Mohon tunggu...
Siti Nazwa Kamiliya
Siti Nazwa Kamiliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pembelajar yang selalu tertarik pada hal baru, penyuka buku dan bertumpu minat pada topik yang berkaitan dengan ilmu sosial dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penentuan Kompetensi Lulusan Model Saylor, Alexander dan Lewis

28 November 2024   08:53 Diperbarui: 3 Desember 2024   20:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Siti Nazwa Kamiliya Rahmah

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelas MPI E

Kompetensi lulusan merupakan salah satu aspek penting yang ditekankan oleh George J. Saylor dalam teori pengembangan kurikulumnya. Saylor mengemukakan penentuan kompetensi lulusan sebagai Langkah awal yang bersifat fundamental sebelum implementasi kurikulum. 

Menurutnya, kompetensi lulusan tidak hanya mencakup kemampuan akademik, tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan dan dunia kerja. Dalam memaknainya, ia menemakankan bahwa kompetensi lulusan adalah titik awal yang menentukan arah seluruh pengembangan kurikulum. 

Kompetensi lulusan harus dirancang berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat, dunia kerja, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Kompetensi ini mencerminkan hasil akhir dari proses Pendidikan yang ingin dicapai, sehingga kurikulum dapat disusun untuk mendukung pencapaian tersebut.

Saylor menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidik, pemangku kepentingan dan ahli dalam menetapkan kompetensi lulusan. Dengan melibatkan berbagai pihak, kompetensi yang dirumuskan menjadi lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan nyata. Selain itu, penentuan kompetensi harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan sosial da teknologi agar lulusan tetap kompetitif di masa depan.

Kompetensi lulusan dalam teori ini juga tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga afektif begitupun psikomotorik. Kompetensi ini dirancang untuk menciptakan individu yang seimbang secara intelektual, emosional dan fisik.

 Sebagai contoh, seorang lulusan tidak hanya diharapkan memahami teori dalam bidang tertentu teyapi juga memapu menerapkannya dalam situasi nyata, bekerja dengan orang lain, dan juga menunjukkna etika yang baik.

Saylor juga menyoroti pentingnya mendefinisikan kompetensi secara spesifik dan terukur. Kompetensi yang jelas membantu pendidik dalam merancang pembelajaran yang sesuai dan memudahkan evaluasi. Misalnya, kompetensi seperti "mampu memecahkan masalah kompleks dalam bidang teknologi informasi" memberikan arahan konkret tentang apa yang harus dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

Setelah kompetensi lulusan ditentukan, Saylor percaya bahwa kurikulum harus dirancang untuk mendukung pencapaianny secara sistematis. Kurikulum tidak hanya berisi mata pelajaran, tetapi juga strategi pembelajaran, media, dan evaluasi yang mendukung pengembangan kompetensi tersebut. 

Proses implementasi kurikulum harus melibatkan penilaian berkelanjutan untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan tercapai. Dalam hal ini, Saylor menekankan pentingnya evaluasi formatif dan sumatif untuk mengukur sejauh mana kompetensi lulusan telah dicapai. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum sehingga lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun