Mohon tunggu...
Nazhiifa Hanun
Nazhiifa Hanun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemicu Anak Tantrum

19 Juli 2024   08:47 Diperbarui: 19 Juli 2024   08:54 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mengatasi anak yang sedang tantrum? Caranya bisa dimulai dari mengatasi perilaku agresif anak. Jika anak tantrum dan sudah menunjukkan perilaku seperti memukul, membanting atau melempar barang, hingga menendang sesuatu hal yang harus dilakukan adalah memberitahukan anak dengan cara lembut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang merupakan tindakan yang tidak baik. Mengabaikan sikap tantrum berlebihan anak adalah hal kedua yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang sedang tantrum. Dengan mengabaikannya untuk berhenti memberi perhatian kepadanya agar anak tidak semakin menunjukkan kemarahannya. Namun, Tindakan mengabaikan ini sebaiknya hanya dilakukan selama anak tidak berada dalam situasi yang membahayakan dirinya. Maka dari itu, wajib pastikan anak aman saat didiamkan dan ditinggalkan sejenak dan datangi kembali beberapa waktu kemudian. Ini akan membuat anak lebih tenang, mengerti situasi, dan kondisi lingkungan.

 Memberi ruang pada anak juga penting dilakukan saat mendapati anak sedang tantrum. Sebagai orang tua kita bisa memberi ruang pada anak dan memberikan kesempatan anak untuk meluap kan emosinya tetapi tetap dalam pantauan orang tua. Biarkan anak bebas mengekspresikan emosinya tanpa mengganggu orang lain atau merusak yang ada di sekitarnya. Cara selanjutnya untuk mengatasi anak yang sedang tantrum adalah dengan menunjukkan rasa empati, bukan malah memukul, membentak, atau mencubitnya. Hal ini justru akan membuat anak lebih memberontak. Orang tua bisa bisikan kata yang menenangkan dam bentuk suasana yang positif agar anak merasa ada yang memperhatikan. Dengan memahami perasaan anak, orang tua bisa mengerti apa yang sedang dibutuhkan dan atau diinginkan oleh anak.

Mendapati anak yang sedang tantrum tentunya membuat panik dan bingung bagi orang tua. Namun, menghadapi anak yang sedang tantrum harus dengan cara yang tepat, salah satunya sabar dan tenang. Lebih baik orang tua menjauh sebentar, kemudian tarik nafas sedalam-dalam untuk bersiap menghadapi anak dengan keadaan tenang. Perilaku agresif anak biasanya muncul saat keinginan tidak terpenuhi. Untuk mengatasi hal ini orang tua dapat bersikap tegas dan konsisten sehingga anak paham apa yang dilakukan tidak baik. Sebisa mungkin tidak menuruti semua dari apa yang diinginkan anak. Saring apa yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan anak. Hal ini yang paling penting, menghadapi anak tidak boleh dengan membentaknya atau menyikapinya dengan nada marah. Usahakan jangan terpancing emosi sehingga ikut emosional. Hal ini justru akan memperparah kondisi dan anak akan semakin agresif.

Tantrum memang merupakan salah satu proses tumbuh kembang anak yang sebenarnya tidak berbahaya atau wajar jika terjadi. Namun sebagai orang tua wajib waspada jika intensitas reaksi tantrum anak tak juga turun. Saat anak sudah kerap menyakiti diri sendiri atau orang lain dan sulit diajak kerja sama atau keras kepala sebaiknya orang tua harus menyikapinya dengan bijak dan tidak mudah menyerah untuk menghindari anak tantrum. Tantrum yang berlebihan memang mengakibatkan hubungan yang tidak baik antar orang tua dengan anak. Namun, sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan, tantrum tak seharusnya mengganggu hubungan keluarga. Jika hal ini sampai terjadi, orang tua bisa segera menghubungi dokter atau tenaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun