Bismillahirrahmaanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para pembaca setia kompasiana,
Apa kabar teman-teman sekalian? Semoga kita selalu dalam keadaan yang baik di bumi Allah manapun yang kita pijak.
Alhamdulillahirabbil 'alamin sampai detik ini penulis masih diberi kesempatan sehingga bisa mengutarakan secuil opini tentang pendidikan.
Sudah sangat tidak asing lagi di telinga kita mengenai apa itu pendidikan, sebagaimana yang kita ketahui pendidikan merupakan 'never ending process'Â atau proses yang tidak akan pernah berakhir dan akan selalu berlanjut. Pendidikan adalah sebuah usaha membimbing dan mengarahkan seseorang kepada hal kebaikan. Pendidikan menjadi usaha untuk dapat membantu seseorang agar dapat melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Islam sebagai agama yang sempurna sangat menjunjung tinggi sebuah pendidikan, dimana pendidikan ibaratnya menjadi sebuah benteng yang akan melindunginya, semakin baik pendidikannya semakin kuat dan kokoh pula benteng itu melindunginya dari hal-hal yang dilarang. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi seseorang yang telah Allah karuniakan secara optimal. Pengaruh pendidikan bisa datang dari mana saja, terlebih dari lingkungan keluarga, karena didalam keluarga ada sosok ibu yang menjadi 'madrasatul ula'Â bagi anak-anaknya. Sudah sepatutnya sebagai orang tua untuk dapat mendidik anak dengan cara-cara yang baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.Â
Rasulullah SAW yang diutus di muka bumi ini sebagai penyempurna akhlak manusia tentu banyak sekali memberi tauladan-tauladan yang baik, salah satunya yakni dalam hal mendidik anak. Anak merupakan anugerah dan titipan dari Allah, orang tua diwajibkan untuk mendidiknya dengan sebaik-baik pendidikan. Imam Ghozali pernah menyampaikan sebuah maqolah yang menjelaskan bahwasanya setiap anak merupakan amanah bagi orang tuanya, beliau juga mengatakan bahwa setiap anak memiliki qobu atau hati yang suci layaknya sebuah mutiara atau perhiasan yang berharga, yang dimana jika anak senantiasa dibiasakan dengan hal-hal kebaikan  maka seorang anak akan tumbuh dengan kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, kemudian jika anak dibiasakan dengan berbuat yang tidak baik dan ditelantarkan pendidikannya maka ia akan merugi. Oleh karena itu, setiap anak harus dilindungi dengan cara mendidik, meluruskan, dan mengajarkannya akhlak yang baik.
Dari sini orang tua dapat bercermin bahwasanya sebegitu pentingnya mendidik anak dengan pendidikan yang baik. Sebenarnya ada banyak contoh-contoh mendidik anak yang Rasulullah SAW berikan, mulai dari mengajarkan anak gerakan-gerakan sholat, mengajarkan membaca alquran, mengajarkan doa-doa, mengajarkan puasa, dan masih banyak lagi. Tapi dalam kesempatan kali ini penulis hanya akan membagikan sedikit saja mengenai tips parenting yang perlu orang tua kuasai.
Hal mendasar yang perlu orang tua dedikasi kan pada anak adalah dengan memberi contoh yang baik, seperti mengajarkan anak untuk makan menggunakan tangan kanan, mendahulukan kaki kiri ketika masuk kamar mandi, membiasakan mengucapkan minta tolong, terima kasih, dan minta maaf, mengucapkan salam, makan dan minum dengan duduk, menutup mulut dengan tangan ketika menguap atau dengan hal-hal sederhana yang lainnya. Setiap anak sejatinya terlahir dalam keadaan fitrah dimana di usianya yang masih dini seorang anak dapat lebih mudah merekam hal-hal yang dilihat atau didengar, terlepas hal itu baik atau buruk. Anak merupakan peniru yang ulung, oleh karena itu pentingnya orang tua untuk memberikan contoh-contoh perilaku sederhana yang baik untuk ditiru anak dengan harapan anak dapat menyerap contoh baik itu dan menerapkan dalam kehidupan kemudian membiasakannya. Sebagaimana rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits "Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata krama"Â (HR. Imam At Tirmidzi - Imam Al Hakim).
Selain memberikan contoh yang baik, perlu juga bagi para orang tua untuk memberlakukan reward atau punishment. Dalam teori perkembangan moral kholberg, pada tahap pra-konvensional, seorang anak akan memperhatikan ketaatan dan hukuman serta berfokus pada pemuasan kebutuhan dan mendorong kepentingan diri sendiri, maka dari itu orang tua sebagai pendidik perlu untuk memancingnya dengan pemberian reward atau apresiasi pada perilaku anak yang baik agar anak dapat termotivasi dan memahami bahwa perbuatan tersebut baik serta pemberian punishment terhadap perilaku yang salah agar anak tidak mengulangi nya lagi.
Dalam islam hal tersebut dikenal dengan istilah taghrib dan tarhib, ternyata rasulullah SAW pernah mencontohkan hal tersebut, sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat Ahmad pernah diceritakan bahwasanya "Pada suatu ketika nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian beliau berkata 'Barangsiapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu'. Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri diatas punggung dan dada beliau. Lalu beliau menciumi dan menepati janji kepadanya".