Mohon tunggu...
Nazwa Ainis sifa
Nazwa Ainis sifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Bercerita Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Anak Usia Dini

9 Juni 2024   21:49 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nazwa Ainis Sifaa, Vera Sardila 

 

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwa metode bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia dini.Penelitian ini berdasarkan hasil kutipan dari para ahli. Artikel ini berisi bagaimana perkembangan anak usia dini dalam keterampilan berbicara. Bercerita mendorong anak untuk menggunakan bahasa secara ekspresif dan kreatif. Mereka belajar bagaimana menyusun kalimat,mendeskripsikan objek,dan menceritakan sebuah alur cerita. 

ABSTRACT

The aim of this research is to explain that the storytelling method can improve speaking skills in young children. This research is based on quotes from experts. This article contains how early childhood development in speaking skills. Storytelling encourages children to use language expressively and creatively. They learn how to construct sentences, describe objects, and tell a story line.

PENDAHULUAN 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa "anak usia dini merupakan individu penduduk yang berusia antar 0-6 tahun. Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20/2003 ayat 1, menyebutkan bahwa "yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Fadillah, (2014:19) mengemukakan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Jurnal ini membahas mengenai perkembangan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Berbicara adalah sesuatu keterampilan berbicara yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui bercerita ,bercakap-cakap,dan tanya jawab. Penerapan teknik bercerita ini dapat diharapkan dapat membantu perkembangan kemampuan berbicara pada anak usia dini.Selain itu, melalui cerita pada saat anak mendengarkan dan mengikuti jalan cerita, pada saat itu juga emosi, fantasi dan imajinasi anak dapat berkembang. 

METODE

Dalam keterampilan berbahasa terdapat dua jenis keterampilan, yakni keterampilan berbahasa reseptif dan keterampilan berbahasa produktif. Keterampilan berbahasa reseptif adalah keterampilan bahasa yang diaplikasikan untuk memahami sesuatu yang disampaikan melalui bahasa lisan dan tulisan. Adapun yang termasuk bahasa reseptif adalah kegiatan menyimak dan membaca. Sedangkan, Keterampilan berbahasa produktif adalah keterampilan bahasa yang diaplikasikan untuk menyampaikan informasi baik secara tertulis maupun lisan. Adapun yang termasuk bahasa produktif adalah kegiatan menulis dan berbicara.

Keterampilan bahasa anak khususnya pada kategori reseptif yaitu menerima bahasa, pada tingkat perkembangan yakni menyimak perkataan orang lain dan memahami cerita dengan mendengarkan guru atau teman berbicara, mendengarkan cerita sederhana, melukiskan kembali isi cerita. secara sederhana, dan menyebutkan tokoh-tokoh didalam cerita. Namun, hal tersebut masih belum tercapai dengan baik karena kenyataannya anak masih banyak yang ramai dikelas saat pembelajaran berlangsung, tidak mendengarkan guru yang sedang berbicara didepan, suka berebut mainan dengan teman sebayanya, tidak fokus, dan anak pun kesulitan untuk melukiskan kembali isi cerita. Berdasarkan permasalahan yang ada, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi anak terdapat pada keterampilan mendengarkan atau menyimak yang rendah. Padahal keterampilan mendengarkan pun perlu diajarkan sebagai bagian dari perkembangan bahasa (Severe 2003: 30).

Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran yakni metode bercerita. Berdasarkan menurut (Sugandi, 2021) definisinya bahwa bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat, cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampikan baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi), kegiatan bercerita di TK harus diusahakan menjadi pengalaman di TK yang bersifat unik dan menarik. Di Taman Kanak-Kanak bercerita adalah salah satu metode pengembangan bahasa beberapa aspek fisik maupun psikis sesuai dengan tahap perkembangan, sedangkan metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita Menurut (MF AK, 2021) bahwa dalam pembelajaran pendidikan di Taman Kanak- Kanak bahasa merupakan alat komunikasi sebagai wujud dari kontak social dalam menyatakan gagasan atau ide-ide dan perasaan oleh sikap individu, sehingga dalam mengembangkan bahasa seorang anak memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia taman kanak-kanak dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pribadi anak tersebut.

Bercerita dapat membantu anak dalam mengembangkan dan melatih kemampuan bahasa yang anak-anak miliki dan dengan melalui cerita anak lebih dituntut aktif dalam mengembangkan bahasanya dibantu oleh arahan dan bimbingan guru. Metode bercerita memang suatu pembelajaran yang menarik karena metode tersebut sebenarnya sangat di gemari anak, apalagi jika metode yang digunakan ditunjang dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak-anak sehingga anak lebih berpotensi dalam mengembangkan bahasa. Seorang anak mempunyai potensi untuk segala hal lebih cepat sehingga lebih mudah membentuk dan mengarahkan dirinya, hal tersebut sesuai dengan tujuan program kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak (Depdiknas, PKB TK, GBPK B TK) yaitu untuk melakukan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan pada anak bisa di lakukan dengan cara kegiatan, mendengarkan radio, mendengarkan audio cerita untuk anak, mendengarkan lagu-lagu anak, bernyanyi, pesan berantai, menirukan suara, menebak suara, menjawab pertanyaan, dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini adalah metode bercerita, bercakap- cakap, melakukan tanya jawab, melakukan wisata edukasi, sosiodrama. (Depdiknas 2004:18). Dari berbagai metode yang disebutkan di atas, penggunaan metode bercerita inilah yang akhirnya dipilih guna membantu siswa dalam mencapai tingkat pencapaian perkembangan penerimaan bahasa dan pengungkapan bahasa dalam hal ini penggunaan metode bercerita ini dengan 1) menyimak perkataan orang lain, 2) memahami cerita dan menjawab pertanyaan sederhana, dan 3) menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar (Moeslihatoen, 2004: 168).

KESIMPULAN 

Anak usia dini adalah anak yang memiliki rentan umur mulai dari 0-6 tahun. Pada usia tersebut anak anak masih belum mengerti tentang keterampilan berbahasa , maka dari itu orang tua harus membantu dalam proses tersebut. Beberapa metode dapat dilakukan dalam perkembangan tersebut salah satunya ialah metode bercerita. Metode bercerita adalah metode yang menarik bagi anak anak usia dini dan sangat dapat mudah untuk dipahami oleh anak anak. 

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Eka Rizki. "Meningkatkan perkembangan bahasa Anak Usia Dini dengan metode bercerita." (2019)

Priyanto, A. (2014). pengembangan kreativitas pada anak usia dini melalui Aktivitas bermain. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, (2).

Sisdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta:Kemendikbud, 2003).

Supriatna, A., Kuswandi, S., Ariffianto, M. A., Suryadipraja, R. P., & Taryana, T. (2022). Upaya melatih kemampuan berbicara Anak Usia Dini melalui metode bercerita. Jurnal Tahsinia, 3(1), 37-44.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun