Terakhir, dari sudut pandang Marxisme, solusi yang lebih besar adalah reformasi sistemik. Ini berarti kita harus melihat kembali sistem kapitalis yang memungkinkan eksploitasi ini terjadi. Perubahan besar dalam struktur ekonomi dan sosial diperlukan untuk memastikan bahwa semua pekerja diperlakukan dengan adil dan manusiawi.
Kesimpulan
Kasus perdagangan manusia, perbudakan, dan pembunuhan di industri perikanan Kantang di Thailand adalah cerminan dari sisi gelap kapitalisme yang mengejar keuntungan tanpa peduli kemanusiaan. Eksploitasi kelas pekerja, kondisi kerja yang tidak manusiawi, dan pelanggaran hak asasi manusia adalah masalah serius yang butuh perhatian sesegera mungkin.
Dengan melihat dari perspektif Marxisme, kita bisa mengerti bahwa masalah ini bukan cuma tentang kejahatan transnasional, tapi juga kegagalan sistem kapitalis yang membuat eksploitasi merajalela. Solusinya bukan cuma soal penegakan hukum yang lebih baik atau pengelolaan perikanan yang lebih berkelanjutan, tapi juga perubahan struktural yang lebih mendalam dalam sistem ekonomi dan sosial di Thailand.
Perjuangan kelas dan kesadaran akan pentingnya hak-hak pekerja adalah langkah awal buat perubahan ini. Dengan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, pekerja, dan masyarakat internasional, kita bisa mulai menciptakan industri perikanan yang lebih adil dan manusiawi. Jadi, penting banget buat kita semua buat terlibat dan mendukung perubahan yang dibutuhkan ini.
Perdagangan manusia, perbudakan, dan pembunuhan di industri perikanan Kantang adalah pengingat bahwa tindakan segera diperlukan. Reformasi di sektor makanan laut Thailand sangat penting. Pemerintah, produsen, dan konsumen harus bekerja sama. Tujuannya adalah memastikan industri ini menghormati hak asasi manusia dan lingkungan. Pandangan Marxisme menekankan bahwa untuk perubahan sejati, sistem kapitalis yang mendasari eksploitasi ini harus ditantang dan diubah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI