Mohon tunggu...
Nazilatur Rokhmah
Nazilatur Rokhmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universita Airlangga Program Studi Statistika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

FOMO di Kalangan Mahasiswa: Dampak Media Sosial dan Solusi Mengatasinya

24 Mei 2024   16:45 Diperbarui: 24 Mei 2024   17:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tgrcampaign.com

FOMO (Fear of Missing Out) adalah fenomena yang semakin marak dan relevan dalam kehidupan mahasiswa di era digital. FOMO dapat didefinisikan sebagai perasaan cemas yang muncul ketika seseorang merasa bahwa ia sedang melewatkan sesuatu yang menarik atau penting yang sedang terjadi di suatu tempat atau dengan seseorang. Dalam konteks mahasiswa, FOMO seringkali berarti merasa cemas jika tidak bisa ikut dalam aktivitas, pesta, atau acara sosial yang sedang tren. FOMO tidak hanya terbatas pada kehidupan sosial secara langsung, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan hobi. Orang yang FOMO akan terus-menerus merasa perlu terlibat dalam segala hal agar tidak kehilangan momen atau peluang penting.

Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 70% dari mahasiswa yang disurvei mengaku mengalami FOMO. Dari jumlah tersebut, 50% merasa bahwa FOMO mempengaruhi konsentrasi mereka dalam belajar, dan 30% merasa bahwa FOMO berdampak pada hubungan sosial mereka.

World Health Organization (WHO) telah melakukan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Menurut laporan WHO, sekitar 40% dari remaja dan dewasa muda mengalami kecemasan terkait media sosial, yang sering kali berhubungan dengan FOMO.

Di kalangan mahasiswa, FOMO dapat memengaruhi kesejahteraan mental, konsentrasi akademis, dan interaksi sosial mereka. Secara umum, mahasiswa yang mengalami FOMO cenderung khawatir bahwa mereka akan tertinggal dengan pencapaian orang lain, baik dalam hal sosial, keuangan, maupun akademis.  FOMO dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa, seperti menghabiskan waktu untuk mengikuti tuntutan sosial yang tidak produktif dan terkadang mengabaikan kepentingan akademis. Hal ini dapat berdampak negatif pada keuangan mahasiswa, membuat mereka menghabiskan uang untuk mengikuti kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti yang paling sering dijumpai adalah membeli terlalu banyak pakaian demi menunjang outfit untuk kuliah agar tidak ketinggalan tren.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya FOMO pada mahasiswa antara lain:

  • Penggunaan Media Sosial: Penggunaan media sosial seperti Instagram atau Tiktok dapat mempengaruhi terjadinya FOMO pada mahasiswa. Mahasiswa seringkali merasa ketinggalan ketika melihat rekannya mengikuti kegiatan atau informasi yang populer di internet.
  • Kebutuhan untuk Selalu Berprestasi: Mahasiswa seringkali memiliki kebutuhan untuk selalu berprestasi dan tidak mau kalah dari temannya. Hal ini dapat memicu FOMO karena mereka ingin selalu menjadi sorotan dan mendapatkan validasi dari lingkungan sekitar.
  • Kebutuhan untuk Mengikuti Tren: Rasa takut akan ketinggalan tren yang sedang berjalan dapat memicu FOMO pada mahasiswa. Mereka ingin selalu berada di tengah-tengah kegiatan yang populer dan tidak mau ketinggalan sehingga mereka tetap eksis dalam pergaulan.
  • Tuntutan Lingkungan Sekitar: Tuntutan lingkungan sekitar yang disebabkan informasi dunia maya membuat mahasiswa selalu mencoba mengikuti standar hidup orang lain. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan psikologis mahasiswa.

Dari faktor-faktor di atas, FOMO (Fear of Missing Out) memiliki beberapa dampak negatif pada kualitas kehidupan mahasiswa, antara lain:

  • Kecemasan dan Stres: FOMO dapat menyebabkan individu merasa kecemasan dan stres karena khawatir melewatkan pengalaman sosial atau kehidupan yang dinikmati orang lain.
  • Perasaan Tidak Puas: FOMO dapat membuat individu merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan berkeinginan untuk selalu memiliki lebih banyak.
  • Kehilangan Kepuasan dalam Hidup: FOMO dapat mengganggu kepuasan dalam hidup mahasiswa karena mereka terus-menerus membandingkan hidup mereka dengan orang lain dan merasa tidak memenuhi standar hidup yang ditampilkan di media sosial.
  • Mengganggu Kesehatan Fisik dan Mental: FOMO dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mahasiswa karena mereka terus-menerus membandingkan fisik dankeadaan mereka dengan orang lain.
  • Mengganggu Kualitas Pendidikan dan Hubungan Sosial: FOMO dapat mengganggu kualitas pendidikan karena mahasiswa terlalu fokus untuk mengikuti tren sehingga cenderung mengabaikan akademis mereka. Kualitas hubungan sosial mahasiswa juga terganggu karena mereka merasakan keterasingan dalam lingkup pergaulan mereka.
  • Mengganggu Kualitas Keuangan: FOMO dapat mengganggu kualitas keuangan mahasiswa karena mereka terus-menerus membeli barang-barang yang tidak diperlukan untuk menunjukkan status sosial, yang dapat mengurangi keuangan dan meningkatkan stres.

Berdasarkan penjelasan mengenai dampak negatif dari perilaku FOMO, berikut ini alternatif aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi FOMO (Fear of Missing Out):

  • Fokus terhadap dunia nyata: Mereka dapat lebih fokus pada kegiatan perkuliahan, seperti mengikuti kuliah, melakukan tugas, dan mengembangkan kemampuan akademis. Hal ini dapat membantu mengurangi perasaan iri dan cemas yang timbul dari penggunaan media sosial.
  • Membatasi penggunaan gadget dan sosial media: Mereka dapat mengurangi penggunaan gadget dan sosial media yang berlebihan, hanya menggunakan untuk kebutuhan yang sebenarnya dan tidak terlalu lama.
  • Perbanyak bersyukur: Mereka dapat menumbuhkan rasa syukur dalam diri dengan menghitung nikmat yang mereka dapatkan selama ini atau membandingkan apa yang mereka miliki dengan orang-orang yang berada di bawah mereka. Hal ini dapat membantu menghargai apa yang mereka punya dan berfokus pada target yang mereka inginkan.
  • Mengembangkan kemampuan akademis: Mereka dapat mengembangkan kemampuan akademis dengan mengikuti kuliah, melakukan tugas, dan mengembangkan kemampuan lain yang relevan dengan bidang studi mereka. Hal ini dapat membantu mengurangi perasaan iri dan cemas yang timbul dari penggunaan media sosial.
  • Mengembangkan kemampuan sosial: Mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dengan mengikuti kegiatan organisasi, mengembangkan komunikasi, dan mengembangkan kemampuan lain yang relevan dengan bidang studi mereka.
  • Mengembangkan kemampuan keuangan: Mereka dapat mengembangkan kemampuan keuangan dengan mengatur keuangan, mengembangkan kemampuan lain yang relevan dengan bidang studi mereka. Hal ini dapat membantu mengurangi perasaan iri dan cemas yang timbul dari penggunaan media sosial.
  • Mengembangkan kemampuan mental: Mereka dapat mengembangkan kemampuan mental dengan mengembangkan kemampuan lain yang relevan dengan bidang studi mereka. Hal ini dapat membantu mengurangi perasaan iri dan cemas yang timbul dari penggunaan media sosial.

FOMO adalah fenomena yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental, produktivitas akademik, dan kehidupan sosial mahasiswa. FOMO dapat berdampak negatif pada hubungan sosial mahasiswa dengan menyebabkan perasaan keterasingan, komparasi sosial yang berlebihan, stres, dan penurunan kualitas interaksi. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan kesadaran diri dan kemampuan mengelola penggunaan media sosial secara sehat. Dengan mengembangkan strategi mengatasi FOMO, mahasiswa dapat mengurangi dampak negatifnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting untuk memahami FOMO dan mengembangkan cara-cara mengatasi FOMO yang efektif.

Citations:

[1] https://unair.ac.id/post_fetcher/sekolah-ilmu-kesehatan-ilmu-alam-fomo-di-kalangan-mahasiswa-kebutuhan-atau-hanya-sekedar-ikut-ikutan/

[2] https://kopma.ugm.ac.id/2023/06/30/4-tips-mengatasi-fomo-di-kalangan-mahasiswa/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun