Mohon tunggu...
Nazwa Fadillah lubis
Nazwa Fadillah lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penentuan Kadar Vitamin C dalam Buah-buahan

12 Juni 2024   19:03 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil perhitungan pada percobaan

HALO TEMAN TEMAN PERKENALKAN NAMA SAYA NAZWA FADILLAH LUBIS DENGAN NIM 4221131029. 

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas judul materi yang ada pada praktikum biomolekuler, dengan judul penentuan kadar vitamin C dalam buah-buahan. 

ASISTEN LABORATORIUM : TRI SUCI LATIFAH HANUM

TUJUAN PRAKTIKUM :

1. Mengetahui kadar vitamin C pada mangga

2. Mengetahui kadar vitamin C pada lemon

3. Mengetahui perubahan warna pada sampel setelah di titrasi.

TINJAUAN TEORITIS :

Vitamin adalah zat gizi mikro atau sering disebut juga dengan mikronutrien, yang sangat dibutuhkan oleh tubuh meskipun hanya dalam jumlah sedikit. Vitamin menjadi salah satu bahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kerja dari organ-organ tubuh. Tubuh hanya membutuhkna vitamin dalam jumlah kecil, tetapi tubuh tidak dapat memproduksi vitamin sendiri sehingga kebutuhan vitamin di dalam tubuh hanya dapat dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi. Vitamin merupakan senyawa yang unik, meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kelebihan vitamin di dalam tubuh tidak dapat disimpan terus menerus, karena tubuh tidak dapat menyimpan cadangan vitamin. Ada berbagai macam vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: Vitamin larut air (water soluble viamins), dan vitamin larut lemak (fat soluble vitamins). Vitamin C merupakan vitamin larut air yang memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan vitamin B. Vitamin C sendiri terdapat dalam 2 bentuk yaitu: dalam keadaan tereduksi akan berbentuk asam askorbat, sedangkan dalam keadaan teroksidasi akan berbentuk dehidroaskorbat. Umumnya fungsi vitamin dalam tubuh berkaitan dengan fungsi vitamin C sebaga donor elektron, sehingga membuat vitamin C menjadi bentuk vitamin C yang aktif dan stabil dalam jaringan, tetapi ketika digunakan seagai kofaktor atau antioksida, vitamin C akan dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang lebih tidak stabil, dan siap didaur ulang kembali menjadi vitamin C oleh beberapa system enzim (Iswari dkk., 2022).

Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air, fungsi utama vitamin C adalah sebagai koenzim atau kofaktor. Vitamin C juga disebut asam askorbat karena senyawa ini kuat dalam reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi - reaksi hidroksilasi. Selain berfungsi sebagai  antioksidan vitamin C mempunyai fungsi lain yakni terkait pembentukan kolagen yaitu senyawa protein yang berperan dalam reaksi jaringan ikat,seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit,dan tendon. Vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,pendarahan di bawah kulit dan pendarahan gusi, vitamin c juga dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan serangan jantung. Vitamin C stabil dalam suasana asam tetapi mudah rusak oleh oksidasi, alkali, panas dan logam seperti zat besi dan tembaga. Vitamin C bagi tubuh adalah sebagai antioksidan yang bekerja menghalangi beberapa kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi pada tubuh yang menyebabkan terjadi radikal bebas yang sangat aktif dan dapat merusak struktur fungsi sel namun reaktivitas radikal bebas dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang melengkapi sistem kekebalan tubuh. Sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali, terutama terhadap panas, tetapi sangat stabil terhadap asam (seperti halnya dalam banyak jenis air buah-buahan/juice) dan cukup stabil selama penyimpanan sementara dalam keadaan dingin dan segar. Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam. Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter, benzen, kloroform, dan lain-lain. Vitamin C berbentuk kristal putih, tidak berbau, bersifat asam dan stabil dalam bentuk kering. Memiliki berat molekul 176,13 dan struktur yang mirip dengan struktur monosakarida tetapi mengandung gugus enadiol yang berfungsi dalam sistem perpindahan hidrogen yang menunjukkan peranan penting dalam vitamin ini. Rumus molekul C6H8O6 (Leo & DaulayDaulay, 2022).

ALAT DAN BAHAN 

A. Alat

1. Pipet tetes 

2. Erlenmeyer 

3. Corong kaca

4. Labu ukur 

5. Gelas ukur

6. Buret

B. Bahan 

1. Sari buah lemon

2. Sari buah mangga

3. Larutan iodin

4. Indikator amilum

5. Aquades

PROSEDUR KERJA 

TABEL HASIL PERCOBAAN

Hasil pengamatan
Hasil pengamatan

REAKSI REAKSI 

Reaksi- reaksi
Reaksi- reaksi

PERHITUNGAN

img-20240612-181549-6669852aed64151b4439cd82.jpg
img-20240612-181549-6669852aed64151b4439cd82.jpg

Hasil perhitungan pada percobaan
Hasil perhitungan pada percobaan

PEMBAHASAN

Secara teori

Buah mangga sangat kaya akan zat gizi, setiap 100 g mengandung vitamin C 61mg, energi 113 kkal, protein 1g, lemak 0,2g,karbohidrat 14,6g, kalsium 17mg,fosfor 23mg, dan besi 1mg. Mangga merupakan sumber beta-karoten, kalium dan vitamin C yang baik. Zat terkandung di dalam mangga mampu memberikan perlindungan terhadap
kanker karena dapat menetralkan radikal bebas. Di samping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C dalam mangga berfungsi menjaga dan memacu kesehatan pembuluh pembuluh kapiler, kesehatan gusi dan gigi, membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi natrosamin, suatu zat pemicu kanker. Banyak mengkonsumsi mangga juga mampu mengembalikan energi secara cepat, menurunkan panas, sebagai desinfektan serta mencegah gangguan pencernaan seperti konstipasi. vitamin C rentan terhadap udara, cahaya, panas, serta mudah rusak selama penyimpanan (Suprayogi,2021).

Vitamin C merupakan senyawa yang
senyawa yang sangat mudah larut dalam air, bersifat asam sehingga lebih stabil dalam larutan asam dibandingkan larutan alkali. sifat asam inilah yang mempengaruhi rasa pada buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, semakin tinggi kandungan vitamin C dimungkinkan semakin kuat juga rasa
masam yang dihasilkan. Kadar vitamin
C akan menurun seiring dengan proses
transpirasi yang menyebabkan buah kehilangan kandungan air karena terjadi proses penguapan yang dipengaruhi oleh suhu dan lama penyimpanan, menyebabkan buah rusak sehingga pengeluaran enzim
asam ascorbat oksidase yang tersimpan dalam jaringan akan keluar sehingga
akan semakin banyak vitamin C yang
teroksidasi menjadi L-Diketogulonat.
Dalam waktu yang sama disecara bersamaan buah menyerap O2 sehingga meningkatkan oksidasi vitamin C sehingga akan melepaskan CO2, pelepasan CO2, l-Diketogulat membentuk L-silulosa kemudian akan kembali menjadi, sehingga semakin lama penyimpanan setelah dipetik akan
semakin menurunkan kandungan vitamin C-nya (Mulyani dkk., 2021).

Secara praktikum, 

Untuk sampel mangga, setelah dihaluskan 20 gram dan diencerkan filtratnya pada labu takar 100m diambil 10ml larutan dan ditetes 2 tetes amilum 1% dan dititrasi dengan 12 sebanyak 3 kali pengurangan dan minghasilkan warna biru kehijauan. pada titrasi 1 volume titran 4,2ml pada titrasi 2 volume titran 2,7ml dan pada titrasi yang ke3 volume titran 2,8ml. maka kadar vitamin pada manggal ialah 14,226% warna biru yang dihasilkan pada hasil titrasi lalah menunjukkan titik akhir tittrasi yang tercapai. Namun ada percobaan yang di lakukan hasil percobaan tidak sesuai dengan hasil yang ada di teori, dapat di nyatakan bahwa adanya kesalahan yg di lakukan praktikan saat melakukan percobaan.  

Untuk sampel lemon setelah dihaluskan 50 gram dan diencerkan filtratnya pada labu takar 100 ml dan diambil 10 ml larutan ditetesi dengan 2 tetes amilum dan dititrasi dengan I2 sebanyak 3 kali pengulangan dan hasil yang didapatkan pada titrasi pertama didapatkan volume titran 1,2 ml pada titrasi kedua volume titran yang didapatkan sebanyak 1,5 ML dan pada titrasi ketiga volume titran yang dapat sebanyak 1,1 ML dan menghasilkan perubahan warna merah pada titrasi 1 dan 3 dan warna merah kekuningan pada titrasi 2. Kadar rata-rata pada lemon terdapat 2,23% maka lemon tidak mengandung vitamin C atau dapat dikatakan juga bahwa lemon mengandung sedikit vitamin C perubahan warna yang terjadi pada larutan menunjukkan hasil akhir dari titrasinya. 

Maka keterkaitan antara teori dan praktikum itu tidak sejalan dikarenakan adanya perbedaan hasil akhir titrasi pada larutan yang diuji pada praktikum tidak sama dengan yang ada di teori Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan pada pemilihan buah. 

KESIMPULAN 

1. Kadar vitamin C pada lemon yang di dapat dari praktikum dan perhitungan sebesar 2,23%

2. Kadar vitamin C pada mangga yang didapat dari praktikum dan perhitungan sebesar 14,226%

3. Perubahan warna pada sampel mangga setelah di titrasi menghasilkan warna orange dan perubahan warna pada sampek lemon setelah titrasi adalah berwarna biru, titrasi dengan memakai I2 dan indikator amilum. 

DOKUMENTASI
DOKUMENTASI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun