Mohon tunggu...
NAZWA AULIA KAMILAH
NAZWA AULIA KAMILAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia

Saya senang menghabiskan waktu luang dengan menonton film, merakit lego, dan bersepeda di sore hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dendam Gunarto dalam Naskah Ayahku Pulang Karya Usmar Ismail

12 Desember 2023   21:04 Diperbarui: 12 Desember 2023   21:52 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang mebesarkan kau! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan! Ayahmu yang sebenar-benar adalah aku. 

Maimun berusaha membujuk hati abangnya, dia menanyakan kepada kakaknya agar mau mengampuni kesalahan ayahnya sepanjang waktu. Kemudian, Mintarsih menangis sambil mengatakan bahwa kakaknya begitu tega menyuruh ayah pergi ketika hujan deras. Meski demikian, Gunarto tetap tidak mau mengalah dan merasa marah. Gunarto tetap teguh pendirian untuk mengusir ayahnya dari rumah. Tidak lama setelah itu Maimun pergi keluar untuk mencari ayahnya. Sesampainya di rumah Maimun hanya membawa kopiah dan baju basah ayahnya yang ia temukan di dekat jembatan. Mengetahui hal itu, Mintarsih, Ibu, dan Gunarto terkejut. Gunarto langsung membawa kopiah dan baju basah tersebut sambil berlari keluar dan berteriak-teriak seperti orang gila yang menujukkan bahwa ia sangat menyesal atas perbuatan yang ia lakukan.

Gunarto mampu memahami dan menghayati karakter secara mendalam. Gunarto benar-benar menyampaikan rasa dendamnya secara jelas dan tegas. Ia menunjukkan dendamnya dengan terus mengungkit-ungkit kesalahan yang dilakukan oleh ayahnya. Tidak hanya itu, Gunarto juga menujukkan kemurkaan pada ayahnya di akhir cerita dengan tidak menerima kembali ayahnya pulang ke rumah.

Namun, Gunarto menyadari apa yang telah ia perbuat kepada ayahnya merupakan perbuatan keji. Ia merasa menyesal ketika ia mengetahui ayahnya tidak akan pulang untuk selamanya karena telah melompat dari jembatan. Gunarto berteriak sangat kencang saat hujan deras sambil menyalahkan dirinya sendiri. Hal tersebut menunjukkan rasa emosi yang sangat kuat sehingga pembaca terbawa dengan suasana yang dialami oleh Gunarto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun