Ani dan Nana yang melihat itu, segera mengikuti rombongan jama'ah. Tidak sabar untuk mendengar warga yang kebingungan dan ketakutan.Â
"Loh? Kok pindah sih? Ke kuburan juga". Tanya Pak Hidayah kebingungan. Dan segera mengangkat kotak infaq tersebut menuju masjid kembali.
Masyarakat yang menyaksikan itu menjadi panik. Beragam kalimat yang keluar dari mulut bapak bapak itu. Ani dan Nana kembali sembari menahan senyum jahilnya dan menuju taman.Â
Dan siapa duga? Saat kejadian tadj ada seorang anak kecil yang melihat kejadian tersebut. Ilyas. Itu namanya.
Saat Ilyas kembali dari kamar kecil, ia melihat dua gadis remaja mengangkat kotak infaq tersebut.
Ilyas pun mengikuti Ani dan Nana ke taman. Meskipun ia masih kecil, ia cukup paham bahwa tidak boleh menjadi orang jahil.Â
"Kak, hmm masalah kotak infaq tadi ulah kakak ya?". Tanya Ilyas lembut.
"Iya"
"Ngga"
Ani dan Nana menjawab dengan serentak namun jawabannya tidak serasi. Nana keceplosan meng"iya"kan pertanyaan dari Ilyas.Â
"Kata ayah, ngga boleh jadi jahil kak, apalagi sampai buat resah orang orang". Ilyas berkata dengan lembut namun cukul menusuk bagi Ani dan Nana.Â