Mohon tunggu...
nazwa arinda renata
nazwa arinda renata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gerakan Aceh Merdeka

29 Maret 2024   21:05 Diperbarui: 29 Maret 2024   21:08 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada tahun 1976, Teungku Muhammad Hasan Di Tiro, mendeklarasikan sebuah gerakan pemberontakan oleh rakyat Aceh. Gerakan ini dinamakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Gerakan ini lahir dari rasa kecewa terhadap pemerintah yang bertujuan meminta keadilan, kesejahteraan bagi rakyat Aceh, hingga memisahkan diri dari NKRI. 

Saat itu Indonesia dipimpin oleh Soeharto yang menerapkan sistem pemerintahan otoriter dan sentralistik. Sehingga pembangunan di daerah khususnya Aceh tidak terlaksana dengan baik. Bahkan kondisi masyarakat di daerah jauh dari kesejahteraan.

Sebelum bernama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) gerakan ini bernama Aceh Merdeka (AM). Gerakan ini juga dikenal dengan sebutan Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF).

LATAR BELAKANG MUNCULNYA GERAKAN ACEH MERDEKA (GAM)

Konflik ini disebabkan oleh kekecewaan terhadap pemerintah yang otoriter dan sentralis. Pemerintah pusat yang sentralistis memicu tumbuhnya rasa kekecewaan di benak masyarakat Aceh. Cara yang diambil pemerintah dalam mengatasi Gerakan Aceh Merdeka kurang tepat hingga muncul perlawanan yang dimanfaatkan kelompok tersebut untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pada akhirnya konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 ini merugikan kedua belah pihak dan telah menelan nyawa hampir 15.000 jiwa.

Dapat dikatakan GAM adalah pemberontakan paling lama di Aceh. Meski telah melalui berbagai perundingan antara pihak GAM dengan Pemerintah, tetapi konflik tidak juga mereda bahkan semakin besar. GAM tetap pada tujuannya, yaitu merdeka dari Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 2005, akhirnya tercapai kesepakatan untuk menghentikan konflik antara GAM dan Tentara Republik Indonesia (TNI) di Helsinki, Finlandia.

 Perundingan ini menghasilkan sebuah kesepakatan damai yang dikenal dengan nama Memorandum of Understanding (MoU). Perundingan itu tidak hanya perdamaian bagi rakyat Aceh saja, tetapi ada hak-hak rakyat Aceh yang harus dipenuhi oleh pemerintah terkait dengan kesejahteraan rakyat Aceh.

KONFLIK YANG TERJADI

 Masalah kemudian muncul meskipun perjanjian damai sudah disepakati. Kesejahteraan rakyat Aceh tidak juga tercapai. Masalah utamanya terletak pada komitmen baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk melahirkan kebijakan yang pro-rakyat Aceh. Kebijakan yang dikeluarkan kebanyakan bersifat politis dan cenderung menguntungkan satu kelompok saja. 

Berdasarkan hal tersebut timbul permasalahan pada Pemilukada 2012 di Aceh. Sekelompok masyarakat di Aceh mengajukan gugatan karena dianggap memangkas hak-hak politik masyarakat Aceh. Hal ini merupakan sebuah presentasi buruk bagi demokrasi di Aceh.

Pemerintahan Aceh telah melanggar hak konstitusional masyarakat Aceh yang dijamin oleh UUD 1945 . Semangat ini yang melatarbelakangi pengajuan judicial review oleh masyarakat sipil di Aceh. MK kemudian mengambil putusan untuk menerima gugatan tersebut dan membatalkan pasal 256 Undang-Undang Pemerintahan Aceh. 

Belajar dari pemilukada Aceh 2006, kehadiran jalur independen sesungguhnya sangat mencirikan suara rakyat yang sebenarnya. Dalam pertimbangan partai Aceh keputusan MK yang secara sepihak telah membatalkan keputusan tersebut telah mencederai semangat MoU Helsinki. Mahfud MD sebagai Ketua MK menegaskan bahwa putusan MK bersifat final.

PENYELESAIAN KONFLIK

Pada 26 Desember 2004, bencana gempa bumi dan tsunami besar menimpa Aceh. Kejadian ini memaksa pihak yang bertikai untuk kembali ke meja perundingan atas inisiasi dan mediasi oleh pihak internasional. Pada 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah RI memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Pada 17 Juli 2005, setelah berunding selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantta, Finlandia. Penandatanganan kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun