Mohon tunggu...
Nazril
Nazril Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

seorang jurnalis dan konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suherman, Kepemimpinan dan Masa Depan Perekonomian Tanah Datar

3 Juli 2024   14:21 Diperbarui: 3 Juli 2024   14:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

H.SUHERMAN
Politisi, Pengusaha, Pegiat Pertanian dan UMKM

Tahun 2024 ini  masyarakat Tanah Datar  akan memilih secara langsung  Bupati dan Wakil Bupati melalui pemilihan serentak pada tanggal 27 Nopember 2024. Tentu saja pemilihan kepala daerah ini merupakan sebuah ajang kompetisi sehat bagi putra putri terbaik Tanah Datar untuk menawarkan visi dan misi untuk kemajuan Tanah Datar untuk 5 tahun kedepan. Pilkada ini juga harapan bagi masyarakat Tanah Datar  untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan rakyat serta menjadi jawaban terhadap kondisi yang dihadapi masyarakat saat ini.

Tanah Datar adalah kabupaten berpenduduk 356.085  jiwa, dimana 15 persen dari keseluruhan populasi bermukim di Kota Batusangkar, dan ebih dari 85 persen penduduk bekerja dibidang pertanian dan sektor-sektor pertanian termasuk UMKM.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tanah Datar hampir diseluruh kecamatan dan nagari kenaikannya sangatlah kecil, sehingga aktivitas ekonomi yang dilakukan saat ini akan sangat sulit membuat PDRB positif, kecuali peningkatan kunjungan wisata yang terus ditingkatkan, membangun value produk-produk pertanian dan UMKM, serta meningkatkan ekspor produk jadi dan setengah jadi keluar Tanah Datar.

Pertumbuhan ekonomi Tanah Datar ada kenaikan tetapi sangatlah kecil,  walaupun angka inflasi rendah.  Jika mengacu pada sosio economic status (SEC) berdasarkan agregate expenditure for household, maka jika dibagi dalam tiga cluster (Q1,Q2 & Q3), maka lebih dari 70 persen kepala keluarga berada pada Q2-Q1-Q0 artinya berada pada kelas menengah kebawah dan miskin. sedangkan kelas menengah, menengah keatas dan premium kurang dari 30 persen.  Volume transaksi lokal hampir tak bertumbuh, karena tak ada saving yang cukup, sementara kalangan premium lebih banyak memilih bertransaksi diluar Tanah Datar, maka dengan demikian kontribusi kalangan premium terhadap pertumbuhan ekonomi dan PDRB tidak berkorelasi sama sekali atau bisa jadi berkorelasi negatif.

Dalam bidang ketenagakerjaan, UMKM adalah penyerap lapangan kerja tertinggi hingga 70 persen, namun disisi lain hampir seluruh UMKM tidak mampu membayar gaji pekerja sesuai dengan UMP yang ditetapkan, namun yang dinyatakan bankabel kurang dari 2 persen, sedangkan sisanya berada pada aktivitas bertahan tanpa dukungan modal dan pemasaran, berorientasi pada produksi tanpa value dan tidak terhubung ke jalur pemasaran yang efektif, sehingga dari sisi profit sangatlah kecil, bahkan secara akuntansi tidak cukup untuk membayar bunga pinjaman lembaga keuangan yang ada, dan kalaupun ada berpotensi gagal bayar yang cukup tinggi.

Angka pengangguran terdidik cukup tinggi, dimana sektor formal hanya mampu menyerap kurang dari 5 persen lulusan universitas, sedangkan sisanya menyebar disektor-sektor lain termasuk mencari kerja keluar Tanah Datar.  Disisi lain pertumbuhan industri lokal tak sebanding dengan kecepatan universitas memproduksi lulusan baru di berbagai jenjang dan strata. Termasuk investasi yang cenderung stagnan dimana sangat minim terjadi investasi yang perlu ditelusuri lebih jauh sebabnya sehingga Tanah Datar belum dinyatakan feasible untuk investasi.  Sementara BUMD  tidak mampu menyumbangkan PAD atau bisa dikatakan merugi.

Di bidang pendidikan, Tanah Datar belum berhasil menjadi destinasi utama pendidikan putra-putri terbaik, dimana sebagian lulusan terbaik sekolah menengah tingkat atas memilih melanjutkan pendidikan keluar Tanah Datar, dan kurang dari 3 persen yang kembali ketika lulus, itupun karena lolos menjadi ASN, sedangkan 97 persen lainnya memilih berkarir diluar Tanah Datar baik di pemerintahan, BUMN, swasta nasional, swasta asing dan bekerja di luar negeri.  Hal ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi Tanah Datar, tentang betapa banyak putra putri terbaik kabupaten tersebar diluar Tanah Datar dan tidak menjadikan Tanah Datar sebagai tujuan karir dan masa depan.

Dalam bidang sosial dan hukum, persoalan yang cukup menjadi perhatian adalah tingginya angka (secara prosentase) narkoba, LGBT, perjudian, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak dibawah umur, sex bebas, aborsi, sengketa tanah, kecelakaan lalu lintas, rendahnya keharmonisan antar saudara dan tetangga, dan masalah-masalah lainnya yang tentu perlu penelusuran khusus untuk mendapatkan angka yang sahih. Adagium "Adat basandi syara', Syara' basandi Kitabullah" hanya pemanis bibir, implementasinya sangat rendah dalam kehidupan.

Berbagai permasalahan merupakan masalah bersama, perlu dilakukan konsolidasi yang kuat diantara seluruh elemen masyarakat untuk menyelesaikan satu per satu masalah tersebut, dan tentunya hanya dapat dilakukan salah satunya dengan kepemimpinan yang kuat, memiliki visi dan misi yang terimplementasi saat terpilih, kerja keras dan mengayomi, karena ke depan Tanah Datar membutuhkan figur handal yang dapat dijadikan contoh dan inspirasi bagi masyarakat untuk bersama-sama menuju perubahan yang terukur dan memiliki roadmap yang clear.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun