Mohon tunggu...
nazhira khairunnisa
nazhira khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya adalah seorang mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Universitas Negeri Semarang tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Produk Ekonomi Kreatif, KKN Unnes Bangkleyan Adakan Workshop Ecoprinting

15 Desember 2022   10:04 Diperbarui: 15 Desember 2022   10:10 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tim KKN Desa Bangkleyan bersama ibu-ibu kader posyandu [Dok. KKN Bangkleyan]

Senin (28/11), Mahasiswa KKN GIAT 3 Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengadakan Workshop Ecoprinting bersama ibu-ibu kader posyandu Desa Bangkleyan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan warga Desa Bangkleyan serta upaya peningkatan produk ekonomi kreatif.

Workshop dimulai pukul 09.30 WIB bertempat di kediaman Mulyono, Kepala Desa Bangkleyan. Kegiatan diikuti oleh 26 kader posyandu. Sebelumnya, ibu-ibu kader posyandu diminta oleh tim KKN membawa daun jambu dari rumah sebagai bahan untuk membuat ecoprinting.

Ecoprint sendiri ialah teknik memunculkan motif dan warna pada kain, kertas maupun kulit melalui daun, bunga, batang, buah, dan biji tumbuh-tumbuhan. Ecoprint dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu steaming, boiling, dan pounding. Pelatihan menggunakan teknik steaming. 

"Teknik ini dipilih karena lebih sederhana. Selain itu, hasil ecoprint akan lebih awet jika dibandingkan dengan teknik yang lain. Daun jati dan jambu pun akan lebih cocok menggunakan steaming karena serat dari batang daun akan terlihat lebih jelas," ujar Dianta Salsa, penanggung jawab program kerja pelatihan ecoprintig.

Foto proses pembuatan ecoprint [Dok. KKN Bangkleyan]
Foto proses pembuatan ecoprint [Dok. KKN Bangkleyan]

Pelatihan diawali dengan pembagian kain dan totebag polos kepada setiap kelompok kader posyandu yang sebelumnya telah dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok mendapat satu kain dan satu totebag polos. Kemudian daun jambu yang telah disediakan disusun di atas kain dan totebag sesuai dengan kreativitas. Sebelumnya kain dan totebag sudah terlebih dahulu dicuci dengan tro.

Setelah daun disusun kain dilapisi dengan plastik kemudian digulung menggunakan bambu. Kemudian, direkatkan dengan plester rapat hingga kain tertutup rapat. Langkah selanjutnya, kain dikukus selama kurang lebih 3 jam. Setelah masak, kain dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar siap digunakan. 

Foto proses pembuatan ecoprint [Dok. KKN Bangkleyan]
Foto proses pembuatan ecoprint [Dok. KKN Bangkleyan]

Kader posyandu mengaku merasa senang dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini. "Asik ya buatnya, kayak mainan pakai daun terus digulung-gulung. Nanti jika saya senggang akan mencobanya sendiri," ujar Umi, kader posyandu. 

Dengan terlaksananya pelatihan ini diharapkan para warga dapat menjadikan ecoprint ini sebagai produk ekonomi kreatif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun