4. Motivasi
Orang berprivilege cenderung memiliki motivasi yang kuat sebab ia ingin mempertahankan keadaannya yang sekarang atau bahkan meningkatkan lagi hidupnya. Berbeda dengan orang yang kurang privilege. Orang-orang ini, meskipun memiliki motivasi dan tekad yang kuat untuk merubah hidupnya, namun tetap saja, ketika mereka jatuh akan sedikit sulit untuk bangkit kembali.
5. Lingkungan
Pergaulan menentukan seperti apa kepribadian seseorang. Sebagian orang yang berprivilege tumbuh di lingkungan yang mendukung pendidikan, berbeda dengan orang yang kurang berprivilege, yang di lingkungannya masih sering dijumpai kalimat "Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nanti juga kerjanya di dapur".
6. Sifat dan sikap orang itu sendiri
Ini adalah faktor dari dalam diri seseorang, bila ia merasa bahwa ia tidak membutuhkan pendidikan, mau sekeras apapun motivasi yang diberikan orang lain maka ia akan tetap bebal.
Lalu bagaimana dengan orang yang kurang privilege? Apakah mereka berhak atas pendidikan?
Tentu saja berhak, semua orang berhak mendapat pendidikan yang layak. Apalagi di zaman serba cepat ini, ilmu bisa diakses  dengan mudah lewat internet, terdapat banyak program beasiswa baik dari swasta maupun pemerintah, lembaga pendidikan dengan biaya yang tak mahal juga sudah ditemui.
Pendidikan bukan hanya tentang deretan huruf dan angka yang ditulis oleh tinta diatas kertas, tetapi juga soal karakter yang ingin dibangun, sifat dan sikap yang ingin dibentuk agar menjadi manusia yang takut kepada Tuhannya.
Jangan takut belajar, tetap bersyukur dengan keadaan, ingat, belajar bisa didapatkan dari siapa saja, dimana saja, kapan saja, dan dari apa saja selama dirimu mau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H