Mohon tunggu...
Nazwa Shafira
Nazwa Shafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nazshaf20

Sekeras apapun coba aja dulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebanyakan Orang Tionghoa di Kalimantan Tidak Diajarkan Bahasa Hokka Sejak Dini

11 Mei 2022   00:18 Diperbarui: 11 Mei 2022   00:24 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang Tionghoa Xinghua yang besar di Jakarta dan Surabaya, mengapa orang yang lebih tua seperti kakek-nenek tidak bisa mengajarkan Xinghua atau  Mandarin sejak kecil? Mereka dapat berbicara bahasa Mandarin dan Hinghwa, tetapi buta huruf karena kurangnya pendidikan yang layak di masa lalu.

Orang sekitar  bahkan tidak tahu bahasa Mandarin. Biasanya, ketika orang berbicara dalam bahasa itu di depan saya, rasanya seperti dia terbiasa berbicara tentang orang lain tanpa sepengetahuannya, jadi hanya Hinfa yang tahu. Aku sedang dibicarakan.

Sebenarnya, untuk alasan yang sama  tidak ada pelajaran mandarin. 

Hingga saat ini, orang Tionghoa tidak diperbolehkan menampilkan budaya leluhur asal Tionghoa, seperti Konfusianisme dan budaya Tahun Baru Imlek, dalam bahasa mereka sendiri. 

Orang lain pernah bilang kepada saya  di masa lalu dia berbicara bahasa Mandarin di depan beberapa remaja non-Cina dan dimarahi dengan nada rasis dan dia sangat berani.

Akhirnya, setelah Presiden Abdurrahman Wahid atau Presiden Gus Dur menjabat dan menghapus kebijakan lama yang diskriminatif, rakyat Tionghoa merasa benar-benar aman. Bahkan sekarang, nenek saya dulunya menyeramkan dan menakutkan, jadi generasi berikutnya harus berbicara bahasa Indonesia sebanyak mungkin.

Saya pikir alasan mengapa saya tidak bisa lagi mengajar Hakka atau Teochew adalah sama. Tidak heran jika rata-rata orang Tionghoa, terutama yang tinggal di  Jawa, mulai meninggalkan budaya leluhurnya karena pengalaman pahit masa lalu dan arus globalisasi yang cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun