Dua belas tahun yang lalu aku adalah seorang anak yang bersekolah di taman  kanak-kanak Nuurussyifa. Awalnya aku sempat mengikuti pelajaran sekolah seperti di Paud dengan waktu yang singkat karena orang tuaku memberikan pilihan aku ingin bersekolah dimana hingga akhirnya aku memilih sekolah di taman kanak-kanak Nuurssyifa. Kebiasaan yang sering aku lakukan adalah menggambar awalnya aku ingin menjadi seorang penari tetapi orang tua tidak mengizinkan.
Hari-hari yang aku jalani selama berada di sekolah cukup menyenangkan karena aku mulai mengenal lingkungan sekitar, mempunyai teman baru, dan banyak hal lainnya. Masa taman kanak-kanakku cukup menarik karena aku bisa bertamasya bersama teman-teman dan tak lupa saat acara perpisahan semua murid menampilkan bakat mereka masing-masing.
Setelah lulus dari taman kanak-kanak aku memasuki sekolah baruku yaitu SDN 2 Kertamulnya yang berada tidak jauh dari rumahku. Disini aku lebih banyak mengenal teman-teman. Saat kelas 1 aku  mendapatkan ranking lima besar dan membuat orang tua menjadi bangga. Aku jadi semakin bersemangat belajar untuk mendapatkan ranking tiga besar. Semakin berusaha semakin dekat dengan pencapaianku seperti  segalanya berubah, bahkan batu sekali pun.
Selanjutnya  di kelas 3 aku bisa mendapatkan ranking tiga besar dan setiap tahunnya pihak sekolak akan memberikan hadiah kepada murid yang berprestasi. Semenjak kelas 4 aku mengikuti ekstrakulikuler angklung karena dipilih orang guru seni budaya  dan hanya beberapa orang saja dan kebetulan dua teman dekatku juga terpilih aku merasa senang karena bisa menjadi bagian dari anggota angklung dan secara tidak langsung  bisa melestarikan budaya sunda ini.
Setelah itu aku mendapatkan informasi bahwa passing grade di SMP yang aku inginkan tidak memenuhi kriteria hasil ujianku, aku merasa membeku setelah mengetahui info tersebut.
Aku sempat meminta pada orang tua untuk lewat jalur belakang. "Mah bagaimana jika aku masuk ke sekolah tersebut lewat jalur belakang?" Kataku dengat raut wajah yang sedih. "Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk masuk ke sekolah tersebut banyak sekolah yang setara seperti sekolah yang kamu inginkan." Kata Mamah memberi nasihat kepadaku. "Tetapi teman-temanku yang tidak memasuki kriteria mereka melakukannya dengan cara tersebut." Kataku berusaha membujuk. "Jadilah diri kamu sendiri jangan mengikuti cara orang lain karena itu cara yang salah."Katanya sambil memelukku memberikan semangat. Setelah itu orang tuaku menceritakan tentang berbagai sekolah yang ada di daerahku dan akhirnya aku memutuskan untuk sekolah di SMPN 3 Padalarang.
Awal pertama masuk sekolah SMP aku tidak mempunyai teman yang sudah kenal dekat karena teman-teman SD ku berada di sekolah yang berbeda-beda. Hingga pada waktu masa MPLS aku mendapatkan banyak kenalan teman dan saat pembagian kelas ternyata satu kelas dengan teman gugusku. Di SMP ini aku mengikuti ekstrakulikuler paskibra dimana dalam ekskul ini ada sesi penyeleksian dan aku terpilih menjadi bagian dari ekskul tersebut. Ekstrakulikuler ini adalah yang terkenal di SMPN 3 Padalarang karena sering menyumbangkan piala untuk sekolah.
