Mohon tunggu...
Nazla Sabila Rosyad
Nazla Sabila Rosyad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Malang yang sedang menempuh sarjana S1 Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

$3,4 Trilliun Menuju Masa Depan: Memahami Investasi Global dalam Transformasi Digital

13 September 2024   00:45 Diperbarui: 13 September 2024   00:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

$3,4 Triliun Menuju Masa Depan: Memahami Investasi Global dalam Transformasi Digital 

Artikel Extending the Process Frontier of Digital Transformation: A Flow-Oriented Perspective oleh Hajar Mozaffar dan Marina Candi memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana organisasi dapat mengelola kompleksitas transformasi digital. Pendekatan tradisional dalam memahami transformasi digital sering kali terlalu fokus pada aspek strategis dan teknologi secara linier. Mozaffar dan Candi menolak pandangan ini dengan mengajukan perspektif berbasis aliran (flow-oriented perspective) yang lebih dinamis, menunjukkan bahwa transformasi digital adalah proses yang terus berkembang, bukan tujuan akhir yang dapat diprediksi.

Mereka mengidentifikasi fenomena penting yang belum banyak dibahas sebelumnya, yaitu momen transisi---periode stabilitas sementara yang muncul selama proses transformasi digital. Dalam momen-momen ini, jalur aksi yang beragam berinteraksi untuk membentuk aliran transformasi digital yang baru. Penelitian ini mengambil pendekatan kualitatif longitudinal, yang memberikan data komprehensif tentang dua organisasi besar yang sedang menjalani transformasi digital.

Yang menarik dari artikel ini adalah penggunaan taksonomi baru yang membedakan tiga jenis jalur aksi: inscribing, mobilising, dan orchestrating---yang masing-masing memiliki peran dalam membentuk proses transformasi digital. Mozaffar dan Candi juga menekankan bahwa proses ini sangat bergantung pada interaksi antara teknologi, orang, dan organisasi, serta dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi pasar atau regulasi industri.

Studi ini relevan bagi para pemimpin organisasi yang sering kali menghadapi tantangan untuk menyelaraskan inisiatif transformasi digital mereka dengan dinamika yang terus berubah. Dalam beberapa kasus, lebih dari 70% upaya transformasi digital gagal mencapai hasil yang diharapkan karena kegagalan dalam memahami kompleksitas ini. Artikel ini, yang diterbitkan pada Agustus 2024, menyoroti pentingnya memandang transformasi sebagai perjalanan yang penuh dengan tantangan dan peluang yang terus berkembang.

Mozaffar dan Candi dalam artikel mereka tidak hanya memperkenalkan konsep momen transisi, tetapi juga menjelaskan bagaimana transformasi digital harus dipandang sebagai proses yang dinamis. Mereka menggambarkan jalur aksi sebagai komponen kunci dalam menggerakkan perubahan. Dalam sebuah studi kasus yang melibatkan dua organisasi besar, penulis menunjukkan bagaimana jalur aksi inscribing, yang biasanya digerakkan oleh visi strategis atau tujuan organisasi, bertemu dengan jalur aksi mobilising yang berfungsi untuk memfasilitasi keselarasan dan mengatasi konflik. Sebagai contoh, dalam satu organisasi, inscribing lines diwakili oleh perencanaan digitalisasi besar-besaran yang diluncurkan pada tahun 2015, sementara mobilising lines muncul ketika pemimpin tim transformasi harus menegosiasikan berbagai kepentingan yang bertentangan di antara departemen.

Yang menarik, mereka juga menunjukkan bagaimana jalur aksi orchestrating dapat melampaui batas organisasi dan bahkan mempengaruhi sektor-sektor industri secara luas. Misalnya, di salah satu kasus, sebuah organisasi yang mengimplementasikan teknologi baru berhasil mendorong perubahan signifikan pada rantai pasok mereka, yang pada akhirnya menyebabkan adopsi proses baru oleh pemasok mereka. Dengan kata lain, orchestrating lines memungkinkan terciptanya kolaborasi lintas-organisasi yang mempercepat transformasi digital di tingkat sektor.

Menurut penelitian lain, sekitar 60% perusahaan melaporkan bahwa mereka telah mempercepat inisiatif transformasi digital mereka selama pandemi COVID-19, tetapi hanya 30% dari inisiatif tersebut yang benar-benar dianggap sukses (McKinsey, 2021). Mozaffar dan Candi memperingatkan bahwa salah satu alasan kegagalan ini adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya momen transisi dan jalur aksi yang lebih fleksibel. Mereka menunjukkan bahwa ketika organisasi terlalu kaku dalam mengikuti rencana yang telah ditetapkan, mereka kehilangan peluang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang tak terduga.

Selain itu, artikel ini menggarisbawahi peran teknologi digital yang terus berkembang, seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), yang seringkali memaksa organisasi untuk terus beradaptasi. Implementasi teknologi ini tidak hanya mengubah cara kerja, tetapi juga menuntut restrukturisasi nilai dan proses di seluruh organisasi. Data dari Statista menunjukkan bahwa pengeluaran global untuk transformasi digital diproyeksikan mencapai $3,4 triliun pada tahun 2026, meningkat dari $1,3 triliun pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memahami bahwa transformasi digital bukanlah proyek satu kali, melainkan sebuah perjalanan berkelanjutan yang membutuhkan fleksibilitas dan pemahaman mendalam tentang dinamika perubahan.

Secara keseluruhan, artikel Extending the Process Frontier of Digital Transformation: A Flow-Oriented Perspective oleh Mozaffar dan Candi memberikan perspektif baru yang sangat relevan tentang bagaimana organisasi dapat lebih efektif mengelola transformasi digital mereka. Dengan mengidentifikasi momen transisi dan memetakan jalur aksi yang dinamis, penelitian ini menawarkan wawasan tentang pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam menghadapi kompleksitas teknologi dan organisasi. Di tengah meningkatnya investasi dalam transformasi digital---dengan angka global yang diproyeksikan mencapai $3,4 triliun pada tahun 2026---artikel ini memperingatkan bahwa keberhasilan transformasi digital sangat bergantung pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan belajar dari setiap momen transisi yang terjadi.

Artikel ini menekankan bahwa transformasi digital bukanlah tujuan akhir yang pasti, melainkan sebuah proses evolusi yang terus bergerak. Organisasi yang berhasil adalah mereka yang mampu mengidentifikasi peluang di tengah perubahan dan memfasilitasi kolaborasi antara berbagai aktor dan teknologi. Dengan demikian, penting bagi para pemimpin bisnis untuk memandang transformasi ini sebagai sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan peluang yang tak terduga, tetapi juga menjanjikan hasil yang besar jika dikelola dengan tepat.


Referensi

Mozaffar, H., & Candi, M. (2024). Extending the process frontier of digital transformation: A floworiented perspective. Information Systems Journal, 41, 1-41. https://doi.org/10.1111/isj.12557

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun