Dalam dunia farmasi ini, kaolin digunakan juga sebagai bahan eksipien atau bahan tidak aktif yang ditambahkan ke dalam bahan aktif suatu obat-obatan untuk meningkatkan volume bahan aktif tanpa menambah dosis bahan aktif tersebut. Eksipien dapat disebut juga sebagai pelarut atau pengisi. Eksipien berfungsi untuk melarutkan bahan aktif obat yang sukar dilarutkan, sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi dan mempermudah penyerapan di dalam tubuh. Fungsi lain dari eksipien yaitu mempermudah penanganan obat, meningkatkan ketahanan terhadap perubahan temperatur lingkungan, sehingga dapat mencegah terjadinya denaturasi dan memperpanjang umur simpan.Â
Kaolin dapat menjadi bahan pensuspensi dan berfungsi untuk menstabilkan tipe suspensi deflokulasi agar partikel dapat diresuspensikan kembali dengan pengocokan sebelum obat digunakan. Keadaan deflokulasi adalah keadaan dimana partikel saling menyatu dan laju pengendapannya sangat lambat yang dapat menyebabkan gumpalan.
Kaolin merupakan bahan anorganik yang banyak digunakan juga dalam dunia kosmetik. Penggunaannya dilakukan bersamaan dengan bahan organik untuk membuat kosmetik. Kaolin ini digunakan sebagai bahan pengisi, bahan penyerap, bahan penstabil busa, alas bedak, dan concealer untuk menutupi ketidaksempurnaan serta memberikan tampilan kulit yang alami. Penggunaan kaolin yang merupakan salah satu jenis tanah liat dengan kandungan mineral yang tinggi telah diteliti dapat memberikan perlindungan pada kulit karena kemampuannya dalam menyerap material lain dan mampu menempel pada kulit membentuk lapisan yang melindungi kulit secara mekanik terhadap paparan dari luar.
Aktivitas kaolin sebagai pelindung kulit yang baik banyak digunakan untuk mengatasi iritasi kulit dan alergi. Kaolin dapat membantu menurunkan efek dari radiasi ultraviolet (UV-A dan UV-B) dengan panjang gelombang 320-400 nm dan 290-320 nm yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker. Kemampuan kaolin untuk menghadang sinar UV dipengaruhi oleh ukuran partikel dari zat aktif kaolin.
Selain menggunakan kosmetik untuk membuat kulit lebih indah, perawatan kulit juga sangat diperlukan. Perawatan kulit dapat dilakukan dari dalam maupun dari luar. Salah satu produk kecantikan yang banyak digunakan ialah masker wajah. Masker wajah merupakan salah satu perawatan wajah yang dilakukan dari luar. Masker wajah dapat berfungsi untuk menghaluskan kulit, mengangkat sel-sel kulit yang mati, melembabkan, dan memberikan nutrisi pada kulit. Jenis-jenis masker wajah yang biasa digunakan yaitu clay mask, sleeping mask, sheet mask, peel off mask, wash off mask, mud mask, dan expoliating mask.
Penggunaan kaolin yang kaya akan mineral sebagai bahan dasar dalam produk kecantikan tentunya sudah memenuhi beberapa persyaratan sepert tidak memiliki sifat toksik, tidak reaktif, tidak alergenik, dan tidak dapat penetrasi ke jaringan internal kulit, sehingga tidak menyebabkan efek sekunder. Kaolin digunakan dalam formulasi masker lumpur atau mud mask karena kaolin bermanfaat untuk menyerap kotoran pada pori-pori kulit, mencegah timbulnya jerawat, memperhalus kulit wajah, dan memperlancar peredaran darah.Â
Kaolin dapat dikombinasikan dengan bentonit yang juga merupakan mineral lempung untuk memaksimalkan fungsi dari kaolin itu sendiri. Beberapa contoh produk masker yang mengandung kaolin yaitu Lancome Masque Pure Empreinte, Sensatila Botanicals Acne Clarifying Charcoal Mask, dan Dear by Renee Purifying Kaolin Mask.
Dari hasil evaluasi sensori terhadap sifat fisik masker lumpur berbahan dasar kaolin, semakin banyak kaolin yang terkandung dalam masker, maka semakin tinggi pula intensitas warnanya. Hal tersebut disebabkan karena kaolin memiliki karakteristik yang berwarna putih. Berbeda halnya dengan bentonit yang jika kadarnya semakin tinggi, maka warna masker akan semakin gelap. Hal tersebut dikarenakan bentonit memiliki karakteristik berwarna coklat.
Variasi formula kaolin dalam masker juga mempengaruhi nilai pH pada masker. Kulit wajah membutuhkan produk yang memiliki pH yang sesuai dengan kulit yaitu sekitar 4.7, sedangkan kaolin sendiri memiliki pH yang cenderung basa yaitu sekitar 6-8.Â
Untuk itu, variasi formula masker dengan bahan baku kaolin perlu dilakukan untuk mendapatkan masker dengan pH yang sesuai dengan kulit wajah. Kadar kaolin yang baik dalam formula masker berkisar 20-35% dari total bahan baku. Selain kadar, lama waktu penyimpanan dari masker juga berpengaruh terhadap nilai pH. Semakin lama waktu penyimpanan, maka pH cenderung akan semakin meningkat. Untuk itu, sangat penting bagi produk masker mencantumkan tanggal kadaluarsa pada kemasan maskernya.