Setelah dilakukan sesi penyeleksian yaitu dibuat menjadi pasukan aku termasuk pasukan putri sayap garuda yang dimana satu pasukan itu berisi semua perempuan dengan jumlah 15 orang beserta 1 danton atau komando. Mula-mula kami semua diajarkan tentang pbb dasar. Seiring dengan berkembangnya waktu, mulai diajarkan bagaimana variasi formasi dalam baris berbaris. Sebenarnya latihan itu terkadang membuat rasa ingin berhenti dan lelah tetapi itu semua tertutupi oleh candaan dari teman-temanku
Pada waktu itu kami diberi kesempatan untuk mengikuti lomba disitu aku berusaha untuk menghafal bagaimana variasi formasi yang telah diajarkan oleh pelatihku. Kami semua selalu berlatih secara terus-menerus ketika mendekati hari perlombaan seperti kerja lembur bagai kuda. "Sebenarnya aku lelah dengan terus latihan seperti ini." Kataku pada teman. "Semua juga pasti lelah tetapi jangan menyerah dan jangan jadikan hari-hari kemarin yang telah dipakai latihan terbuang sia-sia,oleh karena itu kita harus tetap semangat dan berjuang supaya mendapatkan hasil yang memuaskan." Katanya dengan raut wajah yang sama lelah. " Baiklah semoga kita mendapatkan pencapaian yang luar biasa dan bisa membanggakan sekolah." Kataku dengan semangat membara."
Tiba saatnya waktu perlombaan aku merasa tak tenang karena melihat banyak sekali penonton. "Harus percaya diri jangan takut anggaplah penonton itu tidak ada dan jangan takut salah jika kalian melakukan kesalahan mengalir saja jangan menunjukkan ekspresi bahwa kalian itu salah." Kata pelatihku memberikan instruksi kepada kami. "Siap mengerti." Sahut  kami semua.
Ketika perlombaan dimulai riuh tepuk tangan penonton menggema ditelingaku aku berusaha tenang dan tampil dengan semaksimal mungkin . Setelah acara selesai tinggal menunggu waktu pengumuman kejuaraan. Ketika pengumunan kejuaran akan dimulai kami semua kumpul diruangan terlebih dahulu dan berdoa. "Semua hasil keputusan tentang juara nanti itu adalah pencapaian kalian jangan takut gagal sejatinya juara pasti akan mengalami kegagalan."Kata pelatihku. "Siap mengerti." Jawab kami semua dengan serempak. Setelah pengumunan kejuaraan akhirnya pasukanku mendapatkan piala yaitu juara 1 purna tingkat SMP se-Jawa Barat, kostum terbaik,dan yang lainnya. Â Kami semua melakukan sujud syukur . "Ini adalah bukti pencapaian kalian dan jangan pernah puas dengan hasil hari ini kita harus tetap berusaha untuk menjadi lebih baik lagi." Kata pelatihku.
Selain fokus terhadap ekskul aku juga memfokuskan dalam bidang akademi. Dengan terus berusaha aku mendapatkan ranking tiga besar akan tetapi ketika memasuki kelas 8, yaitu kelas unggulan aku mendapatkan ranking sepuluh besar. Hal itu tidak membuatku menjadi malas bahkan aku menjadi semangat belajar. Dan ketika kelas 9 Aku bisa mendapatkan lagi ranking tiga besar. Pada masa SMP ini aku sering mengikuti lomba-lomba paskibra dan banyak menyumbangkan piala untuk sekolah .
Hingga pada semester 1 aku mengikuti perlombaan paskibra diluar kota yaitu Tambun Bekasi. Dengan mengirimkan 2 pasukan . Latihan dalam perlombaan ini menurutku lebih ekstra lagi karena ini adalah tingkah nasional. Dengan hasil latihan yang semaksimal mungkin pasukanku bisa mendapatkan juara 1 umum tingkat nasional dan banyak kejuaran yang diraih oleh pasukanku beserta pasukan lain dari SMP ku.
Dan pada semester 2 setelah ujian nasional kami kembali berlomba untuk yang terakhir kalinya dimasa SMP ini, yaitu di Serang Banten tidak hanya itu sebelum berlomba kami semua mengunjungi pantai terlebih dahulu dan bermain-main disana. Selanjutnya kami ke tempat perlombaan dan karena ini yang terakhir untuk angkatanku maka harus semaksimal mungkin dan akhirnya kami mendapatkan juara 3 utama tingkat SMP se-Banten. Dan bisa menyumbangkan kembali piala untuk sekolah. Setelah itu aku tinggal menunggu hasil ujian nasional yang menegangkan dan akhirnya hasil ujian nasional sudah ada dan aku mendapatkan hasil yang cukup memuaskan . Ternyata masa SMP ku tak seburuk yang aku kira. Aku berpikir masa SMP ini tidak menyenangkan karena awalnya aku tidak bisa masuk SMP favorit tetapi semua itu diluar dugaan.
Nama : Nazwa Nabillah
Kelas  : XII MIPA 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H