UAS Komunikasi Antar BudayaÂ
Ilmu Komunikasi - Universitas Muhammadiyah Jakarta
kelompok 4 :Â
Shofi Jamilatun Niswah  23010400087
Suhaimah  23010400105
Ananda Alia Putri  23010400084
 Nazwa Yanin Sefiarafa  23010400082
Syifa Aulia Safinatunnajah 23010400164
Indonesia dikenal karena kekayaan warisan budayanya yang sepatutnya dijaga. Budaya yang ada di negara ini merupakan warisan dari generasi sebelumnya. Salah satu bentuk budaya yang ada di Indonesia adalah Tari Ratoh Jaroe, yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terletak di bagian paling ujung Pulau Sumatera.
   Tari Ratoh Jaroe merupakan pertunjukan yang terkenal dengan sebutan tarian seribu tangan, yang dibawakan oleh sekelompok penari perempuan dalam jumlah yang banyak. Artinya, nama Ratoh Jaroe mengacu pada aktivitas berdzikir atau mengingat Tuhan melalui gerakan tangan. Dari segi etimologi, Ratoh Jaroe terdiri dari kata "Ratoh" yang berarti berbicara atau berdialog, dan "Jaroe" yang merujuk pada jari. Oleh karena itu, tarian ini mengandung arti merangkai syair atau mengisahkan sebuah cerita dengan iringan gerakan tangan. Tari ini diciptakan oleh Yusri Saleh, yang lebih dikenal dengan nama Dek Gam, seorang seniman asal Aceh, pada tahun 2000. Namun, nama Ratoh Jaroe diberikan oleh seorang koreografer dari Aceh, Khairul Anwar, yang pernah berkolaborasi dengan Dek Gam.
    Masyarakat sering salah mengartikan bahwa Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe adalah tarian yang identik, padahal terdapat banyak perbedaan antara keduanya. Meskipun kedua tarian ini berasal dari Aceh, mereka memiliki ciri yang berbeda. Tari Ratoh Jaroe dibawakan oleh wanita, sedangkan Tari Saman ditampilkan oleh pria. Karena kurangnya pemahaman tentang perbedaan ini, banyak orang masih merujuk Tari Ratoh Jaroe sebagai Tari Saman. Tari Ratoh Jaroe sangat populer di kalangan pemuda hingga orang dewasa. Saat ini, tari ini sudah menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di berbagai sekolah, sering dijumpai di tingkat SMP, sekolah menengah atas, bahkan di kalangan mahasiswa. Tari Ratoh Jaroe telah diakui oleh UNESCO dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2011. Selain sebagai hiburan, tari ini juga dapat dipresentasikan dalam berbagai acara, seperti perpisahan sekolah, perayaan ulang tahun, dan bahkan pada acara-acara besar yang tidak jarang menampilkan Tari Ratoh Jaroe. Tarian ini sangat memukau penonton dengan gerakan seribu tangan sambil diiringi oleh syair berbahasa Aceh dan gendang yang dimainkan oleh pengiring tari yang disebut syahi.