Suatu kesempatan yang sangat berharga dapat menelusuri sejarah Kerajaan Huristak dan menetap langsung selama 2 bulan di istana Kerajaan Huristak. Kerajaan ini merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.Â
Raja yang berperan besar dalam perjuangan Kemerdekaan adalah Patuan Barumun (1884-1966) Raja Huristak ke XI yang terletak di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
 Jauh sebelum berdirinya Negara Indonesia, Kerajaan Huristak sudah berdiri dan eksis sebagai sebuah kerajaan Batak yang makmur. Bahkan Kerajaan Batak yang satu ini sebelum datang penjajah di tanah Nusantara memiliki peradaban yang cukup maju sama halnya dengan kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Nusantara terutama di Pulau Jawa.
Tentu saja kemajuan Kerajaan Huristak di pengaruhi oleh sektor tertentu. Sektor utama yang memajukan peradaban Kerajaan Huristak adalah sektor pertanian.
"Pada tahun 1946-1947 Kerajaan Huristak rutin memberikan logistik padi kepada dewan kemakmuran tentara Indonesia di buktikan dari dokumen-dokumen kami" ujar Tondi Utama Hasibuan yang bergelar Patuan Daulat Sutan Palaon (Raja Huristak ke XII).
Tentu saja sesuai dengan yang di ujarkan oleh Tondi menunjukkan betapa pentingnya Kerajaan Huristak ini dalam swasembada pangan pada masa itu.
"Padahal Kerajaan Huristak pada saat Indonesia merdeka tahun 1945 belum bergabung dengan NKRI tetapi sudah memberikan logistik padi milik kerjaan kepada NKRI, di tahun 1947 barulah Kerajaan Huristak resmi bergabung dengan NKRI" jelas  Tondi sambil menunjukkan dokumen kerajaan.
Dari dokumen yang di tunjukkan oleh Tondi Utama Hasibuan, Kerajaan Huristak mampu mensejahterakan rakyatnya melalui sektor pertanian, tentunya sebelum bergabung dengan NKRI.Â
Dari dokumen yang di tunjukkan tercatat bahwa ada banyak sekali komoditi yang menjadi sumber pendapatan kerajaan ataupun rakyatnya. Bukan hanya padi, ada juga kapas, kacang, kedelai, bahkan peternakan.
Ini merupakan dokumen penting yang dimiliki oleh Kerajaan Huristak.
