Para pedagang telah menyatakan komitmen mereka untuk melawan proyek ini melalui jalur hukum. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan untuk menggelar aksi demonstrasi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Dukungan dari organisasi pedagang, seperti APPSI, diharapkan dapat memperkuat posisi mereka dalam menghadapi pihak pelaksana proyek.
Rencana pembangunan ini menuai reaksi beragam dari masyarakat Subang. Sebagian mendukung proyek ini sebagai upaya modernisasi, tetapi sebagian besar masyarakat sekitar pasar merasa keberatan. Salah satu pedagang menuturkan, “Pasar ini sudah menjadi tempat kami mencari nafkah selama bertahun-tahun. Jika pasar ini hilang, kami kehilangan segalanya.”
Kasus pembangunan mall dan hotel di Pasar Pujasera Subang mencerminkan konflik antara kepentingan modernisasi dan perlindungan hak masyarakat kecil. Para pedagang dengan tegas menolak proyek ini, mengklaim bahwa dasar hukumnya cacat dan proyek tersebut tidak mempertimbangkan kesejahteraan mereka.
Di sisi lain, pihak DPRD Subang telah menunjukkan simpati terhadap para pedagang, tetapi langkah konkret untuk menghentikan proyek ini belum terlihat. Kasus ini menjadi ujian bagi pemerintah daerah dalam menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan keadilan sosial.
Jika konflik ini tidak segera diselesaikan, potensi demonstrasi besar-besaran dan langkah hukum yang ditempuh para pedagang dapat menjadi babak baru dalam polemik ini. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat segera memberikan solusi yang adil dan transparan demi menghindari eskalasi lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H