Mohon tunggu...
Nazwa Amalia
Nazwa Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya adalah seorang mahasiswa yang aktif dalam menulis blog, hobi saya traveling dan keliling indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Agama yang Selalu Terjadi di Kalangan Masyarakat

19 November 2023   17:10 Diperbarui: 19 November 2023   17:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada tahun 2016 terjadi konflik antara agam islam dan agama Buddha yang dimulai dengan sebuah protes dari seorang perempuan bernama Meliana memprotes suara adzan di masjid Al-Makhsum. wanita tersebut memberikan sebuah keluhan bahwa suara adzan masjid itu dinilai terlalu keras daripada biasanya, ibu Meliana tersebut melaporkan keluhannya, alasan meliana melaporkan rasa keberatan tersebut ke ibu Uwo adalah karena bapak dari ibu Uwo adalah seorang nadzir dari masjid Al-Makhsum, kemudian setelah mendapat cerita tersebut, ibu Uwo memberitahu ke adiknya yaitu saudari Hermayanti, dan saudari Hermayanti memberitahukan kepada bapak Kasidi yang merupakan seorang nadzir masjid tersebut, konflik kerusuhan Tanjungbalai ini menjadi ramai pada pukul 9 malam sampai 11 malam, karena adanya mediasi di kantor keluarahan sampai dengai Kantor Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kantor Kepolisian Sektor Tanjung Balai Selatan, sampai dengan Kantor Kepolisan Resor Tanjung Balai. Setelah sholat berjamah, bapak Kasidi memberitahukan adanya keluhan dari ibu Meliana yang rumahnya disebrang masjid kepada pengurus DKM di masjid tersebut, pengurus tersebut bernama bapak Dailami dan dilihat oleh beberapa jamaah masjid , setelah menerima informasi tersebut pengurus DKM Masjid Al-Makhsum dan beberapa jamaah mengunjungi rumah saudari Meliana.

Sesudah mereka disana sedikit perdebatan yang mengundang beberapa orang penasaran akan hal tersebut, datanglah suami dari saudari Meliana dan meminta maaf atas kejadian perdebatan yang terjadi di rumah saudari Meliana. Sholat isya pun selesai dan setelah itu pukul jam 8 malam, terdapat banyak bertambahnya massa yang berada di rumah ibu Meliana, kepala kampung membawa suami dan saudari Meliana dan beberapa pengurus masjid Al-Makhsum di kelurahan, dan beredarlah rumor bahwa terdapat warga etnis tionghoa mematikan speaker masjid,tidak memperbolehkan adzan, dari hal tersebut semakin bertambah banyak massa tersebut dan mendatangi keluarahan tersebut, pukul 9 malam sampai dengan 11 malam dari Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kantor Kepolisian Sektor Tanjung Balai Selatan, sampai dengan Kantor Kepolisan Resor Tanjung Balai. Di dapatkan hasil bahwa Meliana dan suami meminta maaf atas kejadian tersebut tentang protes mengecilkan suara adzan yang berada di sebrang rumahnya. 

sekitar jam 11 malam sampai dengan pukul 3 dini hari Jumlah massa dari 600 orang sampai 1000 orang mengeluarkan amarahnya dengan melakukan pembakaran, perusakan terhadap beberapa bangunan ibadah di Kota Tanjung Balai dan rumah Meliana. Hal tersebut kerakibat pada bangunan yayasan sosial, sekitar 15 tempat yang dirusak, pembakaran terhadap vihara, klenteng, bangunan yayasan sosial, dan rumah Meliana

Dampak yang terjadi di konflik Tanjungbalai pada tahun 2016, ini menyebabkan kerugian tentang bangunan ibadah, selain itu terdapat kendaraan yaitu mobil juga rusak. Meskipun tidak terdapat korban jiwa, tetapi kerugian yang terjadi disana mencapai miliaran, selain itu terdapat sebuah pembakaran 10 tempat ibadah, 1 tempat yayasan sosial yang bertempat di Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai, serta terdapat 8 unit kendaraan berjenis mobil yang dibakar, yayasan sosial tersebut terletak di keluraha indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan. Hal tersebut menggambarkan dampak yang buruk terkait konflik tersebut Dalam proses penyelasain konflik tersebut ternyata belum selesai dengan pihak dari pemerintah yang mengirim aparat keamanan dan kalangan elit agama dari Tanjung balai ini. 

Usaha mereka masih belum meredamkan konflik tersebut, sehingga konflik ini diselesaikan oleh beberapa pihak luar tanjung balai dan dari masyarakat lokal dari tanjung balai. Dari pihak masyarakat lokal tanjung balai menggunakan kesadaran mereka untuk mengakhiri konflik ini, selain itu juga terdapat LSM yang memakai cara pendekatan adat untuk menyelesaikan konflik tersebut. pihak dari luar tanjung balai pun mmbantu dalam bentuk moral dan materi untuk masalah konflik tersebut. 

selain itu juga bidang keamanan juga membantu dijaminnya perdamaian pasca konflik tersebut dan menghentikan kofnlik terbuka serta adanya kegiatan kekerasan untuk mendukung rundingan konflik tersebut, sukses dihentikan oleh bidang keamanan Sehingga dalam pemikiran dialekta hegel ini ada tesis-antitesis dan sintesis. Dimana tesis pada peristiwa ini adalah suara adzan yang berada dekat rumah Meliana, sedangkan antitesis ini adalah Meliana yang keberatan akan suara adzan tersebut terlalu keras suaranya ketimbang biasanya. Kedua hal tersebut akhirnya menimbulkan suatu masalah. 

Dari masalah tersebut akhirnya muncul sebuah sintesis yaitu penyelesaian dari 2 hal tersebut. Penyelesain tersebut ialah dari pihak masyarakat loka, LSM, apparat keamanan maupun pihal luar yang membantu perdamaian akan hal tersebut. itulah peristiwa sejarah yang tergambar dalam pemikiran filsuf hegel tentang dialekta hegel yaitu tesis-antitesis-sintesis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun