Mohon tunggu...
Nazwanais
Nazwanais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia

Saya Mahasiswi asal Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Melody of Megacity: Pusaka Sejarah, Arsitektur, dan Kebijakan (Kantor Kementerian Sekretariat Negara dan Museum Fatahilah)

7 Desember 2023   20:30 Diperbarui: 7 Desember 2023   20:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Kementerian Sekretariat Negara dibentuk sejak awal Negara Republik Indonesia berdiri dengan nama Sekretariat Negara. Proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah tonggak awal berdirinya negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sehari setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno diangkat sebagai Presiden. Dalam masa pemerintahannya, pada tanggal 02 September 1945 Presiden Soekarno membentuk Kabinet Pemerintah Republik Indonesia yang pertama. Dalam pembentukan Kabinet pertama ini, diangkat seorang Sekretaris Negara dan Juru Bicara. Dalam perjalanan sejarahnya, Kementerian Sekretariat Negara mengalami beberapa kali perubahan, baik tugas pokok, fungsi, kedudukan, maupun struktur kelembagaan.

Kementerian Sekretariat Negara adalah kementerian yang dipimpin oleh seorang Menteri Sekretaris Negara, dan berkedudukan di bawah serta bertanggung jawab pada Presiden. Kantor Kementerian Sekretariat Negara RI sekarang berada di Jl. Veteran No. 17-18 Jakarta Pusat 10110. Bangunan Kantor Sekretariat Negara sangat megah dan indah. Kantor Kementerian Sekretariat Negara sangat terlihat elegan karena didominasi warna putih, dimana warna putih sendiri melambangkan “kesucian.” Selain itu, sarana dan prasarana di Kantor Kementerian Sekretariat Negara terbilang ramah dan mudah diakses bagi semua kalangan. Tak terkecuali bagi masyarakat difabel. Sekarang hampir di setiap ruangan ada jalan dan toilet khusus bagi difabel. Selain itu, halaman depan kantor sangat enak dipandang, karena banyak tanaman hijau yang dirawat dengan baik di sana, sehingga membuat orang yang berkunjung ke sana merasa nyaman karena merasakan kesejukan dan ketenangan dari tanaman-tanaman tersebut. 

Beranjak dari keindahan dan kenyamanan kantor Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian sekretariat Negara RI juga memiliki tugas dan kebijakan. Tugas Kementerian Sekretariat Negara pada umumnya adalah memberikan dukungan teknis, administrasi, dan analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan Negara. Kementerian Sekretariat Negara juga sangat membantu Presiden dalam menyiapkan SDM unggul dengan membuka kesempatan Mahasiswa untuk magang di Kantor tersebut. 

Setelah kita mengetahui tentang kementerian negara dengan berbagai fungsi dan kewajiban,selanjutnya kita akan melanjutkan ke destinasi berikut, yaitu museum fatahilah, sejarah museum ini dimulai pada 1620 didirikan pertama kali balai kota di tepi timur Kali Besar.  Tapi harus di bongkar pada 1626 demi melawan serangan pasukan Sultan Agung. Pada tahun 1628 kondisi bangunan mulai tidak seimbang akibat kondisi tanah di Batavia, sehingga pada  1797 bangunan dibangun ulang atas perintah dari Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Peresmian gedung Balai Kota baru pada tanggal 10 Juli 1710.

Selama dua abad, bangunan tersebut digunakan sebagai kantor administrasi Kota Batavia, kantor Dewan Kotapraja (College Van Schepenen), dan kantor Dewan Pengadilan ( Raad van Justitie).  

Pada 1942 di masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai kantor pengumpulan logistik Dai Nippon atau Kekaisaran Jepang. Lalu setelah Indonesia merdeka, gedung ini dijadikan Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Pada tahun 1961 sempat digunakan sebagai Kantor Komando Militer Kota l dan kemudian sebagai Kantor Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Tahub 1970 bangunan ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya. 

Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin memberikan perintah untuk merenovasi gedung tersebut dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal Museum Fatahillah pada 30 Maret 1974.

Di dalam Museum Sejarah Jakarta dapat ditemui objek-objek seperti:

•Perjalanan sejarah Jakarta.

•Replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran.

•Hasil penggalian arkeologi di Jakarta.

•Mebel antik mulai dari abad 17 sampai 19.

•Keramik, gerabah, dan batu prasasti.

Objek-objek ini dibagi menjadi beberapa

ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta,

Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta,

Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan

Ruang Batavia.

Langgam arsitektur yang diterapkan pada Museum Fatahillah merupakan langgam arsitektur Barok klasik. Penggunaan beberapa elemen dengan skala yang monumental masih menghiasi beberapa sudut bangunan karena pengaruh gaya Neoklasik. Pintu pada bangunan Museum Fatahillah berjumlah 14 jenis pada eksterior maupun interior. 

Pintu pada bangunan Museum Fatahillah berjumlah 14 jenis pada eksterior maupun interior. Pintu ini mempunyai satu kesamaan yaitu berwarna merah tua dan mempunyai hiasan atau ukiran garis yang difinishing dengan warna emas. Pintu-pintu ini memiliki kusen yang tebal yaitu dengan rata-rata ketebalan 10cm. Terdapat 13 jenis variasi jendela dengan bentuk dasar geometri segi empat. Ada satu jenis jendela memiliki bentuk melengkung/arc pada bagian atasnya. 

Museum Oud Batavia ini merupakan lembaga swasta di bawah naungan Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) yang didirikan pada tahun 1778 dan turut berperan dalam mendirikan Museum Nasional. Koleksi-koleksinya kebanyakan merupakan peninggalan-peninggalan masyarakat Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal abad XVI, seperti mebel, perabot rumah tangga, senjata, keramik, peta, serta buku-buku.

Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah nama menjadi Museum Djakarta Lama dibawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Setelah Museum Sejarah Jakarta diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974, maka seluruh koleksi dari Museum Djakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum Nasional.

Sedari tahun 1999 Museum Sejarah Jakarta digagas bukan sekedar sebagai tempat untuk merawat dan memamerkan benda yang berasal dari masa penjajahan, tetapi harus bisa menjadi tempat bagi seluruh khalayak untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang sejarah kota Jakarta, serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Museum ini berupaya menyediakan berbagai informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih kreatif, serta menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif dan menarik guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun