Masyarakat ideal adalah impian setiap orang yang berkembang dalam benak setiap individual. Masyarakat tersebut menginginkan konsep kehidupan yang madani dan berkembang secara alamiah tanpa ada tekanan. Setiap negara tentu menginginkan negaranya memiliki masyarakat yang ideal.Â
Dengan tercapainya konsep masyarakat madani dalam suatu negara tentunya akan membuat negara tersebut hidup dalam ketenteraman dan kesejahteraan. Terlebih saat ini kita berada di era digital di mana semua pekerjaan menjadi lebih mudah berkat kemajuan teknologi. Masyarakat harus meningkatkan kemampuan serta keterampilan digital mereka untuk dapat berpartisipasi di era modern ini. Kemampuan literasi digital yang baik dan dapat digunakan secara efektif akan mewujudkan konsep kehidupan yang madani. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah sudah tercipta masyarakat yang ideal di era digital ini khususnya di Indonesia?
Sekarang ini kita sudah bukan lagi hidup di masa transisi menuju transformasi digital, melainkan kita sudah hidup di era digital di mana semua hal yang kita lakukan sehari-hari sudah dimediasi oleh berbagai peralatan digital. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya teknologi.Â
Di era ini lah masyarakat dituntut untuk memiliki kemampuan literasi digital yang mumpuni dan dapat diterapkan secara efektif di kehidupan sehari-hari. Dikutip dari laman literasi digital id, literasi digital merupakan suatu kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang bisa diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial. Kemampuan inilah yang kemudian akan membentuk kelompok masyarakat ideal di era digital ini. Kemampuan literasi digital tidak hanya diukur dari kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital, melainkan mencakup aspek digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture.
Dalam membentuk masyarakat yang ideal di era digital, kemampuan literasi menjadi sebuah keharusan, terlebih dalam bidang komunikasi dan informasi. Literasi digital dan bidang komunikasi sangat erat kaitannya karena literasi digital menyangkut sistem penyebaran informasi melalui platform digital. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center pada 2021, indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49. Angka tersebut menempatkan Indonesia dalam kategori sedang, dengan skor indeks 0 sampai 5. Berdasarkan data tersebut, dapat diartikan bahwa kemampuan literasi digital di Indonesia sudah cukup bagus namun masih harus ditingkatkan lagi.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital. Pertama yaitu ketika dihadapkan dengan begitu banyak informasi dalam berbagai format, mengembangkan kemampuan berpikir kritis sangatlah penting. Mencari, memilah, menilai, menggunakan, dan menghasilkan pengetahuan menuntut kita untuk berpikir kritis. Komponen penting lain dari literasi digital adalah komunikasi. Sama pentingnya untuk dapat berkomunikasi dengan baik, mengajukan pertanyaan terkait, menjaga rasa hormat, dan membangun kepercayaan saat berbicara dalam lingkup digital.Â
Kemudian hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan literasi digital adalah keterampilan praktis. Untuk mengakses, mengelola, mengubah, dan menghasilkan informasi dengan cara yang etis serta berkelanjutan, kita juga memerlukan keterampilan praktis. Apalagi seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, akan ada aplikasi baru yang selalu mengalami peningkatan. Maka, pembelajaran terkait dunia digital pun juga harus terus berlangsung. Literasi digital juga sangat penting dalam dunia kerja. Kita harus terlibat dengan orang-orang dalam ruang lingkup digital di tempat kerja, menggunakan informasi dengan tepat, dan berkolaborasi untuk menghasilkan konsep-konsep baru yang kreatif dan inovatif. Yang paling penting adalah menjaga identitas dan kesejahteraan digital kita karena lanskap digital berubah dengan cepat.
Kemunculan teknologi digital tentunya membawa banyak perubahan baru dalam hidup manusia. Salah satu dampak dari kemajuan teknologi ini adalah terciptanya media baru yang kemudian dikenal dengan media sosial. Media sosial merupakan media berbasis digital yang dapat menghubungkan penggunanya dengan pengguna lain untuk saling berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu. Kaplan & Haenlein (Dalam Anwar, 2017) mendefinisikan media sosial sebagai sekelompok aplikasi berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi informasi.Â
Aplikasi ini dibangun di atas filosofi dan teknologi Web 2.0. Media sosial merupakan salah satu media yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia pada saat ini. Menurut data Hootsuite, per Februari 2022, dari total populasi di dunia sebanyak 7.91 miliar orang, 4.62 miliar orang diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial. Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang.
Kehadiran media sosial awalnya digunakan sebagai ruang berekspresi individu. Mereka dapat dengan bebas mengunggah apa saja yang mereka inginkan karena media sosial bersifat personal. Namun seiring berjalannya waktu, media sosial memiliki fungsi lain, yaitu menjadi tempat bertukar informasi bagi para penggunanya.Â
Masyarakat kini dapat dengan cepat dan mudah menyebarkan serta menerima informasi melalui media sosial. Terlebih dengan karakteristik media sosial yang bebas dan personal, serta tidak memiliki gatekeeper seperti media massa, artinya siapapun bisa mengunggah informasi apa saja, kapan saja, dan di mana saja secara cepat. Hal ini menjadi salah satu kelebihan media sosial. Jika dibandingkan dengan proses penyebaran informasi di media massa, media sosial jauh lebih cepat karena setiap pengguna bisa langsung mengunggah informasi yang didapatkan tanpa melalui proses verifikasi yang panjang.
Namun hal ini juga yang menjadi kelemahan media sosial. Tidak adanya proses verifikasi kebenaran data di media sosial membuat semua informasi, baik informasi yang benar ataupun salah dapat tersebar ke semua pengguna media sosial. Hal ini yang kemudian menimbulkan banyak berita hoaks tersebar karena ketidakmampuan pengguna media sosial dalam memilah dan memilih informasi yang diterima.Â
Maraknya berita bohong atau hoaks dapat membawa kita masuk ke dalam era post truth di mana masyarakat di era ini akan rentan terpengaruh oleh informasi yang diciptakan dengan maksud memanipulasi dan mempengaruhi emosi penonton serta menggiring sebuah kebenaran dalam menyampaikan informasi dan gagasan (Adzfar & Chair, 2021). Ball (dalam Adzfar & Chair, 2021) menjelaskan bahwa meskipun pada hakikatnya tidak mencerminkan kebenaran yang sebenarnya, kondisi post truth memiliki kecenderungan untuk mengarahkan kebenaran pada preferensi kelompok masyarakat tertentu sehingga kebenaran informasi yang ada ditentang oleh kelompok masyarakat tersebut.
Disinilah kemampuan literasi digital diperlukan karena literasi digital bukan hanya tentang menguasai suatu teknologi digital tetapi mampu untuk memahami dan mengevaluasi informasi yang diterima. Dengan mengenal tanda-tanda berita hoaks, proses verifikasi informasi, dan menindaklanjuti informasi yang mungkin tergolong hoaks, literasi digital dapat menjadi strategi yang efektif untuk menghadapi informasi bohong di era post truth.
Kemampuan literasi digital sangat dibutuhkan di era modern ini, di mana hampir semua hal sudah dimediasi oleh teknologi. Demi mewujudkan konsep masyarakat yang ideal di era digital ini, kita harus terus meningkatkan kemampuan literasi digital kita. Jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan belajar untuk memilah dan memilih informasi yang akan kita konsumsi. Dengan memiliki kemampuan literasi digital yang baik, kita akan lebih mudah bersaing di era digital ini dan tentunya dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H