Mohon tunggu...
nazwa almustikamz
nazwa almustikamz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya hobi Memasak, dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penghapusan Skripsi sebagai Tugas Akhir

7 Oktober 2023   22:27 Diperbarui: 9 Oktober 2023   15:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Didalam suatu dunia pendidikan tinggi, skripsi adalah tahap akhir yang sangat penting dalam perjalanan dan perjuangan seorang mahasiswa untuk dapat meraih sebuah gelar sarjana. Namun akhir akhir ini sedang panas isu tentang penghapusan tugas akhir atau skripsi bagi mahasiswa. Yang mana Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia, Nadiem Makarim menyatakan akan melakukan penghapusan skripsi, sebagai syarat kelulusan S-1 dari perguruan tinggi.

Hal tersebut disampaikan Mendikbudristek tersebut dalam kesempatan diskusi Merdeka Belajar pada Selasa, (29/8) lalu. Menteri Nadiem Makarim menyebut wacana kebijakan terbaru yakni syarat kelulusan mahasiswa dapat ditentukan oleh kepala program studi (Kaprodi) di setiap perguruan tinggi dan beberapa syarat lain tugas akhir yang harus dipenuhi. Namun demikian, kebijakan ini sudah dituangkan didalam Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu lulusan dengan tidak memberi batasan kaku pada syarat kelulusan mahasiswa. Namun, aturan baru tersebut hanya berlaku bagi mahasiswa yang prodinya sudah menerapkan kurikulum berbasis proyek.  

Dengan di adakanya penghapusan tugas akhir atau skripsi bagi mahasiswa, sehingga terdapat beberapa pendapat yang berbeda-beda di kalangan perguruan tinggi, baik dosen, mahasiswa, maupun yang menyangkut dalam perguruan tinggi lainnya. 

Dan tidak jarang mahasiswa yang merasa sangat terbebani dengan tugas akhir ini, sehingga munculah sebuah pertanyaan apakah penghapusan skripsi sebagai tugas akhir merupakan solusi terbaik ?

Dampak yang ditimbulkan dari penghapusan tugas akhir ini pastinya akan sangat bergantung pada penggantian atau alternatif yang diberikan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Jika lembaga dapat menggantikan proses ini dengan cara-cara yang mempromosikan penelitian, pembelajaran intensif, dan pengembangan keterampilan yang setara atau lebih baik,mugkin dampak negatif dapat diminimalkan. Namun sebaliknya, jika langkah-langkah penggantian tidak memadai, kemungkinan besar dampak negatif dapat lebih kuat dari pada dampak positif.

Berikut beberapa dampak yang mungkin akan terjadi jika skripsi yang menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana bagi seorang mahasiswa dihapus dan digantikan dalam bentuk prototipe, proyek,atau bisa berbentuk lainnya.

1. Hilangnya Standar Akademik

Dampak utama dari penghapusan skripsi adalah hilangnya standar akademik yang tinggi dalam dalam program studi sarjana (S1). Skripsi adalah salah satu peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan penelitian, analisis data, dan penulisan ilmiah.

2. Potensi Kurangnya Pengembangan Kemampuan Kritis

Penulisan skripsi sering memerlukan pengembangan kemampuan kritis, analitis, dan penalaran. Penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan dapat mengurangi peluang mahasiswa untuk mengasah dan mengembangkan keterampilan mereka. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk mempertimbangkan alternatif yang dapat memungkinkan mahasiswa untuk tetap mengembangkan kemampuan kritis, analitis, dan penalaran, meskipun tanpa adanya skripsi. 

3. Kurangnya Kontribusi Penelitian

Skripsi memberikan mahasiswa kesempatan untuk terlibat dalam penelitian mandiri yang mendalam. Mereka dapat menyelidiki masalah yang menarik minat mereka dan membuat kontribusi kecil terhadap pemahaman di bidang tersebut. Dalam skripsi, mahasiswa mungkin menemukan hasil atau temuan baru yang dapat berkontribusi pada pengetahuan di bidang studi mereka. Hal ini dapat menjadi sebuah pengalaman yang memuaskan dan membanggakan.

