4.Masalah benih berkualitas
Tanaman jernang termasuk ke dalam salah satu tanaman yang sulit berkecambah dan membutuhkan waktu yang lama. Hamun dengan perlakuan skarifikasi, proses perkecambahan dapat terjadi dengan mudah dan dalam waktu singkat. Masalah ketersediaan benih berkualitas merupakan tantangan dalam membudidayakan rotan jernang.
5.Efektivitas pelarut dalam ekstraksi
Metode ekstraksi yang digunakan dapat mempengaruhi kualitas dari resin buah jernang tersebut. Misalnya penggunaan metode maserasi dengan menggunakan pelarut air yang dapat meningkatkan kualitas resin jernang karena lbih murah dan ramah lingkungan. Namun penggunaan pelarut lain seperti methanol dapat meningkatkan biaya produksinya dan tidak ramah lingkungan.
Resin (getah) jernang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat dalam dunia perdagangan sebagai bahan pewarna diberbagai industry termasuk batik, marmer, keramik, kertas, dan juga obat obatan. Resin jernang (dragon blood) adalah getah termahal didunia yang sangat dicari dan diminati dibidang farmasi, karena kandungan senyawa Dracorhidin didalam resin tersebut sangat dibutuhka dibidang Kesehatan. Dtacohordin nerupakan komponen utama yang terdapat dalam buah jernang dan termasuk dalam kelompok senyawa antosianin alami yang digunakan sebagai bahan farmasi yang efektif karena mempunyai berbagai aktivitas biologis dan farmakologis, seperti antimikroba, antivirus, antitumor, serta aktivitas sitotoksik. Adanya proses pembuatan obat antikanker dari resin jernang yang melibatkan beberapa Langkah ekstraksi dan permurnian untuk mendapatkan senyawa aktif yang berpotensi sebagai agen antineoplastik. Berikut ini adalah tahapan umum pembuatan dalam proses tersebut:
1.Pengumpulan dan persiapan bahan baku
Resin jernang diperoleh dari buah rotan jernang Daemonorops draco. Proses dimulai dengan mengumpulkan buah jernang yang masih segar. Setelah itu, buah-buah tersebut dibersihkan dari kotoran dan bahan lain yang tidak diinginkan.
2.Ekstraksi resin
Ekstraksi resin dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya menggunakan pelarut seperti etil asetat atau methanol. Dalam proses ini, buah jernang direndam dalam pelarut dengan perbandingan tertentu misalnya 1:7 b/v selama beberapa waktu (sekitar 48 jam pada suhu sekitar 29,4C) untuk melarutkan senyawa aktif yang terdapat didalam resin buah jernang. Setelah perendaman, campuran disaring untuk memisahkan residu dari filtrat.
3.Pemurnian dan penguapan
Filtrat yang dihasilkan tersebut akan mengalami proses evaporasi menggunakan alat seperti vacuum rotary evaporator pada suhu yang diatur (misalnya 40C). proses ini memiliki tujuan untuk menghilangkan pelarut dan memperoleh ekstrak dari resin jernang yang lebih pekat. Setelah itu, sisa dari pelarut dapat dihilangkan dengan penyemprotan gas nitrogen selama beberapa mennit untuk memastikan bahwa ekstrak yang dihasilkan bebas dari pelarut tersebut.