Robot tersebut sudah deprogram untuk memadatkan dan menumpuk sampah-sampah elektronik yang mencemari bumi, agar mudah dileburkan. Tumpukan sampah ini sudah sampai setinggi gunung pencakar langit. Namun, usaha ini dihentikan karena Forthright berpendapat bahwa tahun 1010 bumi sudah terlalu tercemar dan tidak me kan lagi untuk dihuni manusia lagi. Kira-kira 700 tahun kemudian ada satu robot Wall-E yang masih berfungsi.
Film "Wall-E" menampilkan karakter yang mencerminkan pencegahan kerusakan lingkungan alam dan pembiasaan perilaku ramah terhadap lingkungan dengan memunculkan perilaku reduce, reuse, dan upaya penanggulangan dan pemulihan kerusakan lingkungan. Penonton yang melihat film ini  akan menjadi lebih berpikir cara mengurangi pemborosan dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih ramah lingkungan.
 Secara keseluruhan, film "Wall-E" memberikan dampak sosial yang signifikan dengan menyampaikan pesan tentang perlindungan lingkungan, konsumsi berlebihan, dan ketergantungan pada sumber daya manusia. Penonton yang melihat film ini  akan menjadi lebih sadar terhadap pentingnya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mendorong produk ramah lingkungan.
"Coco" berdampak terhadap nilai-nilai kekeluargaan, warisan budaya, Â dan penghargaan terhadap leluhur.
Film animasi "Coco," yang dirilis pada tahun 2017, tidak hanya memikat penonton dengan visualnya yang memukau dan musik yang mengharukan, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam hati mereka melalui nilai-nilai kekeluargaan, warisan budaya, dan penghargaan terhadap leluhur.Â
"Bagian dari tradisi kami di Mexico adalah jangan takut akan kematian dan tersenyum karenanya. Itu adalah perayaan leluhur kami seperti ketika mereka berada di bumi ini, hidup. Itu bukan hal yang menyedihkan atau hal yang menakutkan." (Smith,2014:2).Â
Film ini bukan hanya sebuah kisah petualangan di dunia batin seorang anak muda, Miguel, tetapi juga menjadi pengantar yang indah ke dalam makna kehidupan dan warisan budaya yang berharga. Salah satu inti dari "Coco" adalah pemaparan nilai-nilai kekeluargaan. Kisah Miguel yang bercita-cita menjadi musisi meskipun keluarganya melarangnya mengejar musik, menciptakan panggung emosional yang mendalam.Â
Melalui perjalanan ajaibnya di Dunia Orang Mati, Miguel belajar bahwa kekeluargaan bukan hanya tentang peraturan dan larangan, tetapi juga tentang pemahaman, penghargaan, dan dukungan. Film ini berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya hubungan keluarga dalam membentuk identitas dan mendukung mimpi individu.
"Coco" membuka pintu ke kayaan warisan budaya Meksiko melalui perayaan Hari Orang Mati. Film ini dengan indah menggambarkan tradisi-tradisi unik, seperti memasang altar untuk leluhur, memberikan ofrenda (persembahan), Menurut kepercayaan masyarakat Mexico dalam Schnurer (2013:10). Ofrenda juga harus memenuhi empat elemen yaitu; tanah, udara, air dan api. dan merayakan dengan musik dan tarian.Â
Dengan cara yang apik, "Coco" memberikan gambaran positif tentang kekayaan dan keindahan budaya Meksiko, mengajarkan penonton untuk menghargai dan meresapi akar budaya mereka sendiri.Â