4. Penurunan Kualitas Lulusan

Skripsi memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan penelitian yang mendalam, yang mencakup pencarian literatur, pengumpulan data, analisis, dan sintesis informasi. Penghapusan skripsi dapat mengurangi pengalaman ini, yang berdampak pada kemampuan penelitian lulusan. Skripsi juga sangat membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan analisis kritis. Tanpa skripsi, mahasiswa mungkin tidak memiliki pengalaman yang sama dalam mengevaluasi dan menganalisis masalah secara mendalam.

5. Potensi Penghematan Waktu dan Biaya

Dalam beberapa kasus, mahasiswa yang menyelesaikan skripsi mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk bekerja paruh waktu atau bekerja penuh waktu untuk mendukung diri mereka sendiri. Dengan penghapusan skripsi, mereka mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk belajar atau bekerja dengan fleksibilitas yang lebih besar.

Menulis skripsi memerlukan waktu yang signifikan. Dengan adanya penghapusan skripsi, mahasiswa dapat menyelesaikan program studi mereka dalam waktu yang lebih singkat, yang dapat menghemat beberapa semester studi. Pengurangan waktu studi dapat mengurangi biaya kuliah dan biaya yang terkait dengan kuliah, seperti biaya kuliah, buku teks, dan biaya hidup yang harus ditanggung mahasiswa atau keluarga selama masa studi.

6. Peningkatan Alternatif Evaluasi

Peningkatan alternatif evaluasi adalah salah satu solusi yang dapat diambil oleh institusi pendidikan tinggi jika mereka memutuskan untuk menghapus skripsi sebagai persyaratan dalam program studi sarjana. Alternatif evaluasi ini dapat dirancang untuk tetap mengukur kemampuan mahasiswa, mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, dan memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga.

7. Mengurangi Stres bagi mahasiswa

Tidak jarang kita mendengar Mahasiswa mengeluh tentang Tugas akhir seperti skripsi, skripsi sering kali menjadi sumber stres utama bagi mahasiswa. Proses penelitian, penulisan, dan presentasi skripsi dapat menjadi beban berat yang mengganggu kesejahteraan mental mahasiswa. Dan dengan menghapuskan skripsi, dapat mengurangi tingkat stres bagi mahasiswa. 

8.pemfokusan Pada Pembelajaran Praktis

 Dengan adanya Penghapusan skripsi dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih fokus pada pembelajaran praktis yang lebih relevan dengan bidang pekerjaan yang akan mereka masuki setelah menjadi sarjana. Hal Ini dapat meningkatkan kesiapan mereka untuk dunia kerja.

Dari topik yang dibahas, dapat disimpulkan , jika penghapusan skripsi sebagai persyaratan dalam program studi sarjana memiliki dampak yang perlu dipertimbangkan dengan baik. Hal Ini termasuk sangat ber pengaruh pada pengembangan kemampuan penelitian dan kritis mahasiswa, kontribusi penelitian dari lulusan, penghematan waktu dan biaya, serta pentingnya mencari alternatif evaluasi yang seimbang. Keputusan terkait ini harus mempertimbangkan tujuan pendidikan dan kepentingan mahasiswa.

Ketika institusi pendidikan tinggi mempertimbangkan menghapuskan skripsi sebagai persyaratan kelulusan, penting untuk mengambil langkah-langkah yang hati-hati untuk memastikan bahwa pengganti yang ditawarkan dapat menjaga standar akademik, memungkinkan pengembangan keterampilan kritis, dan mempersiapkan lulusan dengan baik untuk masa depan mereka. Keputusan ini harus diambil dengan perhatian terhadap tujuan akademik dan kepentingan mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun