Mohon tunggu...
Nazlah Nurdina
Nazlah Nurdina Mohon Tunggu... student -

I'm a teenager!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Pilihan

11 November 2010   13:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Just tell to you friends . Sometimes, I think more somethin’ in this world. Benarkah bumi itu bulat ? Mengapa saat itu lautan tak tumpah? Bumi berbentuk bola, berarti tidak mempunyai rusuk-rusuk bukan? Dulu, saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar, hatiku bertanya bagaimana uang diciptakan? Mengapa sang pemerintah tak membuat uang sebanyak-banyaknya dan perkara tentang moneter itupun selesai sudah. Mengapa supir angkot tahu ke arah mana yang kita tuju? Padahal sangat banyak penumpang yang memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Oh no, this is not important, right? Haha it’s freak . Pikiran seseoarang yang mempunyai rasa ingin tahu terkadang memang aneh. Masih banyak lagi yang aku pikirkan tentang apa yang kulihat didunia ini. Dulu aku berfikir bahwa Allah ialah seorang lelaki yang berpenampilan seperti ustadz yang menggunakan gamis berwarna putih, wajahnya yang bersinar, bertubuh besar, menggunakan kopyah dan tasbih di jemarinya. Itu sesuatu khayalan yang luar biasa! HAHA . Setelah aku beranjak dari tahapan anak-anak menuju remaja barulah disana aku tahu semua jawaban atas sebuah pemikiranku yang lugu dan polos. Semua itu dapat terjawab jika kita memiliki ILMU. Ya, ilmu. Betapa penting ilmu dimasa kini. Ops, salah. Bukan hanya dimasa kini, tetapi kapanpun. Hanya berbeda sedikit disetiap periode.

Ilmu apa disini yang kumaksud? Ilmu umum dan agama. Takkan seimbang jika salah satunya tak dipelajari. Umum tanpa agama? That’s no! Begitu juga sebaliknya. Semua perkara kehidupan dapat kamu ketahui dalam kehidupan agama, begitu juga dalam ilmu umum. Kedua unsur tersebut memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Hanya saja, dizaman yang serba modern ini banyak seseorang yang telah mengabaikan ilmu agama. Mereka pincang. Pintar cerdas, tetapi membaca Al-Qur’an saja tidak bisa.

Belakangan ini, aku mendapat pelajaran dari beberapa guru agamaku mengenai Hari Kiamat. Merinding kami dibuatnya karena cerita-cerita alam ghaib sana. Sekecil hukuman dineraka ialah saat kakimu menginjak api dan otakmu mendidih! Bayangkan! Kejahatan sebesar biji zarrah pun akan diperlihatkan balasannya, begitu juga kebaikan. Saat hari kiamat terjadi gunung berhamburan dan digambarkan seperti bulu yang berterbangan, manusia panik dan saling bertabrakan digambarkan seperti laron yang berterbangan. Ya Rabb, apakah itu semua? Sungguh menyeramkan.

Mereka yang beramal baik tak perlu khawatir atas semua ini, mereka sudah dijamin oleh sang Pencipta. Mereka mendapat balasan yang setimpal dengan amal perbuatannya selama ini. Meraka akan mendapatkan tempat indah yang beribu bahkan juta atau milyaran kali lipat dibandingkan kenikmatan dunia. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka yang semasa hidupnya berbuat kebaikan. Mereka yang semasa hidupnya menjaga lisannya, auratnya. Mereka yang wajahnya bersinar. Mereka yang dipanggil terlebih dahulu untuk menerima catatan amal. Mereka yang menerima catatannya dengan tangan kanan. Mereka yang akan bertemu dengan malaikat Ridwan. Mereka, ya mereka adalah sang penghuni surga.

Sedangkan dilain sisi, terdapat sekelompok yang amat sangat bertolak belakang. Mereka mendapat balasan atas segala perbuatannya selama didunia, mereka merasakan panas saat matahari berada 5 cm diatas kepalanya, mereka jatuh saat melewati siratul mustaqim. Mereka yang semasa hidupnya berbuat keji, tak punya hati, tak punya perasaan. Akalnya tidak digunakan, nasehat diabaikan, larangan dilakukan, perintah didiamkan. Mereka yang telanjang saat digiring ke padang Mahsyar. Mereka yang tidak bertemu kembali bersama keluarganya. Mereka yang akan merasakan api yang sangat dahsyat beribu-ribu kali lipat dibanding api dunia. Mereka akan menerima catatan amalnya dengan tangan kiri, atau bahkan dilempar! Mereka akan bertemu dengan musuh yang nyata, syaitan. Mereka akan bertemu malaikat Malik yang kejam. Ya, mereka ialah penghuni neraka.

Jadi, manakah yang kalian pilih? Surga atau Neraka? Mulai sekarang, persiapkanlah bekal kalian untuk tujuan hidup kita didunia ini. Apa yang kalian tanam, itulah yang kalian dapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun