Ketahuan
Namaku Nazira. Biasa dipanggil Zira. Pada hari itu aku sedang duduk dibawah pohon sambil melamun. Saat aku melamun aku melihat anak kecil yang menangis meminta mie kepada ibunya. Dan aku langsung teringat kejadian aku kelas 3 SD.
6 Tahun yang lalu
Ada anak yang ingin membeli mie bersama temannya. Namun temannya heran kenapa setiap hari dia makan mie. Apakah dia tidak kena mara dengan mamanya?.
Tapi temannya tidak mau menanyakan kepada dia. Sepulang sekolah aku meminta kepada mama untuk membuatkan ku mie. Tapi mama terus melarang ku karena nanti kalau papa tahu dia marah.
Setelah aku membujuk agak lama akhirnya mama mau membuatkan ku mie. Tapi aku berjanji hanya satu kali ini saja. Setelah makan mie aku pergi bermain bersama teman-teman.Â
Kami bermain petak umpet, kelereng, dan banyak lagi deh kalau di ceritain. Waktu disekolah aku kepergok sama abang sepupuku. Aku pun tau pada saat itu.
Dia bilang "Abang bilang mama ya" ujarnya."Tidak bang nanti aku kena marah sama mama" ujarku. Setelah itu abang ku pun tersenyum miring dan dia bilang ke mama.
Sesampainya di rumah akupun ditanya makan mie atau tidak aku menjawab tidak. Aku berbohong kepada mama. Padahal mama udah tau aku sering makan mie.
Beberapa hari kemudian mama menanyai uang saku ku apakah sudah habis atau belum. Aku bilang belum padahal sudah habis. Mama menanyai Bali apa saja aku disekolah.
Aku menjawab beli kue ma. Padahal mama melihat aku makan mie. Dan mama juga mendapat laporan dari teman-temanku kalau aku makan mie setiap hari.
"Iya kan kamu makan mie setiap hari disekolah?" tanya mama."Iya ma" jawabku."Lihat lidah kamu pasti putih, bibir kamu pasti sariawan, kamu ngak ingat kalau kamu itu mandel!!" Ucap mama sambil memukulku dengan sapu.Â
Dan aku merasakan kesakitan yang luar biasa sambil menangis. Setelah mama marah besar. Mama pergi ke kamarnya dan aku pergi ke kamarku. Aku menangis tersedu-sedu dikamar sampai aku ketiduran.
Setelah aku bangun dari tidur aku ingin meminta maaf kepada mama."Ma kakak minta maaf kakak ngak ulangin lagi makan mie setiap hari" ucapku. Mama sebenarnya sudah memaafkan aku sebelum aku minta maaf namun ia hanya menunggu anaknya meminta maaf atau tidak.
"Lain kali jangan diulangin ya kalau mau makan mie mama buatin kok" ujar mama."Iya ma" jawabku. Mama pun memelukku dan aku membalas pelukan mama. Dan aku menyesal sampai sekarang karena itu masalah yang tidak bisa aku lupakan dari pikiranku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H