Oleh: Siti Nazwa Kamiliya Rahmah
Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Kelas MPI E
Pengembangan kurikulum adalah bagian penting dari pendidikan karena membantu siswa mencapai tujuan belajar. Teori Ralph Tyler, atau The Tyler Rationale, menekankan empat langkah utama dalam pengembangan kurikulum: penentuan tujuan, identifikasi pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar, dan evaluasi pencapaian tujuan. Teori ini adalah salah satu teori yang paling sering dijadikan dasar. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai cara teori Taylor dapat digunakan untuk membuat kurikulum yang relevan untuk era saat ini.
Langkah pertama dalam teori Taylor adalah menetapkan tujuan pendidikan. dalam konteks modern, tujuan ini harus relevan dengan kebutuhan zaman, seperti meningkatkan literasi teknologi, keterampilan berfikir kritis, dan kemampuan berkolaborasi. Pendekatan ini memastikan bahwa kurikulum tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga mendukung pengembangan karakter dan keterampilan abad ke-21. Contohnya dalam pendidikan STEM, tujuan seperti "mengembangkan kemampuan memecahkan maasalah berbasis teknologi" dapat dirumuskan secara spesifik dan terukur. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan modern yang berfokus pada pengembangan kompetensi peserta didik untuk masa depan.
Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan pengalaman belajar yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Dalam teori Taylor, pengalaman belajar harus dirancang agar agar peserta didik aktif terlibat. Misalnya, peserta didik diajak membuat aplikasi sederhana dalam pelajaran informatika untuk memahami konsep pemrograman sekaligus menerapkan keterampilan kolaborasi.
Taylor menekankan pentingnya mengorganisasi pengalaman belajar secara logis dan sistematis. Pengalaman belajar harus diurutkan dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari konsep dasar ke penerapannya. Do era modern, pendekaran spiral kurikulum-dimana peserta didik belajar konsep yang sama dengan tingkat pemahaman yang lebih mendalam setiap tahunnya-dapat digunakan.
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam teoru yang dikemukakan Taylor dengan tujuan untuk memastikan adalah untuk memastikan bahwa peserta didik telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi modern dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari tes formatif, portofolio digital, hingga asesmen berbasis proyek. Misalnya, alih-alih hanya menggunakan tes tertulis peserta didik dapat meminta membuat presentasi multimedia atau portofolio karya yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi. Hal ini tidak hanya mengukur hasil belajar tetapi juga memberikan umpan balik untuk perbaikan kurikulum.
Meskipun teori ini dikembangankan pada abad ke-20, prinsip-prinsip dasar Taylor tetap relevan di era modern. Namun, penerapannya perlu disesuaikan dengan tantangan dan peluang zaman, seperti integrasi teknologi, kebutuhan akan keterampilan baru, dan tuntutan pendidikan yang inklusif.
*Tulisan ini disarikan dari Bahan Ajar Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu (SIT) Part 12: Pengelolaan Pemasaran Jasa: Sekolah Islam Terpadu (SIT), Dosen Pengampu: Prof. Dr.H.A.Rusdiana, M.M
Siti Nazwa Kamiliya R; Lahir di Bandung, tanggal 07 Oktober 2004, merupakan anak ke-enam pasangan Bapak Ilyas Surahmansyah, dengan Ibu Siti Imas Masitoh. Alamat Tempat Tinggal Kp. Bunisari RT 001 RW 013 Kec. Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat,Indonesia, 40911, HP: 085871062993, E-Mail : snazwakamiliyar@gmail.com
Pendidikan: Sekolah Dasar/MI Nurul Huda Yamada lulus tahun 2016, MTsN 2 KBB lulus tahun 2019, MAN 1 Kota Tasikmalaya dan sekarang kuliah di UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Jurusan MPI S1.