Mohon tunggu...
Nazwa Aisya Fadila
Nazwa Aisya Fadila Mohon Tunggu... Lainnya - 201910501008

Mahasiswa Universitas Jember (Perencanaan Wilayah dan Kota)

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak yang terjadi terhadap APBD Kota Probolinggo selama Pandemi Covid-19

21 April 2021   22:23 Diperbarui: 22 April 2021   19:08 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selain itu dengan adanya pemangkasan pada APBD Kota Probolinggo, membuat perekonomian di Kota Probolinggo lesu meskipun sudah ada beberapa masyarakat yang menerima bantuan sosial. Banyak pedagang yang merasa bahwa bantuan sosial yang telah diberikan masih kurang dalam mencukupi kebutuhannya. Ditambah lagi minat pembeli yang sepi sehingga membuat pendapatan nya menurun. 

Dari hal ini terdapat permasalahan kembali mengenai APBD Kota Probolinggo yang masih tidak tersalurkan secara merata di segala faktor ekonomi. Salah satu permasalahan tersebut yaitu anggaran pemeliharaan pada 11 pasar daerah di Kota Probolinggo yang masih sangat minim, hanya pasar-pasar besar saja yang menerima anggaran tersebut. Perbaikan yang dilakukann di salah satu pasar yaitu Pasar Baru masih kurang maksimal karena terkendala dengan terbatasnya anggaran. Pasar - pasar yang ada di Kota Probolinggo merupakan salah satu sumber terbesar Pendapatan Asli Daerah, namun mengapa Pemkot hanya menganggarkan sebesar Rp 17 juta per tahunnya. 

Akibat dari masalah minimnya anggaran tersebut, membuat komentar-kometar negatif dari beberapa anggota Komisi II dalam rapat dengan Dinas Koperasi, Usaha mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP). Salah satu anggota mengatakan bahwa anggaran pemeliharaan 11 pasar hanya diberikan Rp 17 juta per tahun merupakan jumlah yang sangatlah sedikit. Sedangkan 11 pasar teresebut menyumbang kontribusi yang sangat besar pada pendapatan daerah. 

Dari hal ini terlihat bahwa terjadi ketimpangan dalam perlakuan program Pemkot Probolinggo yang terlalu berfokus pada penggunaan anggaran daerah untuk penanganan covid sehingga melalaikan sektpor lainnya.  Dampak dari anggaran yang minim tersebut membuat terutama masyarakat Pasar Baru mengeluh karena terjadinya kebocoran serta minat pembeli menjadi menurun akibat ketidaknyamanan di kawasan pasar tersebut. 

Dengan membiarkan kondisi Pasar Baru seperti itu membuat wajah kota dalam kondisi yang kumuh dan buruk. Oleh karena itu, mengenai anggaran yang ideal untuk pemeliharaan pasar dan program lainnya perlu perhitungan lebih detail dan perbaikan anggaran daerah yang dialokasikan untuk seluruh sektor di Kota Probolinggo.

Agar segera berlalu permasalahan pandemi Covid-19 ini, maka seluruh masyarakat diharapkan mematuhi anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan. 

Dengan cara melaksanakan 5 M ( Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, Memakai masker, Menghindari kerumunan dan Mengurangi kegiatan keluar rumah) serta mensukseskan program vaksinasi Pemkot Kota Probolinggo untuk mencapai Herd Imunity (Kekebalan Kelompok) guna memutus penyebaran Covid-19. Dengan demikian, perputaran ekonomi dapat berjalan normal kembali yang diharapkan nantinya APBD juga tertata kembali seperti semula sebelum adanya Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun