Mohon tunggu...
Nazmi Syahida
Nazmi Syahida Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Learning to love the process

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku dan Depresiku

19 Maret 2024   19:51 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku masih tidak percaya mendapat diagnosa Mixed Anxiety and Depressive Disorder (MADD).

"Kenapa depresi?" 

"Aku hanya merasa aku memiliki kecemasan, tidak sampai depresi" 

Ternyata memang pemahamanku tentang depresi belum banyak. Apalagi salah satu mental ilness MADD ini. 

Aku cenderung memiliki perubahan emosi yang cepat. Tadinya baik-baik saja, tapi 5 menit kemudian bisa menangis tersedu-sedu. Atau saat aku hanya pergi ke toilet dan tidak memikirkan apapun lalu menangis lagi. Atau saat aku sedang bekerja dengan tenang, tiba-tiba menangis. 

Di dalam kepalaku saat menangis adalah "Kenapa aku menangis? Aku tidak tau kenapa aku menangis". Tapi saat menangis rasanya hatiku begitu sakit, seperti ada orang yang berbicara kasar padamu, seperti ada yang mengkhianati, seperti tidak lulus SBMPTN. 

Ya, rasanya sangat sakit hingga tidak tahan dan ingin menangis saja untuk meluapkannya. 

Suatu hari saat aku sedang menangis kencang (tentu aku tidak tahu kenapa aku menangis) selama 2-3 menit lamanya aku berhenti menangis. Tapi hanya terhitung 10 detik kemudian, aku bisa tersenyum lagi bahkan menertawai hal kecil. Disitulah aku menyadarinya, "oh ternyata memang aku menderita depresi" 

Aku yakin jika ada orang yang melihat atau mendengarku saat itu pasti ketakutan melihat caraku bersikap. Tapi sejujurnya aku mulai berdamai dengan perasaan ini. Perubahan suasana hati yang cepat berganti mulai kuterima. 

Sebenarnya, saat pertama kali didiagnosa MADD, aku masih bingung untuk mencernanya. Ada poin plus dan minusnya. Yaitu plusnya aku jadi bisa mendapatkan pengobatan yang tepat, mencari solusi atas masalah yang terjadi, dan optimis jika semuanya akan membaik. Tapi tentu ada poin minusnya, yang justru aku rasa lebih banyak. 

Minusnya, aku seperti mengklaim pikiranku jika aku seorang penderita mental illness. 

"Apakah sakit perutku karena mentalku? Apakah sakit kepalaku karena anxietyku? Saat aku bersikap acuh apakah karena depresiku?" Semua sikap yang aku rasakan dan lakukan kini menjadi pertanyaan. 

Selain itu, aku memikirkan cara pandang orang-orang yang akan berbeda jika mereka tahu penyakitku. Aku khawatir semua ini akan berlangsung lama. Aku harus mengkonsumsi obat-obatan dengan jangka waktu yang lama. Aku harus menyembunyikan ini dari ibuku, sekuat tenaga supaya dia tidak tahu. 

Aku hanya bisa bercerita pada teman terdekatku. Dan juga menuangkannya disini, melalui tulisan. 

Tapi, aku tidak bisa banyak bercerita pada temanku. Meski rasanya sangat ingin bercerita setiap harinya, tapi aku menahannya. Aku takut malah menjadi energi negatif untuknya. Aku takut merusak mood temanku. Aku yakin, mereka bisa merasakan emosi negatif dariku saat aku bercerita. 

Apakah MADD ini mengganggu aktivitasku? Sangat. 

Aku adalah seseorang yang bersemangat untuk bekerja. Aku bisa melakukan banyak improvisasi dalam pekerjaanku. Puluhan inisiatif bisa kulakukan dalam satu hari. Bahkan sesekali aku menyempatkan belajar. Tapi, saat aku menderita anxiety disorder tahun lalu, semuanya berubah. 

Aku sangat tidak tertarik dengan bekerja. Rasanya sangat malas. Aku sulit membagi waktu dan konsentrasiku selalu terpecah. Aku tidak bisa fokus dan sering terdistraksi oleh hal-hal kecil. 

Padahal aku sudah berusaha menghilangkan distraksi itu. Seperti menghapus semua sosial media, instagram, tiktok, twitter, dan lainnya. 

Rasanya kepalaku sangat berisik. Aku tidak mengenal diriku yang sekarang. Aku hanya ingin kembali menjalani hari dengan damai. Aku mohon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun