Mohon tunggu...
Nazillaarahma
Nazillaarahma Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa keperawatan

saya mahasiswa keperawatan angkatan 2023 hobby bersantai di kamar, pecinta bunga, langit dan hujan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Fatherless terhadap Perkembangan Psikososial Anak

29 Mei 2024   00:10 Diperbarui: 29 Mei 2024   02:59 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini izinkan saya Nazila Rahmawati, mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, akan memaparkan sedikit informasi tentang "Dampak fatherless terhadap perkembangan psikososial anak Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Akhir-akhir ini sangat gencar kita dengar tentang isu fatherless yang merupakan dampak dari kabar bahwa Indonesia sebagai negara dengan jumlah keluarga fatherless terbanyak di dunia. Dilansir dari data UNICEF pada tahun 2021. Sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia mengalami fatherless. Lantas fatherless sendiri sebenarnya apasih? Dan apakah berdampak bagi perkembangan mental anak?

Fatherless sendiri merupakan sebuah kondisi dimana tidak adanya  peran seorang ayah dalam  pengasuhan  baik  secara  fisik  maupun  secara  psikologis. Saat ini banyak anak yang kekurangan atau bahkan kehilangan sosok seorang ayah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah fatherless. Fatherless dapat didefinisikan sebagai kondisi seorang anak yang mempunyai ayah tetapi ayah tersebut tidak ada atau tidak berperan dengan maksimal pada proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

Tingginya angka fatherless di Indonesia salah satunya di dukung oleh budaya patriarki yang masih kental dan melekat pada masyarakat kita. Dalam Pratik patriarki sosok laki-laki akan mendominai dalam rumah tangga, sehingga laki-laki akan diagungkan dan selalu dilayani dalam segala hal, selain itu budaya patriarki, sehingga tanpa sadar dalam pengasuhan anak ayah sangat minim terlibat dan berkontribusi terhadap pengasuhan dan pengontrolan perkembangan anak. Selain itu, angka perceraikan masih sangat tinggi di Indonesia yang berkontribusi pula menyebabkan kondisi fatherless. Hal ini disebabkan oleh perbedaan lokasi antara ayah dan anak, dimana anak biasanya tinggal bersama ibu sedangkan ayah memiliki kehidupan baru atau dalam beberapa kasus, kematian seorang ayah yang mengakibatkan situasi tanpa ayah. Akibatnya, anak tidak mendapatkan peran pengasuhan secara penuh, menyebabkan kekosongan dalam kehidupannya..

Dampak Fatherless terhadap Perkembangan Anak Fatherless di mana anak tidak memiliki kehadiran ayah dalam kehidupannya, dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan psikologis anak. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi yang pertama yaitu kehilangan model peran laki-laki kehadiran seorang ayah penting dalam memberikan model peran laki-laki yang sehat bagi anak. tanpa kehadiran ini, anak mungkin mengalami kebingungan atau kesulitan dalam memahami peran gender dan bagaimana berinteraksi dengan laki-laki di lingkungannya. yang ke dua kurangnya keseimbangan emosional ayah sering kali memberikan stabilitas emosional dalam keluarga. tanpa kehadirannya, anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka sendiri, serta mungkin mengalami kecenderungan terhadap emosi yang tidak stabil.yang ke tiga kurangnya rasa diri yang kuat ayah sering memberikan dukungan emosional dan menguatkan rasa harga diri anak. tanpa kehadiran ini, anak mungkin mengalami kekurangan dalam percaya diri dan memiliki pandangan diri yang negatif. yang keempat kesulitan membangun hubungan interpersonal interaksi dengan ayah juga membantu anak dalam membangun keterampilan sosial dan hubungan interpersonal yang sehat. tanpa model ini, anak mungkin mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang bermakna dengan orang lain. yang ke lima potensi masalah perilaku anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku, seperti perilaku agresif atau kenakalan remaja. ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan bimbingan dari seorang ayah. yang ke enam rasa kehilangan dan kesedihan kehilangan seorang ayah bisa menyebabkan rasa kehilangan yang mendalam dan kesedihan pada anak. ini dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis mereka secara keseluruhan.dan yang terakhir pertumbuhan identitas yang tidak stabil anak mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk identitas mereka sendiri tanpa kehadiran ayah sebagai figur penting dalam proses ini. namun dampak ini dapat bervariasi tergantung pada situasi individu dan sejumlah faktor lainnya, termasuk dukungan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sosial anak. mendapatkan dukungan tambahan dari figur lain atau sumber-sumber eksternal juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari situasi fatherless.

sumber:

DAMPAK FATHERLESS PADA PROSES PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI PAUD D.I. YOGYAKARTA - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (n.d.). Retrieved May 27, 2024, from https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63739/Nuraisyah, NIM. : 21200012074. (2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun