliau juga masih belum memahami sistem penjualan yang dilakukan secara online.

Proses Produksi Peuyeum (Dokpri)
Proses Produksi Peuyeum (Dokpri)
KKN BTV III menjadi wadah bagi saya untuk membantu Bapak Encang dalam mencarikan solusi untuk mempertahankan usahanya di tengah pandemi. Program kerja yang ditawarkan merupakan program kerja yang berfokus pada pemanfaatan teknologi digital dan media sosial untuk pemasaran produk peuyeum milik bapak Encang. Pada program kerja ini dimulai dengan perizinan ke desa Cilame, analisis permasalahan usaha dan sharing-sharing terkait dengan program kerja yang akan dilaksanakan selama 1 bulan.

            Minggu ini, merupakan  minggu ketiga pelaksanaan KKN BTV III. Sekitar 70%  program kerja telah berhasil dilaksanakan diantaranya pendampingan pembuatan inovasi produk baru, pendampingan pembuatan analisis target produksi, pendampingan pembuatan logo produk, dan pendampingan pembuatan akun bisnis pada media sosial yang dimiliki oleh mitra KKN. Dalam pembuatan inovasi baru ini dilakukan juga survei kelayakan rasa pada beberapa konsumen yang merupakan warga Desa Cilame. Survei ini dilakukan untuk menguji dan memutuskan layak atau tidaknya inovasi produk baru yang telah dibuat. Selain itu, terdapat juga kelas-kelas KKN seperti kelas sosialisasi wirausaha kreatif di tengah pandemi, kelas sosialiasi legalitas usaha dan juga kelas pelatihan pengelolaan media sosial serta pelatihan aplikasi editing (Canva dan VN) untuk mempercantik konten pemasaran. Kelas ini tidak hanya diikuti oleh target KKN saja, tetapi juga diperuntukan untuk masyarakat Desa Cilame sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas lagi.

Wawancara dengan Mitra (Dokpri)
Wawancara dengan Mitra (Dokpri)

            "Abah mah alhamdulillah atoh aya nu kersa ngabantosan kana usaha Abah. Pan ari barudak ngora mah tariasa ngagunakeun media sosial kanggo nanaon ge, komo kanggo pemasaran mah pan tos tangtos tariasa," (Abah Alhamdulillah seneng ada yang mau membantu usaha Abah. Kan kalau anak muda itu memang sudah pada bisa menggunakan media sosial untuk apapun itu, apalagi kalau untuk pemasaran kan sudah pasti pada bisa), ujar pria yang akrab disapa Abah Encang itu saat diwawancarai permasalahan usaha pada hari  pertama KKN. "Nya mudah-mudahan we atuh tiasa lancar dugi ka akhir, Abah usahana lancar, omsetna ningkat, Neng KKN-na lancar," (Ya mudah-mudahan bisa lancar sampai akhir, Abah usahanya lancar, omsetnya meningkat, Neng KKN-nya lancar), lanjutnya lagi.

            Semoga KKN ini dapat berjalan lancar sampai akhir dan tujuan untuk mengoptimalkan peran media sosial dalam adaptasi UMKM peuyeum di masa pandemi dapat tercapai dengan hasil yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun