Mohon tunggu...
Nabila Aljufri
Nabila Aljufri Mohon Tunggu... -

Hi, saya Nabila Aljufri. Saya adalah mahasiswa Kelas Khusus International, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu saya juga menulis di Media Aesculapius FKUI dan bergabung di Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Semoga menjadi bahan bacaan yang bermanfaat :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cermat Atasi Pembengkakan Payudara pada Ibu Menyusui

28 Desember 2012   09:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 8364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air susu ibu (ASI) merupakan komponen penting dalam pengasuhan pasca melahirkan. Dengan menyusui, banyak aspek positif baik dapat dicapai baik oleh si anak maupun sang ibu. Substansi air susu yang mengandung banyak nutrisi, vitamin, mineral serta penginduksi imun menyebabkan pentingnya ASI eksklusif pada enam bulan pertama kelahiran bayi. Iklan serta program pemerintah telah menyadarkan banyak ibu untuk memberikan ASI.

Ibu yang menyusui dapat menemukan beberapa kendala dalam prosesnya. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh ibu adalah pembengkakan payudara. Hal ini terjadi ketika banyak air susu yang dihasilkan tapi sedikit yang hisap oleh anak.

Penyebab lain juga bisa karena ibu dan anak terpisah sehingga sang ibu tidak dapat mengeluarkan air susu dengan efektif. Ketika payudara penuh dengan akumulasi susu, pembengkakan tidak bisa dihindari. Payudara menjadi keras dan kulitnya menjadi tegang. Kondisi sakit dan terkadang demam ringan tidak dapat dihindari. Rasa sakit dapat menyebar ke bawah tangan serta menyebabkan rasa kebas dari tertekannya saraf. Payudara yang keras akan menyulitkan bayi untuk menyusu.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa tips asuhan dapat diberikan kepada ibu yang menyusui, seperti:

1.Minta ibu untuk secara berkala mengeluarkan air susunya. Dengan menyusui secara teratur, payudara membengkak dapat diatasi. Jika sedang jauh dari sang buah hati, usahakan memompa air susu. Metode memompa juga dapat dilakukan jika air susu masih tersisa setelah menyusui. Payudara akan terasa lebih sakit apabila ibu berhenti menyusui.

2.Kurangi tekanan pada payudara. Sarankan kepada sang bunda untuk tidak memakai bra yang terlalu ketat karena akan menyebabkan sakit pada payudara.

3.Berikan kain hangat pada area payudara untuk meningkatkan aliran darah dan sekitarnya. Hati-hati agar tidak memberikan kain yang terlalu panas. Cobalah metode ini untuk dua sampai 4 kali sehari selama satu sampai tiga hari. Mandi dengan air hangat serta pijat juga baik untuk memulihkan payudara ibu.

4.Apabila pada beberapa saat bayi menolak untuk menyusui karena rasanya yang hambar, silahkan mengosongkan payudara dengan cara memompa. Coba menyusui kembali setelah hal ini dilakukan.

5.Sarankan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi, beristirahat, dan banyak minum. Tubuh akan berusaha menyimpan air susu apabila kebutuhan nutrisi tidak dipenuhi sang ibu yang mengakibatkan pembengkakan.

Pembengkakan payudara dapat disebabkan juga oleh infeksi bakteri Luka pada saat menyusui khususnya dibagian putting menyebabkan mudahnya bakteri untuk masuk. Flora normal, Staphylococcus aureus, biasanya akan menginfeksi jaringan lemak di payudara menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini akan mendorong kelenjar susu dan bermanifestasi rasa sakit pada payudara yang terinfeksi. Cara perawatan nomor empat bisa dilakukan untuk manajemen mandiri.

Namun keawasan untuk memeriksakan diri ke dokter juga penting.

Beberapa indikasi rujukan ke dokter adalah seperti:

-bagian dari jaringan payudara berubah menjadi merah, bengkak, panas

-memiliki demam tinggi

-jaringan limfa di ketiak menjadi sensitive atau bengkak. Nabila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun